Sunday, July 13, 2014

Wejangan

Ada beberapa pesan yang harus saya sampaikan kepada antum sebagai kader pimpinan dan sebagai pemimpin langsung di lapangan, yaitu sebagai berikut:
Pertama, al-istisya’aar bil mas’uliyah ats-tsaqiilah, selalu merasakan dan menghayati adanya tanggungjawab yang berat.
Mengapa? Tak lain karena mata dunia saat ini sudah mulai melihat dan bahkan mengamati kita secara seksama, salban wa ijaban, baik dalam pengertian negative maupun positif. Baik yang pro maupun yang kontra terhadap kita sudah mencermati kita.
Kita terus disorot oleh dunia luar baik dalam arti positif maupun negative. Antum harus bisa merasakan betul harapan-harapan nasional, regional dan bahkan dunia terhadap antum. Hal ini harus direspon secara maknawiyan dengan adanya al-istisya’aar bil mas’uliyahats-tsaqiilah.
Jangan sampai karena sudah menjadi pejabat-pejabat public, baik di legislative maupun eksekutif, antum menjadi lengah atau bersikap santai. Jangan…Saya tidak mengharamkanwasaail (sarana prasarana). Silahkan wasilah modern antum beli dan gunakan, sesuatu yang tidak sempat dilakukan di masa generasi saya. Antum bebas memperoleh danmenggunakannya. Hanyasaja yang penting antum punya tanggung jawab untuk meneruskan perjuangan ini.
Kedua,ats-tsiqahbiwa’dillahiwarasuulihi, selalupercayadanyakinpadajanji Allah danRasul-Nya.
Betapa pun berat tanggung jawab dan tantangan yang kita hadapi, percayalah pada janji Allah dan surgaNya yang demikian banyak disebutkan di dalam Al-Qur’an dan Hadits. Saya tidak akan menyebutkan dalil-dalilnya, karena antum ashabul adillah, orang yang menguasai dalil-dalil. Bahkan di dalam proses takwiniyah ada materi ats-tsiqah. Mulai dari ats-tsiqah billahsampai ats-tsiqah bil qiyadah, biljama’ah dan seterusnya.
Ketiga, al-iltizam bi manhajil islam asy-syamil wal mutakamil, berpegang teguh dengan metode Islam yang komprehensif dan terpadu.
Ketahuilah bahwa syumuliyatul Islam akan semakin mendekat untuk terwujud, bila kita sudah berada di mihwar daulah. Sementara saat ini kita baru berada di mihwar muassasi.
Mihwar muassasi adalah tahapan juz’iyyah menuju syumuliyatul Islam. Dalam perjalanan ini kita menemui kelokan-kelokan yang disebut mun’athafat ‘alaathariiqid dakwah.
Mun’athafat tersebut tidak selalu bermakna negative, melainkan bisa juga positif, yakni berupa jabatan legislative, bupati, gubernur, walikota, dan menteri. Selain itu juga bisa berupa dimilikinya pesantren dan madrasah. Atau bahkan boleh jadi berupa pertanian dan peternakan sapi. Namun semua itu hanyalah sesuatu yang akan kita lalui saja dalam perjalan menuju, insya Allah, I’laai kalimatullahi hiyal ‘ulya.
Hal ini sangat penting di garis bawahi, karena sebagai manusia kadang-kadang kita terjebak pada suatu fenomena fase atau mazhaahir marhaliyah, dan bahkan mungkin berpikir:“Kayaknya sudah enak di sini. Ngapain lagi jauh-jauh?”
Misalkan kita sudah enak mengelola pesantren, lalu ketika ada pilkada maka berpikir: “Wah, uang puluhan milyar dana kampanye kalau digunakan untuk membangun pesantren jadi berapa ya?”
Hal itu bisa menjadi tanda keterjebakan oleh mun’athafat ‘ala athariiqid dakwah, padahal mengelola pesantren, menjadi pejabat di eksekutif, legislative dan yudikatif adalah positif. Tetapi jangan sampai semua itu menjebak kita dalam mazhaahir marhaliyah, karena kita harus tetap berjalan menuju tujuan kita yang sebenarnya yakni menegakkan Islam syamil mutakamil.
Keempat, al-I’timad ‘alaa nizhamis silmi wal dusturi wal qanuni, mengandalkan perjuangan secara damai, konstitusional dan sesuai hukum perundang-undangan.
Kita harus selalu mengingat berada dalam posisi di Indonesia yang merupakan negara merdeka, terbuka, demokratis dan damai—tidak seperti di Afghanistan maupun Palestina—sehingga kita mengandalkan perjuangan damai yang konstitusional sesuai dengan hukum yang berlaku.
Hal ini penting untuk selalu diingat, karena adanya godaan-godaan yang disebut fikrah takfiriyah wa tafjiriyah (ideology pengkafiran dan peledakan). Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP) telah memutuskan bahwa kita tidak boleh mempunyai titik sentuh apapun dengan aliran dan fikrah tersebut, karena I’timad kita‘alannizham as-silmi wal dusturi walqanuni.Jangan sampai tergoda oleh pemikiran dan tindakan radikal seperti itu, kita harus selaluishbiruu wa shabiruu waraabithu ittaqullaha la’allakum tuflihun.
Kelima, at-tamassuk bil minhaji as siyasi almarin ma’a ‘adami tanaazul ‘anits tsawaabit,berpegang teguh pada konsep politik yang supel tanpa harus mengorbankan prinsip-prinsip. Oleh karena itu ada pesan dari DPTP agar kita tidak tergoda dengan konspirasi-konspirasi ini dan itu di tengah jalan. Biarkan semuanya berjalan dusturi wa qanuni. Kita harus tetap supel tapi tanpa harus mengorbankan prinsip.
Keenam, al-muhafazhah ‘alat tadarruj wat tawazun fi numuwwi wa tathawwuri ufuqiyan wa ’amudiyan, memelihara kebertahapan dan keseimbangan dalam pertumbuhan secara horizontal dan vertical. Posisi kita saat ini adalah hasil kerja keras gerak horizontal ikhwan dan akhwat dalam nasyruddakwah. Gerak itulah yang kemudian menghasilkan mobilitas vertical keatas, sehingga ada yang menjadi menteri, gubernur, anggota legislative, walikota atau pun bupati.
Mereka yang sudah berada di dalam posisi vertical harus selalu menyadari bahwa bisa sampai ke posisi tersebut karena dukungan mobilitas horizontal. Oleh karenanya mereka pun pada gilirannya harus memback up intisyar al-ufuqiy, mobilitas horizontal, sehingga nantinya akan menghasilkan intisyar ‘amudiy, mobilitas vertical yang lebih besarlagi. Dalam dinamika proses tersebut, sifat kebertahapan dan keseimbangan harus tetapdijaga.
Ketujuh, al-ihtimam bir-ri’ayah ‘alaa muktasabaatid dakwah, memperhatikan pemeliharaan atas perolehan-perolehan dakwah. Dahulu kita suka menyebutnya dengan muhafazhah ‘ala muktasabatid dakwah awlaa.
Memelihara perolehan dakwah adalah prioritas, dan sekarang lebih ditekankan lagi dengan memakai istilah al-ihtimam, karena khawatir kita melalaikannya.
Pemahaman sederhananya seperti dialog saya dengan Walikota Depok, akh NurMahmudi Ismail, “Antum menjadi walikota Depok adalah hasil perjuangan ikhwan dan akhwat, maka kini kewajiban antum memenangkanlagi PKS di Depok sebagaimana PKS telah memenangkan antum”.
Begitu juga kepada Gubernur Jawa Barat saya katakan, “Antum bisa sampai ke kursi Gubernur adalah hasil perjuangan ikhwan dan akhwat, maka kewajiban antum sekarang adalah memenangkan PKS sehingga dapat meningkatkan jumlah kadernya yang jadi menteri dari empat menjadi delapan, duabelas, atau tigapuluh.” Tapi ya tidak boleh mengambilsemua,laa yajuz. Harusbagi-bagidengan yang lain.
Jadi, kesadaran timbal balik antara gerak horizontal dan vertical ini sangat penting. Agar kita sadar jangan sampai ada kader-kader kita yang berkorban habis untuk mobilitas horizontal tiba-tiba merasa kecewa oleh ikhwan dan akhwat yang mempunyai posisi vertical yang tidak ingat kepada pengorbanan gerak horizontal mereka. Ini pesan untuk antum semua, apakahbupati, menteri atau para anggota DPR.
(Diringkas dari buku Bekal Untuk Kader Dakwah,BidangArsip&SejarahSekretariatJenderal DPP PartaiKeadilan Sejahtera)

Ulasan Pertandingan Brazil vs Belanda


Pertandingan Brazil vs Belanda
Masih teringat kekalahan Brazil pada semifinal kemarin ketika dicukur habis oleh Jerman dengan skor telak 1-7. Ternyata Tim Brazil belum bisa belajar dari kekalahan itu. Entah disadari atau tidak Oleh Philipe Scolari, bahwa permainan Jerman ketika mengalahkan Brazil adalah sama dengan gaya bermain Belanda. permainan umpan pendek dan cepat. Sehingga bisa dilihat, proses goal yang terjadi pada pertandingan ini hampir sama dengan proses terjadinya goal pada saat laga semifinal kemarin.
Selain itu, tidak adanya jenderal pengatur lapangan tengah yang kemarin menjadi sorotan pada saat laga semifinal ternyata juga belum mampu ditutup oleh pemain lain. meskipun Filipe Scolari mencoba memasukan Lui Gustavo, namun hal tersebut tbelum bisa memberikan efek yang berarti. Selain itu, hilangnya striker Neymar Jr juga belum bisa digantikan oleh Jo.
Belanda mesikpun tampil minus Sneijder, namun lini tengah tersebut berhasil ditutup dengan tampilnya De Guzman, Claise dan Wijnaldum mampu menjadi komposisi yang pas dan mampu mengimbangi lini tengah Brazil. meskpun kita tahu bahwa posisi Sneijder sebagai pengatur aliran bola dari lapangan tengah belum digantikan dengan maksimal, hal ini terbukti dari penguasaan bola Belanda yang masih kalah dengan Brazil.
Aksi "lupa cara main bola" yang kemarin ditampilkan ketika menghadapi Jerman sudah tidak begitu kelihatan. Namun, salah satu kesalahan yang masih diulang adalah pemain belakang Brazil tetap tidak fokus pada pergerakan pemain Belanda, mereka hanya fokus pada bola, sehingga terciptanya goal ke dua dan tiga. Proses terjadinya goal tersebut skenarionya hampir sama, dan kesalahan pemain Brazil juga sama. Pemain Belanda dengan bebas mengontrol bola di kotak pinalti.
mungkin itu catatan dari pertandingan Brazil vs Belanda. Selamat bagi Belanda..

Saturday, July 12, 2014

Sunyi


sunyi..
saat senja sunyi
hanya kicauan burung yang menemani
temaran cahaya senja ini
menambahkan syahdu dihati..
mungkin kini tuhan ingin mengingatkan
lewat firman yang tak terkatakan
sebab alam adalah peringatan
bagi insan yang peka penuh perasaan



GAZA ( WE WILL GO DOWN )


A blinding flash of white light
Kilauan cahaya putih yang membutakan mata
Lit up the sky over Gaza tonight
Menerangi langit Gaza malam ini
People running for cover
Orang-orang berlari mencari perlindungan
Not knowing whether they’re dead or alive
Tak tahu apakah mereka mati atau hidup

They came with their tanks and their planes
Mereka datang naik tank dan pesawat
With ravaging fiery flames
Dengan kobaran api yang menghacurkan
And nothing remains
Dan tak ada yang tersisa
Just a voice rising up in the smoky haze
Hanya sebuah suara yang terdengar di dalam kepulan asap

We will not go down
Kami takkan menyerah
In the night, without a fight
Di malam hari, tanpa perlawanan
You can burn up our mosques and our homes and our schools
Kau bisa hancurkan masjid dan rumah dan sekolah kami
But our spirit will never die
Namun semangat kami takkan pernah mati
We will not go down
Kami takkan menyerah
In Gaza tonight
Di Gaza malam ini
Women and children alike
Wanita dan anak-anak sama saja
Murdered and massacred night after night
Dibunuh dan dibantai tiap malam
While the so-called leaders of countries afar
Saat para pemimpin negara yang berada jauh di sana
Debated on who’s wrong or right
Memperdebatkan siapa yang salah dan benar

But their powerless words were in vain
Namun kata-kata mereka sia-sia
And the bombs fell down like acid rain
Dan bom berjatuhan seperti hujan asam
But through the tears and the blood and the pain
Namun dalam air mata dan darah dan rasa sakit
You can still hear that voice through the smoky haze
Masih bisa kau dengar suara dari kepulan asap itu

We will not go down
Kami takkan menyerah
In the night, without a fight
Di malam hari, tanpa perlawanan
You can burn up our mosques and our homes and our schools
Kau bisa hancurkan masjid dan rumah dan sekolah kami
But our spirit will never die
Namun semangat kami takkan pernah mati
We will not go down
Kami takkan menyerah
In Gaza tonight
Di Gaza malam ini

We will not go down
Kami takkan menyerah
In the night, without a fight
Di malam hari, tanpa perlawanan
You can burn up our mosques and our homes and our schools
Kau bisa hancurkan masjid dan rumah dan sekolah kami
But our spirit will never die
Namun semangat kami takkan pernah mati

We will not go down
Kami takkan menyerah
In the night, without a fight
Di malam hari, tanpa perlawanan
We will not go down
Kami takkan menyerah
In Gaza tonight
Di Gaza malam ini

Thursday, July 10, 2014

Aqidah Demokrasi ??

sebuah catatan dari Ahmad Mudzoffar Jufri Full
BERIMAN DENGAN AKIDAH DEMOKRASI?
YA ENGGAK LAH!
Alhamdulillah, wash-shalatu was-salamu 'ala Sayyidina Rasulillah, amma ba'du:
Seringkali terdapat kerancuan atau paling tidak ketidakjelasan dalam tashawwur, persepsi dan penyikapan banyak kalangan ummat Islam termasuk para aktivis dakwahnya terhadap istilah demokrasi, yang berakibat pada jauhnya jarak perbedaan, perselisihan dan pro-kontra antara berbagai kelompok ummat dalam penyikapan mereka terhadap demokrasi ini. Oleh karena itu penting sekali adanya kejelasan dan penjelasan tentang makna-makna dan muatan-muatan istilah demokrasi ini sesuai dengan konteks penggunaan dan pemakaiannya, agar penyikapan terhadapnya bisa lebih proporsional. Dan secara umum dalam pemakaian dan penggunaannya, mungkin ada tiga muatan makna dan pengertian utama dari istilah demokrasi ini yang perlu dipahami, sebagai berikut:
1. Demokrasi dengan mafhum (pengertian) dan muatan akidah dan ideologi, dimana segala sesuatu dalam kehidupan ini – menurut ideologi demokrasi – ditentukan oleh suara rakyat, baik seluruhnya maupun sebagian besarnya, termasuk dalam hal halal dan haram, yang boleh dan yang terlarang, yang diterima dan yang ditolak, dan seterusnya. Untuk demokrasi dengan muatan akidah dan ideologi ini tentu saja wajib kita tolak, kita ingkari dan kita kufuri, karena ia memang merupakan salah satu bentuk ideologi kufur dan representasi dari thaghut modern. Dan untuk sikap ini kami yakin telah terjadi ijma' dan kesepakatan di antara seluruh kelompok ummat Islam. Jadi tidak mungkin terjadi perbedaan dan perselisihan dalam masalah prinsip yang sejelas ini. Karena masalah ini memang termasuk yang telah ma'lum minad-diini bidh-dharurah (masalah agama yang telah diketahui secara aksiomatik tanpa perlu dalil lagi). Oleh karena itu jika ada dari kalangan ummat Islam, khususnya para ulama, kyai, ustadz, dan aktivis dakwah, yang menyuarakan, menyerukan dan mendukung demokrasi, maka sama sekali itu bukanlah berarti bahwa, mereka telah beriman dengan demokrasi sebagai akidah pengganti akidah Islam!