Friday, November 29, 2013

Majelis Muhammad Natsir 2



Kita dan Semangat perjuangan kita
Malam ini sangat berbeda dari biasanya, meskipun kelelahan sudah bertumpuk dipundak dari siang tadi. Namun, ada sesuatu yang ditunggu di malam ini. Semua lelah seolah terhentikan merayat di tubuh ini. Malam ini, secara langsung akan ada pidato dari Negarawan Muslim, Muhammad Natsir. Beliau akan memaparkan penjelasan tentang orientasi perjungan bangsa ini yang sudah mulai tidak kehilangan haluan. Semua orang pasti juga menantikan, bagaimana penjelasan dari ulama negeri ini. Tentang hakikat perjuangan bangsa ke depannya.
Semenjak terjadinya proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 lalu, perjuangan bangsa ini belum pada titik terakhirnya. Sebab, setelah itu, perjuangan bangsa ini tidak hanya di medan pertempuran saja. Namun, juga masuk pada perjuangan politik pemerintahan. Semua pertempuran itu silih berganti terjadi. Perang secara langsung pada front terdepan ataupun perjuangan dengan perang secara bergerilya. Semua dilakukan oleh rakyat Indonesia hanya untuk satu kata “MERDEKA”. Meskipun pasang surut perjuangan tidaklah dapat dihindari. Menang, kalah. Menyenangkan ataupun memilukan.
“sudahkah tercapai oleh kita satu Negera yang merdeka dan berdaulat, Negara kesatuan Republik Indonesia, berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa, peri kemanusiaan, kebangsaan, kerakyatan dan keadilan social untuk mewujudkan kebahagiaan, kesejahteraan, perdamaian kemerdekaan dalam masyarakat dan Negara Hukum Indonesia merdeka yang berdaulat sempurna ?, sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang Dasar 1945. Sejenak ruangan hening, suara menggelora dari radio menjadi tenang.
“sudahkah tercapai pula oleh Negara kita kedudukan yang patut dan sapantasnya sebagai Negara yang berdaulat  dalam berhubungan dan pergaulan dengan bangsa-bangsa lain berdasarkan saling mengerti dan saling menghargai ?”. suara itu meninggi lagi, menggambarkan emosi sang orator.
“maka, untuk itu saudara-saudara. Bahwa sesunguhnya perjuangan kita yang bersifat total  itu adalah bahwa setelah pertikaian dengan dengan pihak lawan selesai, setelah kemerdekaan dan kedaulatan kita raih,. Masih banyak pemuda-pemuda yang tidak turut serta dalam mempertahankan kedaulatan dan hanya ongkang-ongkang kaki”.
Memang seperti itulah yang terjadi, justru setelah kemerdekaan di proklamirkan kepada seluruh penjuru negeri. Semua rakyat merasa bahwa perjuangan telah mencapai titik terakhir. Mereka tidak lagi terlibat dalam perjuangan mempertahankan kedaulatan dan tidak pula ikut serta dalam pekerjaan-pekerjaan produktif untuk membangun bangsa ini.
Banyak alas an mengapa mereka akhirnya tidak lagi mau bergabung, turun angan langsung dalam proses membangun negeri ini;
1.       Ada dari mereka yang belum puas dengan hasil perjuangan sekarang
2.       Ada juga diantara mereka yang akhirnya tidak lagi turun karena dahulu bernah berselisih antar sesama
3.       Ada yang memisahkan diri dari masyarakat karena adanya malah menjadikan kekacauan di masyarakat.
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya perjuangan bangsa kita naik pada satu tingkat, setelah kemerdekaan  berada dalam genggaman kita. Kita tidak lagi akan berjuangan memanggul senjata menyisir gunung-gunung, kita tidak akan lagi langsung berada dalam font peperangan. Tingkatan perjuangan bangsa ini tidak lagi menghendaki putera terbaiknya harus meregang nyawa di medan laga. Perjugnan bangsa kita tidak lagi  menghendaki perjuangan dengan meninggalkan keluarga dan masyarakat pada umumnya.
sehingga sudah satnya kita mengalihkan seluruh usaha kita, kalau dulu kita di medan laga. mari kita sekarang berjuangan ke medan jiwa, membangun bangsa.
Mari ber-sama bersanding-bahu,  dengan tenaga tersusun menulis halaman baharu dalam riwajat Nusa dan Bangsa menudju kepada kebahagiaan lahir batin bagi segenap warga, sjrta diliputi keredaan Ilahi, Tuhan Jang Maha Esa. Buat jang demikian djalan telah terbuka. Pakailah kesempatan jang terbuka sekarang ini dengan tjara jang segera akan dimaklumkan. Demikianlah seman saja terhadap dua golongan jang saja sebut-kan tadi

Capita selecta jilid 2

0 comments:

Post a Comment