Friday, December 30, 2011

catatan akhir semester (4)



Program linier
Inilah inti dari pembahasan Riset Operasi dan Optimasi, sebuah program linier yang harus diselesaikan. Namun disini kita berbicara tentang bahasan kasus pengalokasian sumber daya yang terbatas, tapi tetap menghasilkan hasil yang maksimum. Pada pengaplikasian dunia bisnis ini sangat dipakai ketika dalam suatu perusahaan harus memaksimalkan sumber daya yang ada, manusia dan bahan baku produk. Disini terdapat kendala bahwa kita harus menambah sumber daya bahan baku atau jumlah SDM yang bekerja agar mendapatkan hasil yang maksimum. Kita dapat melihat hasil dari produksi dengan skenario mingguan,bulanan, semesteran bahkan tahunan.
Dalam memodelkan program linier programing, mencari nilai optimum dari sebuah produksi dapat kita cari dengan formula keuntungan maksimum sama dengan harga jual tiap produk dikalikan dengan variabel keputusan. Dengan memperhatikan pada setiap kendala, maka akan kita dapatkan setiap persamaan pada setiap kendala yang di hadapi. Sehingga diakhir kita dapat mengetahui mana yang menjadi kendala aktif dan mana yang menjadi kendala pasif. Maka tindakan kita setelah mengetahui kendala aktif adalah mengubah agar menjadi lebih maksimum.
Salah satu penyelesaian yang ditawarkan untuk menyelesaikan persamaan linier adalah menggunakan diagram cartesius dan mengambarkan model matematisnya. Dengan kata lain menggunakan corner solution, nilai pojok adalahh nilai maksimun dari sebuah persamaan linier. Selain itu juga dapat menggunakan metode simplex untuk menyelesaikan permasalaan yang lebih kompleks.
Catatan:
Saat kita berdiskusi tentang sebuah gambar model program linier ada bahasan tentang daerah cekung dan daerah cembung. Hingga pada suatu bahasan menyinggung tentang cara pemerintah membangaun jembatan suramadu. Jembatan Suramadu membuat daerah menjadi cekung, sehingga jarak yang jadinya dekat dengan menggunakan kapal penyebrangan feri menjadi jauh karena semua harus melewati jembatan yang telah dibangun.
Juga dengan cara pemerintah menangani masalah kemancetan, yang ada pemerintah adalah menambah ruas jalan dan membuat jalan baru. Padahal yang terjadi adalah dengan semakin banyak jalan malah membuat jumlah kendaraan pribadi semakin banyak. Seharusnya pemerintah memperbaiki jumlah moda angkutan umum, memperbaiki fasilitas kendaraaan massa agar semua berpindah dari menggunakan kendaraan pribadi menuju kendaraan umum. Menggurangi jumlah kendaraan yang lalu lalang di jalan.

Thursday, December 29, 2011

catatan akhir semester ( 3 )



Group Decision Making
Analiytic Hierarchy Proces ( AHP )
“ Bahwa Demokrasi hanya cocok bagi orang – orang yang malas untuk berfikir dan berpendapat “
Seperti yang saya utarakan diawal, bahwa pelajaran ROO ini semakin lama dipelajari semakin menarik untuk diikuti. Hingga pada akhirnya mata kuliah ini membahas tentang pengambilan dalam sebuah kelompok yang menginginkan sebuah tujuan yang majemuk. Lebih komplek dari sebelumnya yang hanya secara individu.
Beberapa catatan menarik, tentang sebuah ilmu manajemen dan pengambilan keputusan dalam kelompok yang cukup adil. Sebuah dinamika organisasi, bagaimana mencapai sebuah tujuan dengan berbagai jalan yang diajukan oleh anggota kelompok. Tentu setiap anggota kelompok memliki kriteria tersendiri dalam usulnya, sehingga disini akan menimbulkan kebingungan bagi ketua sebagai pengambil kebijakan. Tetapi ada cara tersendiri yang ditawarkan dalam mata kuliah ROO. Idenya adalah membuat skala atas kriteria yang diajukan berdasarkan derajat kepentingan untuk mencapai sebuah tujuan awal. Kemudian membandingkan score skala tadi tiap kriterianya . setelah itu membuat perbandingan kriteria  yang ada per individu kelompok.  Dilanjutkan dengan perbandingan global semua kriteria, dan diakhiri dengan perbandingan dari alternatif yang ada yang sesuai kriteria yang bernilai tinggi yang disepakati anggota kelompok. Sebuah ilmu manajemen baru yang nantinya dapat digunakan untuk mengambil keputusan dalam sebuah organisasi dengan mengambil keputusan yang dapat diterima oleh semua pihak.
Namun, paling membekas adalah tentang sebuah pernyataan “ Bahwa Demokrasi hanya cocok bagi orang – orang yang malas untuk berfikir dan berpendapat “. Sebuah penyelesaian dari permasalah kelompok yang komplek yang dapat dinilai dari beberapa kriteria yanga ada bukan ditentukan musyawarah beradu argumen dan mencari titik optimun, malah diselesaikan hanya dengan voting yang mengacungkan satu jari dan menyelesaikan semuanya. “ Jadi suara seorang Profesor dengan segala pertimbangannya memilih sebuah pilihan bernilai sama dengan orang yang tidak berilmu yang asal memilih. Semua sama bernilai satu suara “.  Penjelasan yang logis mengapa negara ini tidak segera berubah.

catatan akhir semester ( 2 )



Pengambilan sebuah keputusan secara seleksi.
Belajar tentang Anatomi sebuah pengambilan keputusan yang sebenarnya sering kita alami, namun tidak sesistematis yang ada. Tidak memodelkan perasalahan, membuat score tiap opsi keputusan, dan bahkan pengambilan keputusan hanya berdasarkan perasaaan. Pokoknya itu yang terbaik. Padahal sebenarnya dalam kehidupan sehari – hari kita dapat memodelkan permasalahan yang ada sehingga menjadi lebih sistematis dengan memodelkan permasalahan secara matematis.
Ada beberapa hal yang dapat digunakan untuk menjadikan sebuah keputusan menjadi sistematis, pertama adalah menentukan variabel keputusan, kedua menentukan variabel konskuensi dan terakhir adalah parameter / konstanta. Dalam menentukan konsekuensi biasanya berdasarkan kriteria keputusan menentukan Optimasi atau feasibility.
Pengambilan keputusan ini dibantu dengan menggunakan sebuah tabel keputusan, dengan memperhatikan setiap kendala dan kriteria dalam sebuah permasalahan. Semua kendala dan kriteria kemudian dinormalisasikan, menguantitatifkan yang kualitatif sehingga semua dapat dihitung dan diberi bobot tiap kriteria tersebut. Setelah semua mendapat score, langkah selanjutnya adalah merangking semua score pada kriteria. Dan nanti akan kita dapatkan sebuah nilai terbesar dari opsi yang ada dan itulah yang optimum dalam permasalahan tersebut.
Catatan
Ada yang menarik dalam diskusi permasalah ini, tentang pengaplikasian atau penerapan dalam kehidupan sehari hari. Terkadang seorang bingung untuk memilih sesuatu ( misal : HP ), kebingungan pertama karena tidak mensistematiskan pemikiran. Tidak adanya pendataan kendala yang dihadapi, tidak menetapkan kriteria yang berdasar skala prioritas. Sehingga yang ada pusing karena hal yang sepele.
Terlontar juga sebuah gagasan, bagaimana kalau cara ini diterapkan untuk dijadikan cara memilih calon istri ?. lucu, tapi menarik juga. Tetapi paling manarik adalah, bagaimana kalau kita membuat sebuah layanan website tempat pemberi layanan untuk membantu seseorang mengambil keputusan untuk membeli sesutau ( rumah, HP, mobil,dll ) dengan metode pengambilan keputusan menggunakan tabel keputusan tadi. Kayaknya bisa juga djadikan bisnis nanti. Bisnis layanan konsultas. Luar biasa.

catatan akhir semester



catatan kecil dari mata kuliah Riset Operasi dan Optimasi
Sebuah pengenalan awal
Pada saat pertama memutuskan mengambil mata kuliah Riset Operasi dan Optimasi yang terbayang dibenak saya mata kuliah tentang program linier seperti saat di SMA mungkin dengan sedikit pengembangan. Selalu mencari titik optimum dari suatu persamaan untuk mencari nilai paling tinggi yang paling menguntungkan.
Namun paradigma awal iniberubah 180 derajat ketika awal perjumpaan kuliah dengan Mata kuliah yang lebih dikenal dengan sebutan ROO. Ternyata banyak yang mampu saya dapat, terkait mata kuliah ROO sendiriatautentanginspirasibaru yang selalu ada dalam setiap pertemuan yang disampaikan oleh Prof. Daniel M. Rosyid  Dan itulah yang selalu saya tunggu – tunggu dalam setiap pertemuannya, sebuah gagasan inspiratif baru yang menginspirasi saya untuk ke depannya, sungguh jauh dari ekspetasi awal saya ketika mengambil mata kuliah ROO.
Ada beberapa materi yang disampaikan, penyelesaian  keputusan menggunakan tabel keputusan, pohon keputusan, group decision making, Program linier, integer program linier, goal programing dan network. Hampir disetiap tema ada inspirasi baru yang saya dapat, sebab ROO sendiri mampu diterapkan diberbagai bidang. Jadi luas sekali kelau berbicara Riset Operasi dan Optimasi.
Diawal perjumpaan setelah sebelumnya memberikan overview tentang ROO, bahwa optimasi adalah sebuah cara memilih yang sedimikian rupa dibentuk sehingga hasilnya optimum (layak dan atau terbaik)  dengan tanpa adanya daftar yang harus dipilih. Sehingga seolah – olah kita sedang berbicara sesuatu yang penuh ketidak jelasan. Ketidak jelasan tersebut mengakibatkan ketidak pastian, relatif pasti atau tidak pasti. Sebuah ketidakpastian dapat kita selesaikan menggunakan statistika (berdasarkan kuantitas), sedangkan ketidakjelasan dapat diselesaikan dengan pendekatan kualitatif. Seperti yang tertulis diatas bahwa dalam memilih keputusan ada beberapa teknik yang dapat kita gunakan, salah satunya adalah penyeleksian karena sudah adanya pilihan – pilihan penyelesaian.
Ada beberapa catatan menarik disini ketika kami berdiskusi tentang pentingnya sebuah ketidakjelasan. Misalnya ketika berbicara tentang tuhan, Allah dalam islam tidak tergambarkan dengan jelas dan tidak boleh digambarkan seperti apapun. “ Ketidakjelasan itu penting “. Itulah mengapa umat islam harus beribadah dengan taat seolah – olah melihat Allah, pun juga mereka diiming –imingi tentang pertemuan dengan tuhanNya kelak disurga. Karena sebuah ketidakjelasan itulah kita mengharapkan bertemu kelak. Kalau sudah tergambarkan penuh kejelasan,mengapa harus dikejar ?. Menarik sekali penjelesan ini, sebuah sudut pandang baru tentang sebuah teologi ketuhanan. “ Ketidakjelasan itu penting “.
Catatan kedua adalah tentang menajemen. Dalam sebuah manajemen biasanya seorang pimpinan selalu mengatakan semua secara abstrak, “ harus yang terbaik”,  “ pokoknya saya tahu jadinya bagus “. Semua yang dikatakan penuh ketidakjelasan yang akhirnya harus dijalankan para bawahan dengan mencoba melakukan pendekatan secara kuantitatif semua perkataan si atasan. Jadi dalam kehidupan inikita harus bisa mengkuantitatifkan yang kualitatif, mengkualitatifkan yang kuantitatif.
 “ Ketidakjelasan itu penting “