Thursday, August 4, 2011

Surat Untuk Sahabat

Surabaya, 2 Ramadhan 1432 H 

Teruntuk Sahabatku Arif Ardiansyah.

Bismillahirrahmannirrahimmm

Ku buka tulisan surat ini dengan menyebut Asma Allah, tuhan sekalian alam yang telah memberikan nikmat sehingga hati ini selalu rindu untuk bertemu dengan NYA. Nikmat atas dipertemukannya ku dengan mu dalam dalam ikatan cinta berbungkus ukhuwah. atas segala ikmat yang telah diberikan saat kita melewati kenangan indah masa lalu dalam memori kebersamaan tiga tahun silam.

Ku baca Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, soko guru peradaban dunia. Sosok pengispirasi seluruh umat manusia dalam perjuangan membawa umat ini dari pekatnya gelap kejahililiyahan menuju kebenderangan ad- dinul islam. Beliau adalah motivator kita saat kita lelah dalam melangkah, mengeluh dalam banyaknya peluh mengemban amanah.

Ku sampaikan salam salut kepada Para Sahabat, khalifah abu bakar, umar, utsman, ali, Para Tabi'in, Tabi'in ittabi'in, serta orang - orang yang selalu mengikuti beliau dalam perjuangan mengembailkan izzah islam wal muslimin. Merekalah bukti bahwa tongkat estafet perjuangan akan terus berlangsung, termasuk kita dalam masa perjuangan tiga tahun silam yang masih ku kenang.

Apa kabar iman mu ?
Ku berharap Allah selau memberimu ke istiqomahan menapaki jalan keimanan. Semoga gemerlap cahaya keimanan menjadi penerang layaknya gemintang di awang - awang. Menuntun kejalan kebenaran, hingga kau penuhi surat cinta NYA. " maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam" ( Qs Albaqoroh : 132). Menjadikan mu insan mulia di sisi NYA.
Bagaimana kabar diri mu sahabat ?
Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat serta nikmat kesehatan, sehingga engkau mampu beribadah dalam kesungguhan mengaharap ridho NYA. Semoga dengan itu kita nantinya dapat dipertemukan dalam lautan rindu, melebur serta mengharu biru dalam memoar indahnya mas lalu. Ku berharap dalam nikmatnya kesehatan dan beribu - ribu nikmat yang ada, engkau selalu dalam kebahagian bernaung rasa syukur kepada NYA.
Sahabatku.
Entah untuk kesekian kalinya aku menyapa mu, untuk sebuah rindu yang bersemayam di kalbu. Yang sejak dahulu ku ingin ungkapkan pada mu. Karena kebodohan dalam berkata, hingga tak ada yang keluar dari mulut seorang bahar. Namun percayalah, ku ingin engkau tahjuga rasa ini. Ku tak tahu lagi harus bagaimana mengungkapkan kepadamu, mungkin hanya sebuah tulisan ini yang akan menjadi penghubung antar hati. Hati ku dan Hati mu.

Sahabatku.
Semoga saat kau membaca tulisan surat ini, engkau dalam keadaan senyum yang mengembang. Karena Allah masih menyayangi kita dan menghadirkan rasa rindu serta cinta. Rasa yang selalu sama saat kita beersama dulu, mengarungi hari - hari penuh lelah atas segala amanah, merangkai senyum dalam keletihan setiap akhir kegiatan. Namun, kita selalu menghimpunya dalam dekapan suasana penuh cinta, karena semua terasa bermakna untuk kita. Semoga rasa itu masih ada.

Sahabatku.
Pernah suatu waktu aku merenung dalam kesendirian. Berfikir untuk mencari jawaban atas pertanyaan. Mengapa Allah dulu mempertemukan kita.? dan menyatukan langkah kita ?. Apakah semuanya ini hanya kebetulan saja ? ku rasa tidak kawan. Tuhan tidak sedang bermain dadu, bahwa semua ini adalah kehendak NYA. Semua tidak ada yang luput dari pengaturan dan penglihatanNYA. . Aku tak kuasa membendung butiran cinta dan rindu bila merenungi semua iitu . Merindukan kita mampu berkumpul bersama dalam satu kata dari Sang Pemberi Cinta . "Ada tiga perkara yang apabila dimiliki oleh seseorang, dia akan merasakan enak dan manisnya iman. Yakni Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada kecintaannya terhadap sesuatu yang lain, mencin­tai dan membenci orang lain semata-mata hanya karena mencari keridhaan Allah, dan lebih merasa senang dimasukkan dalam bara api daripada harus menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain." (HR. Bukhari dan Muslim)

Sahabatku.
Memang semua pertemuan ini adalah kehendakNYA, karena Allah memberikan yang terbaik untuk ku. Semenjak pertemuan pertama dengan mu. Masih ingatkah engkau sahabat ?, awal perjumpaan yang indah. Awal perjumpaan saat kita pertama kali masuk Smada dua, Pra MOS dan MOS. Saat kita binggung mencari kelompok gugus, perkenalanpun berlalu begitu saja. Mungkin karena kita belum satu kata. Masa MOS berlalu, pengumuman kelas pun tiba. kulihat dari dafta namu ada satu kelas dengan ku lagi, dan saat itu suasana mencair dalam gelak tawa dan canda. Allah telah menyatukan langkah kita setelah semua itu. Kita bersama dalam satu ekstra, Majlis Ta'lim Nurul Iman yang tercinta. Sekali lagi Allah semakin merekatkan hati ini, pengumuman kenaikan kelas tiba, dan kitapun bersama masuk jurusan ipa. Dalam keramaian papan pengumuman, ku temukanlagi dirimu satu kelas dengan ku lagi. XI IPA 3 ( MXIIT ). Dua tahun bersama dalam IPA 3, satu tahun bersama dalam satu meja. Sungguh nikmat dari Allah ayng luar biasa bagi ku.

Sahabatku.
Ternyata ku temukan jawaban atas pertanyan yang ku renungkan. Dalam perenungan di sore hari, dalam naungan awan merah saga menyala. Satu kata yang pantas untuk mu. LUAR BIASA. Ya, Sungguh luar biasa engkau menginspirasi setiap langkah perjuanga ku. karena dari dirimulah aku mengenal beberapa hal dalam hidup ini.
Darimu aku belajar untuk menjadi diriku sendiri dalam kesederhanaan.
Saat awal pertemuan kita di tempat perhentian angkot depan SMA , ku langsung terkesan dengan dirimu. Tampil dalam kesederhanaan di tengah kawan - kawan yang bermegah - megah. Kau menjadi diri sendiri dan menampakan jati diri sebagai orang pribumi. Seiring perjalan waktu, kesederhanaan mu menular pada ku. ku semakin sadar, bahwa tak penting semua kemewahan itu. Ku belajar dari mu, bahwa Harga diri bukan dari tampilan diri. Tapi Prestasi. Ya, engkau mengajarkan ku untuk terus berprestasi dalam kesederhanaan. Mengoptimalkan segala potensi dalam diri. Kau telah melakukan semua itu juara olimpiade astronomi kabupaten, dan semakin membuatku nyaman saat bersama dalam satu cita. Kesederhanaan dalam setiap langkah perjuangan, meraih kesegala kemenangan.

Sahabatku.
Darimu aku belajar untuk mendengarkan.
Semenjak kita bersama dalam satu cerita di Masjid Nurul Iman Tercinta, ku banyak belajar dari mu tentang arti sebuah alat komunikasi penting. Mendengarkan. Kita bersama dalam satu cita, sering rasa ingin menang sendiri, ingin selalu didengar setiap perkataan ini. Namun, kau selalu setia mendengarkan setiap ocehan yang ada. Bahkan tak jarang engaku menjadi tempatku berbagi cerita tentang segala persoalan di amanah dan sekolah. Sifat itu sekarang ada pada ku, Allah mengarjakan pada ku melalui sikap mu.
Masihkan kau ingat setiap percekcokan yang ada di setiap kita merancang konsep acara TA, Simpatik, Syiar, Pengajian Umum, hingga ReOrganisais ?, ku merasa pendapatkulah paling benar dan paling pas. Tapi kau meladeni itu dengan mendengarkan dan sekali menambahkan. Meskipun kadang memang pendaptku lah yang salah.
Sungguh ini adalah pelajaran paling berharga untuk kawan. Pelajaran yang akan tak akan ku lupakan.

Sahabat.
Darimu aku mengenal arti persahabatan.
Inilah yang ku rasa paling bermakna. Persahabatan kita bukanlah persahabatan biasa, bersahabatan ini adalah kumpulan emas ( Au ). Ya, kumpulan Au ( Aqidah dan Ukhuwah ). Baru ku mengerti bahwa persahaban ini sungguh luar biasa. Terlalu banyak kenangan indah yang idak bisa ku lukisan. Kita melangkah bersama, tewa dan canda gurau dalam setiap kelelahan menanggung amanah. Slalu ada edisi spesial di setiap rangkaian kisah kita. Masih ku ingat bagaimana rangkaian cerita indah itu bermula saat kita mengikuti Tafakur Alam di desa Klodan. Semua berlanjut saat kita bersama menjalankan amanah kepengurusan di Majlis Ta’lim Nurul Iman 2008/2009. Jatuh bangun menyiapkan acara hingga kisah tentang tragedi TA
Masih ingatkah engakau tentang kejadian Tafakur Alam ? semoga tidak lupa, karena itulah magnet yang akan menemukan kita dilintas masa. Saat semua teman – teman asyik menikmati refreshing pasca uas, kita malam tambah pusing dengan kegiatan besar Tafakur Alam. Banyaknya persiapan berbenturan dengan jumlah SDM yang kurang, hingga kita potang – panting. Mencari truck, menyiapkan kompor dan peralatan masak, survey, sampai perizinan. Sangat melelahkan. Namun, hanya senyum yang mengembang dari mu adalah jawaban mengapa ku tak boleh surut melangkah ke belakang. Pulang sekolah kita harus survey, naik gunung berbekal insting bahwa kita tahu jalan. Awal mula yang baik ketika kami sampai ngetos sebelum motor Aan tidak kuat lagi untuk naik dan harus beristirahat di masjid belakang candi ngetos. Tak sampai disitu saja cobaan yang kita hadapi, hanya beberapa kilometer sebelum sampai sekolah SD, hujan lebat disertai kabut menyambut. Tak banyak yang dapat kita lakukan, sampai menunggu hujan reda. Namun, aku langsung saja menerobos hujan tersebut. Mungkin kalian khawatir waktu itu, tapi tak apa, ku hanya ingin bermain air hujan seperti halnya anak – anak sekitar. Ternyata pertolongan dari warga yang datang, tiga payung dapat kita pinjam untuk sekedar melihat kondisi lingkungan sekitar tempat menginap. Sungguh menyenangkan. Tepat sebelum hari H keberangkatan, ada satu surat yang belum tersampaikan. Surat jalan dari polres dan surat untuk kita ke DANRAMIL, Polsek Ngeto, Pak Lurah, RW, RT. Sungguh hari – hari melelahkan. Kita izin tidak kesekolah untuk mengantarkan semua itu. Kita di sambut kabut putih atau lebih mirip titik embun ketika sampai desa klodan, subhannallah. Sampai sore pun ternyata belum selesai semuanya. Akhirnya kita berjanji sehabis Isya’ bertemu untuk mengantarkan surat ke porsek dan polres. Ba’da Isya kita bertemu dan bersiap untuk berangkat. Awal yang mulus ketika sampai di polsek nganjuk. Tinggal di ujung tugas terakhir kita POLRES. Ku kendarai motor dengan sedikit kencang kerena waktu sudah menunjukan lebih dari 20.30. Bruuuuaak...shraraaeeekkk.... Tabrakan. Ya, tiba – tiba ada moto belok tanpa menyalakan tanda, seorang bapak paruh baya tertabrak olehku. Tak sempat menghindar banyak, karena stang motor masih bersenggolan danakhirnya kita terjatuh di SPBU depan terminal baru. Entah ku binggung saat itu.yang tepikir oleh ku saat terseret adalah keadaanmu yang tidak ikut terseret dan jatuh dahulu serta amanah orang tua akan kendaraan yang aku bawa. Akhirnya kita bersama bapak tadi pergi ke RSUD Dr soetomo, mendapat perawatan medis. Ku hanya bisa menangis dan binggung. Sedih karena ku melibatkan mu dalam kecelakaan tadi, serta ku takut bagaimana mempertanggung jawaban ini kepada orang tua dan binggung bagaimana acara Tafakur Alam ditengah himpitan SDM yang ada.Namun sekali lagi, kau menenagkan ku dalam sedih dan bingung ku. Ku hanya bisa menangis dalam pundak mu, dan kau menguatkan ku dengan tetap mengelus lembut pundak ku seolah tidak terjadi apa – apa. Padahal diri mu sedang terluka di tangan dan kaki mu yang sampai saat ini masih berbekas. Ku tak merasakan luka karena tak ada yang sobek daricelana yang ku kenakan.namun setelah merasa nyeri ku lihat tepat di bawah lutut ada luka mengnganga dengan lebar 1 cm dan dalam 0,2 cm. Tak pelak 4 jahitan akhirnya yang ada. Di tengah kesedihan itu kau menguatkan ku bahwa biar engkau saja yang akan mendampingi Tafakur Alam. Ku merasa tanggung jawab ini akan di pertanyakan. Saat ku pulang waktu menunjukan pukul 00.03, tak dapat tidur memikirkan esok bagaiman kawan – kawan ku. Namun dengan segala kekuatan dan izin orang tua, akhirnya kita dapat berangkat bersama tafakur alam. Luar Biasa kawan.
Belum lagi saat kita merasakan akademik ini menurun, karena setiap pulang sekolah kita tidak pernah langsung pulang. Pergi ke camp membersihkan dan berbenah markas perjuangan kita. Kadang kau selingi dengan bermain rebana dan ku mencari buah mangga di depan kelas Ipa 3. Mungkin itu adalah masa – masa kebersamaan yang akan terus ku kenang.
Sahabat, arti persahaban ini sungguh dalam. Engkau ajarkan pada ku bahwa suka dan duka adalah milik kita. Meskipun kadang ku tak sanggup mengatakan dengan kata – kata. Tak ku rasakan di dada gelora cinta persahabatan ini.
Sahabat.
Darimu aku belajar untuk selalu bersikap pemenang dan berpikir positif dalam setiap perjuangan.
Sudah sampai ke jenjang terakhir kita di SMA, saat itu pula kita berfikir mencari sekolah ke jenjang berikutnya. Kita siapkan langkah mencari perguruan tinggi terbaik di Negeri ini. Mulai dari tes USM ITB sampai Bidik Misi kita jalani bersama. Untuk kesekian kalinya kita akan bersama melangkah ke perguruan tinggi tercinta. Kau pilih Teknik Elektro dan ku pilih teknik Kelautan di kampus perjuangan. Engkau memantapkan hati ku untuk melanjutkan ke perguruan tinggi melewati jalu beasiswa bidik misi. Setelah USM ITB terlewatkan karena tak ada salah satu diantara kita yang masuk. Pengumuman Bidik Misi ITS keluar, dan ku dapat kabar bahwa engkau bukan salah satu dari yang ada. Sungguh ku tak percaya. Namun memang begitu keadaanya, Ku turut berduka cita. Ku lihat guratan kesedihan itu di wajah mu, yang baru ini kau tampakkan.
Kau terus berjuang dalam harapan, untuk mengikuti tes SNMPTN. Kerja keras mu membuat ku iri, iri karena kau tetrap tegar setalah terjatuh di awal. Kau anggap itu adalah yang terbaik bagi mu. Tes SNMPTN datang dan kau sambut dengan penuh semangat sebagai seorang pemenang. Ku dengar kabar bahwa da masalah dalam pengerjaan tes itu, kau mendapat masalah di lembar jawaban mu. Perjuangan mu luar biasa untuk bisa memperbiaiki, tapi terhenti oleh sikap tegas panitia. Sesaat engkau limbung, seakan tak percaya dengan kenyataan yang ada. Akhirnya ku hanya bisa berdo’a di setiap malam agar allah menguatkan mu dan memberikan yang terbaik untuk mu. Do’a ku dan do’a mu serta do’a orang – orang disekitar kita terjawab. Kau di terima di D3 IT PENS ITS, dan segala upaya kau bisa meraih beasiswa YTUB sebagai gantai beasiswa bidik misi.
Sungguh pengalaman mu dan ketegaran mu memberikan pelajaran pada ku tentang arti jiwa pemenag dan selalu berhuznudhzan kepada allah. Bahwa renacana Allah selalu terindah untuk kita. Kemarin ku dengar nilai terbaik di kelas, ku hanya bisa berbangga mendengar itu semua. Karena cinta ini menghubungkan kita.

Sahabat
ku tak tahu bagaimana mengucapkan terimakasih serta permintaan maaf atas apa yang telah kita lewati bersama selama ini. Kenangan indah ini terangkum dalam cerita di memori kita. ku tak pandai berkata – kata untuk mengunmgkapkan rasa ini. Hanya dengan lewat tulisan ini ku ingin sampaikan bahwa ada rasa rindu di hati ku, yang menelusuk hingga ke kalbu yang menunggu untuk bertemu sekedar melapas canda dan tawa.Masih banyak kisah yang belum tergubah, masih banyak cerita yang belum terekam dalam pita. Ku berharap pada suatu saat nanti kitakan bertemu di hari tua untuk berbagi cerita kepada anak cucu kita. agar mereka mampu meneladani kisah – kisah kita. agar mereka terinspirasi untuk saling berbagi.
Ah....apa – apaan yang ada dpikiranku ini. Sudah ngomong anak cucu. Ya, tak apalah kawan, karena kisah kita kan selalu menyejarah.

Izinkan ku menuliskan lirik nasyid edcaoustic – sepotong episode masa lalu untuk menutup panjangnya surat rindu ku pada mu. Maaf liriknya tak rubah agar pas dengan keadaan kita.
Sebuah kisah mas lalu hadir dibenak ku
Saat ku lihat masjid nurul iman itu
Menyibak lembaran masa lalu yang indah
Bersama engkau sahabatku
Sepotong episode masa lalu ku
Episodesejarahyang membuatku kini
Merasakan bahagia dalam diin MU
Merubah arahan langkah hidupku
Setiap sudut masjd nurul iman itu menyimpas kisah masa lalu
Yang terkadang ku rindu cerita yang indah itu
Tak pernah hilang kenangan yang syahdu
Berasama mencari cahaya MU

sahabat.
Semoga kau sempat membaca surat ku ini, dan ada waktu untuk sekedar membalas. Ya, Ku kan selalu menunggu balasan akan jawaban kisah ku, karena ku yakin masih banyak kisah indah yang terlewat dari ku. Semoga Allah selalu melimpahkan cintaNYA

Sahabatku…
Ku harap engkau selalu dalam kebaikan, jagalah selalu shalatmu, tilawahmu, serta lisanmu. Sehingga para malaikat menyaksikan engkau sebagai hambaNya yang sempurna dalam keimanan. Sahabatku, ku harap pula agar engkau selalu menjaga akhlakmu di manapun engkau berada, serta kepada siapapun, kepada orang yang muda ataupun tua, bahkan kepada orang – orang yang membencimu sekalipun.
Begitu juga diriku, ku mohon agar engkau selalu mendoakanku. Agar kita bisa menjadi pribadi yang menawan karena akhlak dan ilmu.

Sahabatku, yang karena Allah aku merindukanmu.
Inilah sepucuk surat yang ku tulis untukmu, ku tulis dengan hati yang ikhlas, dengan jiwa yang basah. Semoga setelah engkau membacanya, semakin terjalinlah rasa persahabatan kita. Dan semakin semangat pula ikhtiar kita menuju jalanNya. Semoga Allah menghimpun kita di taman – taman surganya, seperti janji suci yang telah kita ikrarkan.

Salam rindu untuk sahabatku
Dalam nikmatnya rindu, ku temukan dirimu. Dalam kisah syahdu tetang masa lalu. Kisah tentang nikmatnya kebersamaan bersama kawan seperjuangan. Kini..Jiwa ini menikmati rindu itu. Sebuah rasa yang akan menyatukan kita bersama dalam ruang cinta nan mempesona.
Kawan….
Aku ingin selalu bertukar pikiran dengan mu.
Tentang aku, kau dan hidup ini..

Atas langit malam ramadhan

Wassalamu’alaykum wa rahmatullahi wa barrkaatuuh
ingatkah kau tentang cerita saat kita bersama bersih - bersih masjid tercinta ?

0 comments:

Post a Comment