Monday, November 11, 2013

[seri] Sisi Lain dunia diluar kita 6

[seri] Sisi Lain dunia diluar kita 6
Kisah#6 “Masih tentang menjaga kemuliaan diri”

Perjalanan pulang kampung kali ini berbeda, tak ada lagi berdesakan. Karena kereta api sangatlah longgar. Dalam perjalanan ini,  memberi catatan tersendiri bagi pengalaman jiwa. Banyak hikmah yang dapat didapat dari sekitar, yang mungkin orang lain akan menganggap hal itu adalah biasa. Tapi bagi saya sangatlah bermakna, memberikan pelajaran yang tidak akan pernah kita dapat dari seorang guru yang hanya berdiri di depan kelas. Karena ini tentang pelajaran hidup. Tidak ada dalam teks book.
“brukk… haaahh…”, sesosok tubuh itu langsung bersandar pada kursi penumpang yang memang kosong dari tadi. Tepat di depan saya, matanya terpejam sesaat dan tangannya meletakkan barang yang dari tadi dibawanya dari gerbong ke gerbong. Kotak ukuran sekitar 30 cm x 20 cm itu ternyata berisikan nrokok dan tisu.
Sesekali saya mencuri pandang saat mata kakek itu masih terpejam, lipatan, kerutan kulit wajahnya menunjukan perjuangan keras seorang kakek untuk menghidupi keluarganya. sangat terasa keletihannya, hingga beberapa waktu dalam masa peristirahatanya, beliau tertidur sesaat.
Kakek itu, setiap harinya berjualan rokok eceran dan tisu di dalam gerbong kereta. Setiap sore lebih tepatnya, kereta terakhir  Surabaya – blitar. Meskipun sekarang kereta telah ber-AC, tidak mengurangi usahanya untuk tetap berjualan. Dan kalian tahu berapa harganya ? tidak berubah menjadi dua kali lipat dari harga semula seperti halnya air mineral. Berapakah keuntungannya ?
Perjuangan kakek itu adalah sebagian kecil dari sekian banyak potret orang-orang yang masih menjaga kemulian diri dengan berusa tidak menjadi peminta-minta. Aneh kalau sekarang orang menjadikan pengemis adalah profesi. Sungguh jauh dari kemulian diri.

Maka jadilah muslim yang kaya, genggam kekayaan itu dan jangan pernah kau bawa ke dalam singgasana hati mu. Banyak sisi dari kehidupan ini yang tidak dapat hanya diselesaikan dengan kata-kata. Jadilah muslim yang  kaya

Related Posts:

  • Di Bawah bayang Ksatria "Dibawah bayang-bayang ksatria", begitu kiranya sebuah refleksi hari ini. Sebuah istilah yang saya hutang dari kenduri cinta, majelis ilmu Cak nun. Kita harus banyak belajar tentang menyikapi romantisme sejarah, timangan ke… Read More
  • Juragan Do'a Perjalanan hari ini cukup memberikan pelajaran lebih, menggali makna setiap langkah petualangan. memulung hikmah memungut kata hingga terangkai indah yang membekas bagi mereka yang merasakan. Hari ini saya ditunjukan sebu… Read More
  • Rumah sandiwara Spertinya aku kenal rumah itu, sebuah rumah yang sudah tak asing lagi bagi ingatan ku. Sebab aku pernah menjadi bagian dari orang-orang yang sekedar berteduh di bawah atapnya. Menikmati secangkir teh hangat dan sedikit… Read More
  • Tangan Langit Sesekali ingin rasanya kembali merasakan jalan-jalan menyusuri sungai, mendaki bukit, serta mengelilingi taman dan duduk di bangku putih dekat danau yang penuh bunga. Oh ya, ini sedang musim berbunga. Dan yang paling ku i… Read More
  • Pesan Buya Hamka Jangan takut jatuh, karena yang tidak pernah memanjatlah yang tidak pernah jatuh. Jangan takut gagal, karena yang tidak pernah gagal hanyalah orang-orang yang tidak pernah melangkah. Jangan takut salah, karena dengan kesala… Read More
  • Monolog Senja Diujung lembayung yang bermahkota jingga Ku tatap megahnya langit yang tak bersuara Hening diantara ribuan kata Diantara barisan bangku kusam selasar lautan ilmu menelusuri petilasan jejak jejak bisu Dan ku pun membi… Read More
  • Candu 4.5 inchi Pada suatu hari, ada rombongan keluarga yang masuk ke sebuah rumah makan yang cukup terkenal sebagai rumah makan keluarga. Tempat yang nyaman untuk menghabiskan waktu ngobrol santai bersama anak, bercanda dan melepas tawa. … Read More
  • Menegakkan tembok miring Sejenak ingatkan ku melayang pada tema yang pernah diangkat pada kajian "Kenduri Cinta" yang diasuh Cak Nun. pada saat itu, temanya adalah "menegakan pagar miring".  memang judul tulisan ini terispirasi dari situ, deng… Read More
  • Nasihat mu “Sesungguhnya, nasihat yang kau sampaikan itu bukan Untuk yang berada di sebrang Sana. Perkataan nasihat itu, sejatinya untuk telinga yang dekat dengan mulut. Goresan pena itu Untuk mata yang pertama Kali membaca.Sehingga, s… Read More
  • (Bukan) diantara shofa dan marwa Hari ini kita mengenal Sa’i, lari lari kecil dari bukit shofa ke bukit marwa. Pelajaran berharga Untuk kita Hari ini, hingga lari-lari Itu bagian Dari ibadah haji. Adalah ibunda hajar, perempuan tegar teladan sepanjang z… Read More

0 comments:

Post a Comment