Monday, November 11, 2013

Mudahkan orang lain, maka Allah akan memudahkan mu


Manungsa mung ngunduh wohing pakarti mulo Mohon, mangesthi, mangastuti, marem. Memayu hayuning pribadi; memayu hayuning kulawarga; memayu hayuning sesama; memayu hayuning bawana

Manusia itu memanen dari buah budi pekerti (kebaikannya).
Sejenak mari kita lihat pada diri ini sendiri. Kesulitan-kesulitan ataupun kemudahan-kemudahan  dalam hidup yang kita alami hari ini, detik ini. Bisa jadi itu adalah buah dari apa yang telah kita tanam selama ini.. disadari atau tidak. Kesulitan hidup hari ini, bisa jadi adalah akumulasi dari keburukan-keburukan yang kita tanam jauh-jauh hari. Kemaksiatan-kemaksiatan yang tak sempat ter-istighfar-i.
Sebaliknya, kemudahan yang kita dapat hari ini. Bisa jadi adalah buah dari kebaikan-kebaikan yang kita tanam selama ini. kemudian meranum dan akhirnya kita petik buahnya hari ini. Kita tidak pernah tahu, dari mana kebaikan itu kan datang kepada kita. Dari arah yang tidak kita duga sebelumnya. Bisa jadi Allah membalas sama persis dengan apa yang pernah kita perbuat kepada orang lain. Atau bahkan Allah memberikannya berlipat ganda.

Maka sekarang mari kita merenung, berkontemplasi sejenak tentang hari ini. Sudahkah kita meringankan apa yang dialami saudara-saudara kita ?, atau  malah hari ini kita memberatkan saudara-saudara kita dengan perilaku kita ?. ingatlah, bahwa semua yang kita lakukan hari adalah tabungan untuk kemudian hari. Maka jika kemudian hari ini ada kesusahan atau kemudahan yang kita alami, maka ingatlah hari ini. Itu adalah buah hasil kerjaan kita hari ini. Sebagai peringatan bahwa Allah akan menghisab dan membalas kita kelak di hari akhir.

Related Posts:

  • (Bukan) diantara shofa dan marwa Hari ini kita mengenal Sa’i, lari lari kecil dari bukit shofa ke bukit marwa. Pelajaran berharga Untuk kita Hari ini, hingga lari-lari Itu bagian Dari ibadah haji. Adalah ibunda hajar, perempuan tegar teladan sepanjang z… Read More
  • Sabar Mendaki Samakin jalan mendaki ke puncak, semakin berat medan perjuangan yang harus dihadapi. Semakin lelah kaki melangkah, terasa semakin letih dan payah. tapi ingatkah kau… Bahwa semakin berat langkah-langkah… Semakin ter… Read More
  • Saat huruf dan kata tak pada tempatnya saat kata tak lagi bermakna saat huruf tak tertata pada tempatnya Sampaikanlah sepatah kata Bahwa huruf itu berjajar penuh makna Tak mengerti bahasa isyaratnya abaikan saja semua kata  yang tak mampu memberi makna … Read More
  • Sak karep mu Semau-mau mu kalau memang itu maumu mencari bahagia dengan menuruti nafsu terserah kamu pandailah sendiri dan bodohlah sendiri kehidupan dan kematian keuntungan dan kerugian kau sendiri yang menentukan sesudah Tuhan ke u… Read More
  • Goresan Tinta Kepahlawanan Gang sempit itu penuh sesak, berjubel, andaikan semua orang yang berjalan itu berhenti, tidak ada jalan yang kelihatan, tertutup oleh kaki. tak ada kelonggaran sedikitpun, kecuali hanya untuk berdiri. Mereka semua berjalan … Read More
  • Menegakkan tembok miring Sejenak ingatkan ku melayang pada tema yang pernah diangkat pada kajian "Kenduri Cinta" yang diasuh Cak Nun. pada saat itu, temanya adalah "menegakan pagar miring".  memang judul tulisan ini terispirasi dari situ, deng… Read More
  • #TerimakasihNasehatnya Titik tengah antara idealisme yang tidak realistis dengan realisme yang terlalu pragmatis adalah...OPTIMISME Hiduplah dengan keberanian, hadapi semua hambatan dan tunjukkan bahwa kau mampu mengatasinya. Usahakanlah sekua… Read More
  • Rumah sandiwara Spertinya aku kenal rumah itu, sebuah rumah yang sudah tak asing lagi bagi ingatan ku. Sebab aku pernah menjadi bagian dari orang-orang yang sekedar berteduh di bawah atapnya. Menikmati secangkir teh hangat dan sedikit… Read More
  • Di Bawah bayang Ksatria "Dibawah bayang-bayang ksatria", begitu kiranya sebuah refleksi hari ini. Sebuah istilah yang saya hutang dari kenduri cinta, majelis ilmu Cak nun. Kita harus banyak belajar tentang menyikapi romantisme sejarah, timangan ke… Read More
  • Nasihat mu “Sesungguhnya, nasihat yang kau sampaikan itu bukan Untuk yang berada di sebrang Sana. Perkataan nasihat itu, sejatinya untuk telinga yang dekat dengan mulut. Goresan pena itu Untuk mata yang pertama Kali membaca.Sehingga, s… Read More

0 comments:

Post a Comment