Friday, January 6, 2012

Para Pengibar Panji Kejayaan Islam


Mush'ab bin Umair

Panji itu tetap gagah berkibar, tertiup hembusan angin kemuliaan. Panji itu tetap tegak bawah pundak - pundak perkasa. Panji itu membumbung dalam genggaman tangan dan Dada membusung mengusung semangat ke- Illahi-an. Panji itu tetap tegak, meski banyak tetesan darah para Syuhada. panji itu tetap akan berkibar dengan kobaran semangat para penjemput seni kematian terindah. Syuhada di jalan Allah.

Maka, biarkan bukit uhud bercerita, bagaimana para penegak panji itu gugur di medan pertempuran melawan kemusyrikan. Jabal uhud adalah saksi, bagaimana dada membusung para syuhada dengan gemgaman erat memegang panji laillahaillallah mengibar di angkasa. Saatnyalah, uhud akan bercerita bagaimana pengorbanan salah seorang sahabat dari generasi terbaik mempertahankan lambang kemuliaan islam, mempertahankan panji dari musuh - musuh Allah. Maka, uhud akan berkisah tentang mush'ab bin umair. pria tampan, wangi dan rapi jali se kota mekah menghembuskan nafas terakir dalam tikaman pedang.

Mush'ab bin umair, ia terhitung salah seorang as-Sabiqun al-Awwaluun (pionir pemeluk Islam). kala masih jahiliyah, dia adalah pria idaman selluruh wanita mekah, gaya hidupnya yang wah...bagaimana itdak, model pakainnya yang paling bagus pada saat itu, harum minyak wanginya bisa tercium dari jarak yang jauh. kalau ada acara yang dihadiri mush'ab bin umair, dapat dipastikan kalau pasti banyak wanita yang akan juga hadir untuk menarik hati mush'ab bin umair. Kemampuannya berkomunikasi dengan segala orang membuatnya mudah berbaur dan bersahabat dengan banyak orang.  tapi itu dulu, sebelum warna illahi mewarnai hati dan jiwanya.

Namun, ketika islam telah mewarnai pribadinya, maka dia mejnadi orang yang paling diandalkan untuk membantu dakwah nabi.Islam melejitkan potensi dalam diri Mush'ab bin umair sehingga dia dapat dijadikan duta besar islam untuk membuka lahan dakwah di Yastrib ( Madinah ). Keahliannya bertutur kata, penampilan yang tenang dan berwibawa membantunya dalam melakukan ekspansi ke madinah, yang nantinya mereka akan menjadi kaum Anshar yang menolong Nabi dan kaum muhajirin yang terusir dari mekah. Namun tak semudah itu Mush'ab bin Umair mendapatkan hidayah keislaman, perjuangan sangat besar yang harus dihadapkan bahwa dia  tidak akan mendapatkan kemewahan dari harta keluarganya yang memang kaya tujuh turunan. Dia di boikot oleh keluarganya. Tidak sampai itu, ibunya melakukan mogok makan sampai mati jika mush'ab bin umair tidak kembali ke millah nenek moyang dan memeluk islam.  Tapi, dia tetap memilih utnuk emmeluk islam dan mempertahankan Aqidahnya.

Pada saat kaum muslim mekah berhijrah, maka mush'ab telah mengislamkan sebagian penduduk madiah dan mereka siap menerima nabi dan kaum muhajiarin. Namun tahukah, bahwa sebelum itu Mush'ab telah berhijrah dulu menjadi duta besar dan meningglalkan kemewahan di mekah ?. Mush'ab meninggalkan mekan sebagai utusan nabi untuk berdakwah di madinah, sehingga dia harus hidup sederhana, sampai umar menangis ketika melihat kondisi mush'ab yang tidak seperti ketika bertemu di mekah. mush'ab yang sekarang adalah mush'ab yang pakaiannya kusut, tak seberapa wangi.  Namun itulah pengorbanan mush'ab bin umair untuk islam. meninggalkan kemewahan untuk berjihad dijalan allah sampai akhirnya pada perang uhud yang membawanya pada ke-syahid-an.

Perang Uhud menjadi akhir dari kisah Mush'ab bin umair dalam perjuangannya mengibarkan kejayaan islam. Dalam perang Uhud Muah'ab mendapat kepercayaan untuk membawa bendera,  mengibar bendera perlawan terhadap kafir quraisy. Saat semua pasukan tengah terpecah konsentrasinya dan lawan menekan dengan hebat. Namun, dia tetap tenang berdiri gagah tiada takut menghadapi lawan. kaum Muslimin melupakan perintah Nabi, maka ia mengacungkan bendera setinggi-tingginya dan bertakbir sekeras-kerasnya, lalu maju menyerang musuh. Targetnya, untuk menarik perhatian musuh kepadanya dan melupakan Rasulullah SAW. Dengan demikian ia membentuk barisan tentara dengan dirinya sendiri.

Tiba-tiba datang musuh bernama Ibnu Qumaiah dengan menunggang kuda, lalu menebas tangan Mush'ab hingga putus, sementara Mush'ab meneriakkan, "Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul, yang sebelumnya telah didahului oleh beberapa Rasul." Maka Mush'ab memegang bendera dengan tangan kirinya sambil membungkuk melindunginya. Musuh pun menebas tangan kirinya itu hingga putus pula. Mush'ab membungkuk ke arah bendera, lalu dengan kedua pangkal lengan meraihnya ke dada sambil berucap, "Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul, dan sebelumnya telah didahului oleh beberapa Rasul."

Lalu orang berkuda itu menyerangnya ketiga kali dengan tombak, dan menusukkannya hingga tombak itu pun patah. Mush'ab pun gugur, dan bendera jatuh. Ia gugur sebagai bintang dan mahkota para syuhada. Rasulullah bersama para sahabat datang meninjau medan pertempuran untuk menyampaikan perpisahan kepada para syuhada. Ketika sampai di tempat terbaringnya jasad Mush'ab, bercucuranlah dengan deras air matanya. Tak sehelai pun kain untuk menutupi jasadnya selain sehelai burdah. Andai ditaruh di atas kepalanya, terbukalah kedua belah kakinya. Sebaliknya bila ditutupkan di kakinya, terbukalah kepalanya. Maka Rasulullah SAW bersabda, "Tutupkanlah ke bagian kepalanya, dan kakinya tutuplah dengan rumput idzkhir!"