Wednesday, December 10, 2014

Bukan Pelajaran Kewarganegaraan


Semua orang yang pernah makan bangku sekolahan di Indonesia, pasti kenal dengan pelajaran Kewarganegaraan dengan segala evolusi namanya. Mungkin ada yang lebih kenal dengan PMP (Pelajaran Moral Pancasila) pada jaman Pak Soeharto, kemudian ganti dengan PPKN (Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan), berubah lagi dengan PKn (Pendidikan Kewarganegaraan). Apapun namanya, semua mengajarkan moral yang baik kepada anak didik. Pasti kalian masih ingat dengan pelajaran itu ketika masih sekolah dasar. Kalau ada pertanyaan seperti ini, “Apa yang kita lakukan jika melihat teman kita jatuh?”. Pasti jawabannya adalah menolong dll. Kalau gak itu jawaban dianggap salah. Saat jaman orang sudah mulai egois, jawaban seperti kadang lucu juga meskipun harusnya begitu. Jika ada pertanyaan “apa yang harus kita lakukan jika teman kita ramai di kelas saat pelajaran?”. Jawabannya adalah mengingatkan dan menegur agar tidak ramai karena mengganggu yang lain.
Namun, jika pertanyaa dirubah seperti ini, kalau kita melihat teman kita ramai atau berbicara saat khotbah jum’at berlangsung, apakah yang harus kita lakukan ?. Guru PKn akan menjawab mengingatkan teman kita agar tidak ramai dan diam mendengarkan khotbah. Sedangkan guru agama pasti akan menjawab diam saja dan tetep mendengarkan khotbah. Terus mana yang harus kita ikuti ?, guru PKn atau guru agama ?. Bukankah itu benar-benar terjadi di sekitar kita?.

Ini BUKAN PELAJARAN PKn.

Jadi sebaiknya kita mengikuti jawaban guru agama, bukan guru Pkn. Sebab jika kita mengikuti “Fatwa” guru PKn, pasti sia-sia sholat jum’at kita. Bukankah sudah diperingatkan agar tidak bicara dengan perkataan ataupun isyarat “sssst”.

0 comments:

Post a Comment