Thursday, August 11, 2011

Mengumpulkan tulang berserakan

Menghimpun Potensi yang Terpencar

Memang ada pertemuan, ada perpisahan. Dan dalam setiap pertemuan yang telah ada ikatan di dalamnya pun tak jarang akan terlepas juga. Ini adalah sebuah catatan kecil di sudut pikiran seorang tukang sapu melihat adanya ikatan yang, entah sudah hilang atau memang sudah jarang di kokohkan lagi. Sebuah ikatan ukhuwah islamiyah dalm jamaah dakwah, Majlis Ta’lim Nurul Iman.

Salah satu yang menyebabkan perbedaan dengan yang lain di MT Nurul Iman adalah Persaudaraan yang kuat dengan para alumni. Keakraban yang tak tersekat oleh dinding senioritas dan terikat oleh ikatan hati dan rasa memiliki organisasi. Siapa sangka ketika saya bertemu dengan alumni MT angkatan jadul, ketua MT tahun 2002, 2004 bahkan pernah salah satu anggota MT tahun 1998, mereka masih menanyakan kabar keadaan MT, perkembangannya, apa sja yang berubah, sampai dengan kabar bapa pembinanya. Subhannallah. Sebuah perhatian yang luar biasa dari mereka berikan pada lembaga yang pernah mengisi hari – hari mereka.
Sebuah pengalaman yang saya alami ketika menjadi pengurus sekaligus alumni. Dalam sebuah catatan perjalanan mencari data – data para alumni dan rekam jejak sekaligus track record mereka di kampus, sungguh luar biasa mereka. Menjadi orang – orang top di kampus masing – masing. Baik dari sisi prestasi akademik maupun organisasi. Bagaimanapun juga, tidak bisa kita kesampingkan sebuah latar belakang mereka sebelum itu. Yang saya tahu, pokoknya mereka pernah besar di institusi MT. entah itu berpengaruh secara langsung atau tidak. Bagi saya mereka pernah mengenakan kaos MT dan mengibarkan panjinya.


Inilah yang membuat saya merasa gelisah, sebuah keadaan dimana berharganya arti sebuah ikatan kekeluargaan. Arti sebuah ikatan yang harus di pertahankan, karena didalamnya bukan saja ikatan karena satu organisasi. Bukan. Banyak simpul – simpul yang akhirnya mempererat ikatan itu. Adalah akidah, rasa terimikasih karena telah “ membesarkan “ sehinggga menjadi sekarang ini, rasa cinta akan dakwah, rasa cinta akan perjuangan meninggikan nama allah, adanya harapan mereka bahwa pada suatu saat nanti aka nada perubahan di Smada dua yang digerakan MT. itulah yang menjadi dasar mereka para alumni sering menanyakan keadaan dan segala dinamika yang ada di MT.

Namun terkadang ikatan tersebut tidak selamanya kuat, simpul – simpulnnya mulai renggan ataupun memang talinya sudah lapuk. Banyak hal yang menjadi penyebab merenggangnya ikatan – ikatan tersebut. Baik dari dalam maupun dari luar. Saya akan menenggok dari dalam saja. Karena dunia luar penuh dinamika dan susah di tebak.
Komunikasi. Ya, komunikasi adalah hal yang sangat penting di dunia ini. Semua bisa berjalan dengan komunikasi yang baik. Tapi, inilah masalahnya. Selama ini masih kurangnya komunikasi penggurus dengan para alumni menyebabkan ikatan tali ukhuwah itu mulai renggang. Sehingga potensi besar dari alumni sangat tidak terberdayakan. Seperti yang telah saya sampaikan, bahwa ada alumni – alumni yang mereka sangat hebat di kampus masing – masing, menjadi orang yang menginspirasi banyak orang. Trainer, leader, enterpreneur. Namun, potensi itu tidak dapat di tularkan karena mereka tidak pernah main ke MT. Ya, karena komunikasi dan pendataan distribusi alumni tidak ada. Selain kadang mereka juga malu untuk datang karena mungkin dulu tidak begitu aktif di MT. Tapi, jika ada komunikasi yang baik bukan tidak mungkin meraka akan dengan senang hati untuk datang. Karena itu pernah saya buktikan sebelumnya. 

banyak sekali manfaat ketika ada ikatan kita dengan alumni, bagi yang akan melanjut ke perguruan tinggi, alumni akan membantu kita beradaptasi di awal mengenal dunia kampus. info beasiswa dari luar institusi. menjaga kita agar tidak lupa akan tugas utama kita di kampus. mengingatkan kita jika kita sudah berada pada jalan yang tidak tepat. tempat meminjam buku, numpang tidur, pinjam uang, kendaraan. bahkan kalau mau lomba di kampus mereka, mereka siap membantu menyediakan fasilitas bantuan. tentu hal ini kan sangat membantu kita. ( yang pernah saya tahu dan alami )  
Pernah suatu saat saya terpikir untuk membuat sebuah wadah yang menaungi seluruh alumni MT, sebuah organisasi yang sering di sebut IKATAN ALUMNi. Ya, mirik kaya yang ada di kampus. Sebuah ikatan yang akan memfasiitasi para alumni untuk memberikan sumbangsih kepada institusi yang pernah mewarnai hidup mereka. Sebuah mimpi yang muncul dari realta yang pernah saya alami, tidak adanya alumni yang pergi sowan ke MT meskipun hanya untuk sholat di Masjid Nurul Iman. Itulah yang saya alami ketika saya menjadi pengurus. Sungguh sepi, kecuali yang satu ini. Gus PUR ( Purbahayu ), beliau yang saya tarik – tarik dari malang ke nganjuk hanya untuk membawakan materi durasi 2 jam. Karena tak tahu lagi mau menghubungi siapa. Lemahnya hubungan saya dengan angkatan atas ( karena dulu tak ada niat jadi “ tukang sapu “ ) dan data base distribusi alumni yang tidak ada. Boro – boro data base alumni. Data diri pengurus tiap tahun saja kadang tidak terbukukan. Tragis memang. 

Gulatan pemikiran masuk pada tahap keragu - raguan, bisa terjadi atau tidak mimpi ini. Atmosfir yang belum “ siap “ di Nganjuk dalam menanggapi perbedaan baju, hingga nanti pencarian kader dari salah satu organisasi tempat alumni berafiliasi. Ruwet. Mbulet. Kusut. Akh, mungkin belum saatnya IKATAN ALUMNI itu terjadi. Sekarang adalah saatnya mencari awal perjalanan membentuk sebuah ikatan tersebut, data diri lah, minimal contact person para alumni. Nah, itulah yang sekarang langkah paling konkret dari mimpi itu. Mempartisi – partisi mimpi menjadi kecil danmenyusunnya menjadi besar. Maka tema sekarang adalah MERNCARI CONTAC PERSON ALUMNI. Berburu sebuah nomer hp, mencari nama facebook nya. Oh ya, data sebuah wadah situs jejarng social sudah ada untuk mempermudah pencarian. Dan jalan mencari dan mengumpulkan tulang berserakan segera dimulai. Lets go.

Sayang kawan, saya baru tersadar dbahwa mimpi saya ini ketika saya sudah di kampus, bukan pengurus. Tapi tak apalah, semoga adik – adik atau generasi penerus ku mampu membaca catatan pemikiran seorang tukang sapu Nurul Iman. Entah generasi tiga atau empat tahun setelah saya. Semoga nantinya saya lah yang menangis karena tersenyum melihat wadah pemersatu alumni apa pun namanya. Sekarang adalah waktu untuk ber nasyid ria, sebuah lagu rindu untuk para alumni di manapun berada. Sebuah senandung dari the brother – Lagu Kedamaian

Sahabat ...
Duniaku kini tiada ceria
Hilang entah ke mana
Detik-detik yang ku lalui
Penuh duri

Bilakah segalanya akan berakhir
Kedamaian kan muncul kembali

Mengapa tangisan itu
Masih terdengar lagi
Adakah tiada siapa peduli

Sahabatku ...
Bersabarlah dengan ujian Tuhan
Natijah kealpaan
Kepahitan yang kau lalui pasti berakhir
Kedamaian kan muncul kembali

Reff:
Ooo tangisan itu
Masih terdengar lagi
[Tiada siapa peduli

Di mana nilai kemanusiaan
Sebagai hamba tuhan
]Hadirlah kedamaian
Kami memerlukan

Hadirlah kedamaian
Kami memerlukan
Di bumi yang telah gersang
Tumbuh pohon nan subur

Surabaya, 10 Ramadhan 1432 H

Atas rasa rindu akan kebersamaan

0 comments:

Post a Comment