Monday, July 3, 2023

Harga Pekerjaan Pemodelan Numerik

Berapa sih sebenarnya harga untuk pemodelan numerik dalam studi atau kajian profesional pada Jasa Konsultasi yang seharusnya? Kenapa hal ini penting dimasukan dengan tepat pada RAB dalam penawaran dalam sebuah Pekerjaan Jasa Konsultasi yang membutuhkan pemodelan numerik sebagai tulang punggung pekerjaannya. Sering kita temui beberapa konsultan tidak memberikan harga yang wajar untuk sebuah pemodelan numerik, menganggap pemodelan numerik sebagai pekerjaan gampang sehingga memberikan harga murah. Nah, sebenarnya berapa sih harga untuk pemodelan numerik yang wajar dalam sebuah Pekerjaan Jasa Konsultasi?

Berikut saya berikan patokan REFERENSI HARGA DALAM PEMODELAN NUMERIK :

Sumber : PP Nomor 6 Tahun 2015

atau, ada lagi referensi harga yang bisa digunakan. Jika pada PP Nomor 6 Tahun 2015 berlaku di BPPT (sebelum dipusatkan jadi BRIN). Tahun 2021 juga ada PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA  NOMOR 202/PMK.02/2021 yang diberlakukan di PUSHIDROS TNI-AL;


Jadi, seperti itulah sebenarnya harga untuk pemodelan numerik wajar yang bisa dimasukan kedalam RAB dalam sebuah Pekerjaan Jasa Konsultasi dengan menitik beratkan pemodelan numerik dalam pekerjaannya.



Tuesday, May 30, 2023

Pemodelan Distribusi Air Bahang Pendingin PLTU

Pemodelan distribusi panas dari pembangkit listrik, berikut adalah proses langkah demi langkah dari survei ke pemodelan:

  1. Survei Pembangkit Listrik: Mulailah dengan melakukan survei pembangkit listrik dan sekitarnya. Kumpulkan informasi tentang tata letak pabrik, peralatan, dan sistem pembangkit panas. Identifikasi komponen utama seperti boiler, turbin, sistem pendingin, dan peralatan perpindahan panas.
  2. Kumpulkan Data yang Relevan: Kumpulkan data yang relevan terkait dengan pembangkitan dan distribusi panas. Ini termasuk informasi tentang sumber panas, profil suhu, laju aliran, sifat termal bahan, dan tata letak sistem perpipaan. Selain itu, kumpulkan data meteorologi, seperti suhu sekitar, kecepatan angin, dan radiasi matahari, yang dapat memengaruhi penyebaran panas.
  3. Pengembangan Model: Pilih pendekatan pemodelan yang tepat berdasarkan kompleksitas dan tujuan penelitian. Metode umum termasuk pemodelan dinamika fluida komputasi (CFD), analisis elemen hingga (FEA), atau model analitik yang disederhanakan. Pilih platform perangkat lunak yang dapat menangani perhitungan dan simulasi yang diperlukan.
  4. Buat Model Geometrik: Bangun model geometris yang mewakili pembangkit listrik dan lingkungan sekitarnya. Ini melibatkan pembuatan representasi 3D dari struktur, peralatan, dan sistem perpipaan pembangkit listrik. Masukkan dimensi, ukuran pipa, dan spesifikasi peralatan yang akurat ke dalam model.
  5. Tentukan Kondisi Batas: Tentukan kondisi batas untuk model, termasuk suhu masuk, laju aliran, kondisi sekitar, dan mekanisme perpindahan panas (seperti konveksi, radiasi, atau konduksi) yang terjadi. Pertimbangkan skenario realistis dan kondisi pengoperasian untuk menangkap representasi distribusi panas yang paling akurat.
  6. Tentukan Properti Material: Tetapkan properti material yang sesuai untuk berbagai komponen dan permukaan dalam model. Ini termasuk konduktivitas termal, kapasitas panas, emisivitas, dan parameter relevan lainnya. Properti material yang akurat sangat penting untuk perhitungan perpindahan panas yang realistis.
  7. Siapkan Simulasi: Konfigurasikan parameter simulasi, seperti langkah waktu, opsi pemecah, dan kriteria konvergensi. Tentukan durasi simulasi berdasarkan periode analisis yang diinginkan, pastikan waktu yang cukup bagi sistem untuk mencapai keadaan tunak atau menangkap perilaku transien jika diperlukan.
  8. Jalankan Simulasi: Jalankan simulasi dan biarkan model menghitung distribusi panas di dalam pembangkit listrik dan sekitarnya. Pantau kemajuan simulasi dan verifikasi konvergensi untuk memastikan hasil yang akurat. Bergantung pada kompleksitas model dan sumber daya komputasi yang tersedia, simulasi dapat memakan waktu yang bervariasi.
  9. Menganalisis dan Menafsirkan Hasil: Setelah simulasi selesai, analisis hasilnya untuk memahami pola distribusi panas di dalam dan di sekitar pembangkit listrik. Evaluasi gradien suhu, hotspot, pembuangan panas, dan area yang menjadi perhatian. Identifikasi area potensial untuk pengoptimalan atau peningkatan dalam sistem distribusi panas.
  10. Validasi dan Iterasi: Validasi hasil pemodelan dengan membandingkannya dengan pengukuran lapangan atau data historis yang tersedia. Jika perbedaan teridentifikasi, lakukan iterasi pada model dengan menyesuaikan parameter, menyempurnakan geometri, atau memasukkan data tambahan hingga hasilnya selaras dengan perilaku yang diamati.
  11. Komunikasikan Temuan: Sajikan temuan pemodelan dengan cara yang jelas dan ringkas kepada pemangku kepentingan, seperti operator pabrik, insinyur, dan manajemen. Gunakan visualisasi, laporan, dan presentasi untuk mengomunikasikan pola distribusi panas secara efektif, area potensial untuk peningkatan, dan rekomendasi apa pun untuk mengoptimalkan sistem.

Ingatlah bahwa pemodelan distribusi panas adalah proses yang kompleks, dan mungkin memerlukan keahlian dalam teknik termal, dinamika fluida, dan teknik pemodelan numerik. Jika Anda memiliki akses ke pakar domain atau perangkat lunak khusus, panduan mereka dapat sangat meningkatkan akurasi dan keandalan hasil pemodelan.

Data Pemodelan Rona Awal Lingkungan

Survei Awal Rona Lingkungan untuk Kebutuhan Pemodelan

Survei awal memainkan peran penting dalam mempersiapkan pemodelan lingkungan awal. Ini melibatkan pengumpulan data dan informasi yang relevan tentang wilayah studi. Berikut adalah beberapa komponen kunci dari survei awal untuk pemodelan lingkungan:

  1. Survei Batimetrik: Melakukan survei batimetri untuk mengukur kedalaman air dan memetakan topografi bawah air di wilayah studi. Informasi ini sangat penting untuk memahami dinamika pantai, transportasi sedimen, dan perilaku gelombang.
  2. Survei Topografi: Lakukan survei topografi untuk mengukur elevasi dan fitur tanah yang berdekatan dengan pantai. Data ini membantu dalam menilai kerentanan wilayah pesisir terhadap erosi, banjir, dan kenaikan permukaan laut.
  3. Investigasi Geoteknik: Melakukan investigasi geoteknik untuk memahami sifat-sifat tanah, komposisi, dan stabilitas wilayah pesisir. Informasi ini sangat penting untuk menganalisis potensi erosi, sedimentasi, dan desain bangunan pantai.
  4. Data Hidrologi dan Meteorologi: Kumpulkan data hidrologi dan meteorologi, termasuk pola curah hujan, pasang surut, karakteristik gelombang, dan arus. Kumpulan data ini merupakan input penting untuk memodelkan proses pesisir dan menilai dampak lingkungan.
  5. Survei Ekologi: Lakukan survei ekologi untuk menilai keanekaragaman hayati, habitat, dan sensitivitas ekologi di wilayah studi. Ini termasuk mengidentifikasi spesies kunci, memetakan habitat, dan mengevaluasi dampak potensial dari studi pemodelan terhadap ekosistem lokal.
  6. Infrastruktur dan Penggunaan Lahan yang Ada: Identifikasi dan dokumentasikan infrastruktur pesisir yang ada, seperti pelabuhan, pelabuhan, bangunan pelindung pantai, dan bangunan. Juga, kumpulkan informasi tentang pola penggunaan lahan, termasuk kawasan pemukiman, komersial, dan industri, karena mereka dapat memengaruhi proses pesisir dan dampak lingkungan.
  7. Data Historis: Kumpulkan data historis terkait proses pesisir, seperti perubahan garis pantai, laju erosi, pola sedimentasi, dan kejadian badai. Data ini membantu memvalidasi keakuratan hasil pemodelan dan memahami tren jangka panjang.
  8. Kerangka Peraturan dan Kebijakan: Biasakan diri Anda dengan peraturan, kebijakan, dan pedoman yang relevan yang mengatur pembangunan pesisir dan perlindungan lingkungan di wilayah studi. Memahami konteks peraturan membantu memastikan kepatuhan dan integrasi hasil pemodelan ke dalam proses pengambilan keputusan.

Dengan melakukan survei awal yang komprehensif, Anda akan memiliki dasar data dan informasi yang kuat untuk mendukung upaya pemodelan lingkungan Anda. Ini memungkinkan Anda untuk secara akurat mewakili kondisi dan dinamika yang ada di area studi dan memberikan dasar untuk menilai potensi dampak dan mengembangkan strategi mitigasi yang tepat. 

baharudinfahmi@gmail.com

085259402290

Pemodelan Rona Awal Lingkungan Laut

Contoh Model Sebaran Panas Air Bahang PLTU

Dalam hal pemodelan rona lingkungan awal sebagai seorang ocean modeller, ada beberapa aspek utama yang perlu dipertimbangkan. Mari kita uraikan langkah demi langkah:

  1. Tentukan Tujuan: Mulailah dengan mendefinisikan dengan jelas tujuan studi pemodelan lingkungan Anda. Hal ini dapat mencakup menilai dampak pembangunan pesisir, memahami pola transportasi sedimen, mengevaluasi perilaku gelombang dan arus, atau mempelajari dampak perubahan iklim terhadap lingkungan pesisir. Mendefinisikan tujuan akan memandu seluruh proses pemodelan.
  2. Kumpulkan Data: Kumpulkan data yang relevan untuk mendukung upaya pemodelan Anda. Ini mungkin termasuk data batimetri (kedalaman air), data topografi (ketinggian tanah), data infrastruktur pantai, data meteorologi, data pasang surut, dan data gelombang. Keakuratan dan kualitas data akan sangat memengaruhi keandalan model Anda.
  3. Pilih Pendekatan Pemodelan: Bergantung pada tujuan Anda, pilih pendekatan pemodelan yang sesuai. Metode umum yang digunakan dalam teknik pesisir termasuk pemodelan numerik (misalnya, menggunakan perangkat lunak seperti MIKE21, Delft3D, atau SWAN), pemodelan fisik (menggunakan model fisik berskala di laboratorium atau tangki gelombang), atau kombinasi keduanya. Memilih pendekatan yang paling sesuai bergantung pada faktor-faktor seperti sumber daya yang tersedia, skala proyek, dan tingkat akurasi yang diinginkan.
  4. Penyiapan Model: Siapkan model Anda dengan menentukan area studi, kondisi batas, dan parameter yang relevan dengan tujuan Anda. Ini termasuk menentukan jenis gelombang, pasang surut, arus, karakteristik sedimen, dan masukan lain yang relevan. Kalibrasi model menggunakan data historis jika memungkinkan untuk memastikan akurasi.
  5. Jalankan Model: Jalankan model menggunakan input yang ditentukan dan analisis outputnya. Ini mungkin melibatkan simulasi perambatan gelombang, transportasi sedimen, perubahan garis pantai, erosi atau pola akresi, dan fenomena relevan lainnya. Evaluasi performa model terhadap pengukuran lapangan atau data historis yang tersedia untuk memvalidasi akurasinya.
  6. Menilai Dampak Lingkungan: Analisis hasil model Anda untuk menilai potensi dampak lingkungan. Ini bisa melibatkan evaluasi perubahan morfologi pantai, tingkat erosi, pola sedimentasi, atau pengaruh struktur pada gelombang dan arus. Pertimbangkan implikasi ekologis, seperti dampak pada habitat, spesies, dan kualitas air.
  7. Pengujian Skenario: Melakukan pengujian skenario dengan memodifikasi parameter kunci untuk mengeksplorasi pilihan pengelolaan pesisir yang berbeda atau menyelidiki pengaruh kondisi masa depan. Ini dapat membantu menginformasikan proses pengambilan keputusan dan mengembangkan strategi mitigasi atau adaptasi yang tepat.
  8. Komunikasikan Hasil: Presentasikan temuan Anda dengan cara yang jelas dan mudah dipahami kepada pemangku kepentingan, seperti lembaga pemerintah, pengembang proyek, atau publik. Gunakan visualisasi, laporan, dan presentasi untuk mengomunikasikan secara efektif hasil studi pemodelan lingkungan Anda.

Ingat, pemodelan lingkungan awal hanyalah titik awal. Saat Anda maju, Anda mungkin perlu menyempurnakan dan memperbarui model Anda berdasarkan data baru, perubahan kondisi, atau penelitian baru di bidang teknik pesisir.


baharudinfahmi@gmail.com

Contact : 085259402290