Tuesday, January 28, 2014
Sunday, January 26, 2014
Buya Hamka dan M. Natsir : Muslim Negarawan
PUISI ini ditulis Buya Hamka pada tanggal 13 November 1957 setelah mendengar pidato M. Natsir yang mengurai kelemahan sistem kehidupan buatan manusia dan dengan tegas menawarkan kepada Sidang Konstituante agar menjadikan Islam sebagai dasar Negara RI.
KEPADA SAUDARAKU M. NATSIR
Meskipun bersilang keris di leher
Berkilat pedang di hadapan matamu
Namun yang benar kau sebut juga benar
Cita Muhammad biarlah lahir
Bongkar apinya sampai bertemu
Hidangkan di atas persada nusa
Jibril berdiri sebelah kananmu
Mikail berdiri sebelah kiri
Lindungan Ilahi memberimu tenaga
Suka dan duka kita hadapi
Suaramu wahai Natsir, suara kaum-mu
Kemana lagi, Natsir kemana kita lagi
Ini berjuta kawan sepaham
Hidup dan mati bersama-sama
Untuk menuntut Ridha Ilahi
Dan aku pun masukkan
Dalam daftarmu……!
(dikutip dari buku “Mengenang 100 tahun HAMKA”)
Dan sajak berikut merupakan rangkaian dari sajak berbalas dari M Natsir pada Buya Hamka yang sebelumnya menyusun sajak untuk M Natsir yang berjudul “Kepada saudaraku M Natsir”.
Selalu ada Cerita di IPA 3
Wednesday, January 22, 2014
Nusantara ku dan Palestina
Masih
sering kita mendengar cibiran ketika ada sebagaian orang menyeru atau mengajak
muslim di Indonesia untuk sedikit peduli dengan masyarakat muslim di Negeri
Palestina. Tentu kita sudah tahu
bagaimana kejadian yang sebenarnya ada di sana, masyarakat muslim dibantai dan
diusir dari rumah mereka dan tanah kelahiran mereka. sama seperti Negara ini mengalami pendiritaan dalam cengkraman penjajahan.
Mungkin
kita perlu lagi membaca sejarah Nusantara, sebelum nama Indonesia itu ada. Mari
membaca sejarah kembali, saat wilayah Nusantara masih banyak kerajaan hindu dan
budha. Saat Islam mulai berkembang di Tanah Jawa dengan peran WaliSongo sebagai
Da’I yang santun dan bersahabat dengan masyarakat. Salah satu dari Sembilan wali
itu adalah sunan Kudus. Kita perlu
meninjau lagi kalau masih percaya dengan teori islam yang mengatakan islam
masuk dengan pedagang Gujarat. Bahwa Sali songo bukanlah seorang yang pedang
nyambi dakwah. Tetapi seorang da’I yang memang menebarkan islam dan mendekati
masyarakat dengan perdagangan. WaliSongo sesungguhnya tidak berjumlah Sembilan,
lebih dari itu. tetapi keberadaan mereka silih berganti, ketika ada wali yang
kembali ke kampong halaman. Pasti akan datang pengganti hingga jumlahnya tetap Sembilan.
Menemukan Spirit yang Hilang
Tidak
terasa waktu sudah bergulir cepat, detik berubah menjadi menit, ,menit terakumulasi menjadi jam, jam
berubah menjadi hari,hari berganti
bulan, bulan berubah menjadi tahun.
Setiap momennya selalu memberikan makna tersendiri bagi kita. Setiap
kejadiannya memberikan banyak pelajaran yang tidak tergantikan. Setiap waktunya, segala aktivits yang kita
lakukan mewarnai hari-hari dan bulan.
Menyusuri jalan kehidupan yang panjang nan melelahkan. Hingga terkadang,
banyak diantaranya yang kelelahan dan kehabisan bekal. Kehausan dan kelaparan.
Dan perjalan hidup yang kita pilih adalah jalan Dakwah.
Jalan
dakwah tidak ditaburi dengan bunga-bunga, tetapi merupakan jalan yang terjal
nan panjang. Bagi para pengemban yang akan melaluinya perlu kesabaran dan
ketekunan memikul beban yang berat tersebut. Perlu kemurahan hati, pemberian
dan pengorbanan tanpa mengharapkan hasil yang segera tanpa putus asa dan putus
harapan. Yang diperlukan adalah usaha
dan kerja yang berterusan dan hasilnya terserah kepada Allah diwaktu yang
dikehendakiNYA.
Dalam
menempuh perjalanannya, banyak diantara pada aktivis dakwah yang mengalami
kehabisan bekal, sehingga banyak diantara mereka kehausan serta kelaparan dalam
perjalanan dan akhirnya tidak lagi dapat melanjutkan menyusuri perjalanan ini.Ibarat
musafir yang berjalan di tengah gurun dengan panas yang menantang. maka,
kesegaran oase adalah harapan. Juga dengan bagi para musafir perjalanan dakwah
ini, yang sudah mulai kelelahan dalam perjalanan. Mungkin perlu kiranya
menemukan kembali telaga mata air penghilang dahaga dalam perjalanan. menemukan
oase dalam kefatamorganaan, Menemukan kembali ruh yang menghilang.
#AYKTM
Apapun Yang terjadi Kita Tetap Melingkar
Sejenak
teringat apa yang pernah dipesankan oleh sang imam dalam sebuah surat kepada
para jama’ahnya. Sebuah pesan sangat penting yang menjadi ruh dalam setiap
aktivitas perjuangan ketika beliau masih hidup dan ketika beliau sudah tidak
berada diantara para jama’ahnya. Dalam pesan tersebut sang imam mengingatkan
kembali akan pentingnya aktivitas ini dalam rangka membangun peradaban.
Aktivitas yang meneguhkan yang beliau sebut dengan Usrah. Sang imam itu adalah
Hasan Albanna, begitu orang menyebutnya. Pesan-pesan beliau kemudian diabadikan
dalam buku Majmaturrasail atau kita lebih familiar dengan nama Risalah
Pergerakan.
Islam menekankan
perlunya pembentukan usar (usrah-usrah) dari pengikut-pengikutnya, yang dapat
membimbing mereka kepada puncak keteladanan, mengokohkan ikatan hatinya, dan
mengangkat derajat ukhuwahnya; dari kata-kata dan teori menuju realita dan amal
nyata. Karena itu -wahai saudaraku- usahakan agar dirimu menjadi batu bata yang
baik bagi bangunan (Islam) ini. Sedangkan pilar-pilar ikatan ini ada tiga;
hafalkan dan usahakan untuk mewujudkannya, sehingga ia tidak hanya menjadi
beban berat yang kering tanpa ruh.
Perang Diponegoro: Bukan masalah sejengkal tanah
Sejak di sekolah dasar kita sudah
diajar tentang sejarah bangsa Indonesia. Salah satu pelajaran sejarah yang
masih selalu teringat ketika sekolah dasar adalah sejarah tentang perlawanan
melawan penjajah. Baik di tanah jawa maupun luar tanah jawa. Di Luar tanah
Jawa, Sejarah perang paderi dipimpin Imam Bonjol, Si Singamangaraja XII, Sultan
Hasanudin dan masih banyak lagi. Tanah Jawa yang menjadi pusat pemerintahan
Hindia-Belanda tak kurang perlawanan yang dilakukan oleh Sultan Antasari,
Sultan Agung Tirtayasa, Fatahillah serta tak ketinggalan Pangeran Diponegoro.
Mungkin perlu kita perlu membaca
ulang buku sejarah yang menjadi buku ajar sejarah di sekolah. Terutama tentang
perang diponegoro. Hal ini perlu karena terdapat distorsi dalam penulisan
sejarah tentang perang diponegoro. Adanya Upaya pengkerdilan peran islam dalam
setiap detik sejarah bangsa ini. sampai hari ini kita akan membaca bahwa awal
mula Perang Diponegoro adalah karena pemerintahan colonial belanda membangun
jalan di atas tanah makam dan leluhur Pangeran Diponegoro. Namun pertanyaannya
adalah Benarkan perang diponegoro terjadi karena masalah sejengkal tanah? Atau
ada masalah lain yang menjadi pemicu perang diponegoro?
Ibarat anak sekolah yang istirahat
“Mati itu ibarat
istirahat, istirahatnya anak-anak sekolah itu lho”. Kata membuka percakapan
malam itu.
“Coba lihatlah,
anak-anak sekolah ketika istirahat itu”, lanjutnya dengan sedikit menjeda
dengan kata-kata selanjutnya.
“mereka senang
sekali, melepas penat setelah lelah belajar. Mereka ingin segera menikmati
makanan-makanan di kantin, atau melepas lelah dengan istirahat dibawah pohon
sambil bercakap-cakap dengan teman yang lain seolah tidak ada beban dari ruang
kelas yang sempit tadi”. Penjelasan yang masih sulit untuk dicerna secara
langsung. Butuh waktu beberapa saat untuk nyambung dengan penjelasan hari ini.
penjelasan dari seorang yang selama ini ku panggil “Bapak”.
Aneh rasanya hari
ini, tiba-tiba bapak membicirakan tentang kematian. Memang waktunya tepat,
malam hari dengan gelapnya ketika pemadaman listrik diiringi gerimis hujan
rintik setelah deras mengguyur sore tadi. Tidak biasanya membicarakan tentang
pelajaran hidup paling berarti, pemutus kenikmatan. Seolah kematian itu sudah
dekat.
“Seharusnya orang itu
senang mati, “sekolah”nya sudah selesai dan waktunya “istirahat” menikmati
makanan dan guyon dengan
teman-temannya”, begitu pesan yang akan terus tertancap dan teringat sampai
akhir kelak.
Friday, January 17, 2014
Hari Ini
mentari mengintip dari celah awan, membebaskan dunia dari
belenggu malam. burung berkicau, menyanyikan lagu indah untuk pagi ini.
" selamat pagi dunia, hari baru telah datang ",
mungkin itulah semangat pagi yang ingin mereka tularkan pada penduduk bumi.
namun, semua seolah tak tak berguna. selimut tebal masih
membungkus tubuh. meredam segala gelombang keramaian. insan malas itu tak
bergeming, mematung, seolah tak bernyawa.
Sendiri dalam surga dunia yang kuciptakan,dalam kenyamanan pulau yang
hanya aku pemiliknya. Setan pagi telah menina-bobokkan hingga tak sadar bahwa
siang sudah menjelang. Setiap ingin bangun, bisakan bahwa hari masih pagi
seperti mantera-mantera hipnotis yang membuat orang seketika tidak sadarkan
diri.
“Jika kamu berada dipagi hari, janganlah menunggu sore tiba.
Hari inilah yang akan Anda jalani, bukan hari kemarin yang telah berlalu dengan
segala kebaikan dan keburukannya, dan juga bukan esok hari yang belum tentu
datang. Hari yang saat ini mataharinya menyinari Anda, dan siangnya menyapa
Anda inilah hariAnda”.
Begitulah nasihat dari Dr. Aidh Al’qarni dalam bukunya yang
fenomenal La Tahzan yang mengingatkan
akan kita bahwa hari ini adalah hari kita untuk berkarya. Tidak ada hari lain.
Hari ini adalah hari dimana kita membuat sejarah baru, memperbaiki hari kemarin.
Hari ini harus lebih baik dari pada hari kemarin.
Bayangkan saja kalau anda hanya hidup pada hari ini saja.
Maka akankah kau sia-sia kan kehidupan ini? pasti kau akan melakukan yang
terbaik untuk hari ini. kalau akan melakukan ibadah paling khusyuk. Mungkin kau
akan mengulanginya sampai benar-benar khusyu’. Pasti kau akan berbuat ramah
pada sema orang. Memberikan senyum tulus terbaik untuk saudara-saudara mu.
Memberikan lebih banyak infaq untuk mereka yang berhak menerima. Itu kalau kau
tau bahwa ini adalah hidup mu terakhir.
Sayang, kematian itu rahasia dan datang tanpa diduga-duga
serta tak dapat ditunda-tunda. Maka, berbuat baik terus-menerus, senantiasa
memberikan yang terbaik untuk hari ini adalah jalan kehatia-hatian, agar saat
maut datang menjemput. Semua yang kita lakukan adalah yang terbaik. Sungguh,
kita akan masuk dalam barisan orang-orang yang beruntung, mendapat rahmat dari
Allah.
Thursday, January 16, 2014
Al-Qur’an dan relevansinya dengan Pancasila
Membaca konsep Pemikiran M. Natsir tentang Pancasila dan Al-Qur’an.
Kita mungkin sering mendengar akan
komentar-komentar orang-orang yang alergi dengan politik islam atau aktivis
islam. Pandangan sinis mereka terhadap politikus islam atau aktivis islam
sangat beralasan. Alasan mereka sangat dangkal dan lebih sering tergiring
dengan opini public yang dikeluarkan oleh orang-orang liberal dan orang-orang
yang tidak mengalami sakit islam phobia. Seperti yang telah kita sering dengar
tentang islam (baik politikus atau aktivisnya) dari media-media mainstream
selama ini yang menggambarkan islam sebagai orang-orang yang radikal yang
sering membuat terror kepada orang yang tidak sepaham dengan pemikiran islam.
Salah satu yang menjadi ketakutan mereka akan politikus islam atau aktivis
islam ketika menjadi pemimpin yang memegang kekuasaan adalah mereka (politikus
islam atau aktivis islam) ketika menjadi pemimpin negeri ini akan mengubah
konstitusi negeri ini, menolak pancasila sebagai dasar negera yang sudah final
saat dideklarasikan oleh para founding father bangsa ini. selain itu juga
kekhawatiran akan hilangnya budaya-budaya nenek moyang yang ada di nusantara
ini karena penerapan islam oleh penguasa. Padahal kalau kita ulang sejarah
perjalanan bangsa ini, sudah ada pemikiran dari ulama yang juga negarawan, M.
Natsir menjawab kekhawatiran yang hari ini kita hadapi. M. Natsir telah
merumuskan pemikiran hubungan atau relevansi Antara Islam dengan dasar
Al-Qur’an dan Pancasila yang menjadi dasar negera Indonesia.
Sunday, January 12, 2014
Tragedi Pembantaian Sabra dan Shatila
Meskipun ini bukan bulan september tepat terjadinya pembunuhan massal sekitar 3300 orang di dua tempat sabra dan shatila di palestina. mungkin saya ingin mengenang, bahwa pada hari itu pembantaian anak-anak dan orang dewasa dilakukan dengan membabi buta tanpa belas kasihan oleh pasukan Zionis israel. hari ini saya ingin mengenang itu, karena aktor utama dan otak dari segalanya adalah Ariel Sharon, Perdana Menteri Negara Zionis Israel. bahkan dia sendiri membunuh anak-anak tanpa belas kasihan dengan tangannya sendiri. Tangga 11 Januari 2014 kemarin, Ariel Sharon meninggal secara mengenaskan setelah dalam keadalan sekarat 8 tahun 7 hari. Mungkin sekarang semua penduduk Sabra dan shatila telah menunggu ariel sharon di Mahkamah Maha Agung. Mereka akan menuntut semuanya. Inilah sejarah Palestina dan Zionis Israel, bahwa catatan kejahatan Ariel Sharon sudah menumpuk.
silahkan tanya mbah google tentang peristiwa ini, karena saya tidak ingin menceritakan kengerian semua ini
Injury Time
Pertolongan Allah di titik nadir
Suatu saat kita pasti pernah mendengar keluhan dari seseorang, atau bahkan diri kita sendiri pernah mengeluhkan itu, "Mana Pertolongan Allah itu, kog itu? kog belum datang-datang juga. padahal sudah ini. sudah itu bla..bla..bla..". dan keluhan-keluhan semisal dan kawan-kawannya. yang intinya merasa bahwa pertolongan Allah itu tidak dekat dengan kita, yang ujung-ujungnya bisa jadi kita merasa putuh dari rahmat Allah SWT. Namun yang menarik kalau kita baca sirah nabawiyah, kita akan mendapati apa yang kita keluhkan adalah sesuatu yang sangat kecil. apa lagi kalau kita kemudian melihat apa yang telah kita kerjakan dalam menghadapi masalah-masalah yang kita hadapi. banyak kisah Nabi yang kemudian Allah tolong, dan pertolongan itu menjadi mukjizat pada nabi adalah Pertolongan Allah yang diberikan disaat terakhir dan sudah titik nadir usaha, terjepit tak berdaya. Namun, apa yang telah kita kerjakan ?. malu rasanya kalau kita mengeluh. kita ini, "berkeringat" aja belum dalam berusaha sudah mengeluhkan pertolongan Allah tidak dekat. Kita seperti seorang pengemis dengan tubuh kekar, meskipun sah-sah saja kalau kita kemudian berdo'a agar pertolongan Allah datang. Namun, usaha kita juga harus sudah sampai titik nadir hingga kemudian Allah menunjukan jalan takdir.
Mungkin kita perlu menyimak sirah nabawiyah tentang pertolongan Allah kepada rasul-Nya.
1. Nabi Musa dan kaumnya
Dan (ingatlah), ketika kami belah laut untukmu, lalu kami selamatkan kamu dan kami tenggelamkan (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan (QS 2:50). Dan kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir’aun dan bala tentaranya, Karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir’aun itu Telah hampir tenggelam berkatalah dia: “Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)” (QS 10:90). Dan Sesungguhnya Telah kami wahyukan kepada Musa: “Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, Maka buatlah untuk mereka jalan yang kering di laut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)” (QS 20:77). Maka Fir’aun dengan bala tentaranya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka (QS 20:78). Lalu kami wahyukan kepada Musa: “Pukullah lautan itu dengan tongkatmu”. Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar (QS 26:63).
2. Nabi Ibrahim
3. Nabi Muhammad
Dalam Al Quran diterangkan sebelum membakar Ibrahim, Raja Namrudz memerintahkan kaumnya untuk mendirikan sebuah bangunan yang tinggi yang bertujuan agar semua rakyatnya mengetahui tentang kejadian pembakaran ini.
Kemenangan pada perang Badar menjadi pesta di kalangan para malaikat karena peristiwa ini adalah pertama kalinya mereka diizinkan terjun ke gelanggang perang di bawah komando Jibril dengan seribu pasukan malaikat pilihan.
“Sesungguhnya Aku akan mendatangkan kepadamu bala bantuan dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut.” (Q.S.An Anfal:9)
Para Malaikat yang terlibat dalam Perang Badar memiliki kemuliaan di antara semua malaikat. Rafi’ah bin Rafi’ Az Zarqi mengatakan, “Jibril berkata kepada Nabi SAW dan berkata: Bagaimana kalian menganggap veteran Badar di antara kalian? Rasulullah manjawab: Termasuk muslimin yang paling mulia. Jibril berkata: demikian pula malaikat yang mengikuti perang Badar.”
itu adalah gambaran-gambaran bagaimana Allah memberikan pertolongan kepada Rasul-Nya, pertolongan di titik nadir dipenghujung usahanya. padahal kita ketahui bahwa rasul adalah orang yang sangat dekat dengan Allah. Bagaimana dengan kita ? kita yang tak sedekat seperti halnya Nabi atau Rasul. Namun, disaat pertolongan Allah tak kunjung datang adalah, Jangan Pernah kita putus harap akan rahmat-Nya
Suatu saat kita pasti pernah mendengar keluhan dari seseorang, atau bahkan diri kita sendiri pernah mengeluhkan itu, "Mana Pertolongan Allah itu, kog itu? kog belum datang-datang juga. padahal sudah ini. sudah itu bla..bla..bla..". dan keluhan-keluhan semisal dan kawan-kawannya. yang intinya merasa bahwa pertolongan Allah itu tidak dekat dengan kita, yang ujung-ujungnya bisa jadi kita merasa putuh dari rahmat Allah SWT. Namun yang menarik kalau kita baca sirah nabawiyah, kita akan mendapati apa yang kita keluhkan adalah sesuatu yang sangat kecil. apa lagi kalau kita kemudian melihat apa yang telah kita kerjakan dalam menghadapi masalah-masalah yang kita hadapi. banyak kisah Nabi yang kemudian Allah tolong, dan pertolongan itu menjadi mukjizat pada nabi adalah Pertolongan Allah yang diberikan disaat terakhir dan sudah titik nadir usaha, terjepit tak berdaya. Namun, apa yang telah kita kerjakan ?. malu rasanya kalau kita mengeluh. kita ini, "berkeringat" aja belum dalam berusaha sudah mengeluhkan pertolongan Allah tidak dekat. Kita seperti seorang pengemis dengan tubuh kekar, meskipun sah-sah saja kalau kita kemudian berdo'a agar pertolongan Allah datang. Namun, usaha kita juga harus sudah sampai titik nadir hingga kemudian Allah menunjukan jalan takdir.
Mungkin kita perlu menyimak sirah nabawiyah tentang pertolongan Allah kepada rasul-Nya.
1. Nabi Musa dan kaumnya
Dan (ingatlah), ketika kami belah laut untukmu, lalu kami selamatkan kamu dan kami tenggelamkan (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan (QS 2:50). Dan kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir’aun dan bala tentaranya, Karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir’aun itu Telah hampir tenggelam berkatalah dia: “Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)” (QS 10:90). Dan Sesungguhnya Telah kami wahyukan kepada Musa: “Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, Maka buatlah untuk mereka jalan yang kering di laut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)” (QS 20:77). Maka Fir’aun dengan bala tentaranya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka (QS 20:78). Lalu kami wahyukan kepada Musa: “Pukullah lautan itu dengan tongkatmu”. Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar (QS 26:63).
2. Nabi Ibrahim
3. Nabi Muhammad
Dalam Al Quran diterangkan sebelum membakar Ibrahim, Raja Namrudz memerintahkan kaumnya untuk mendirikan sebuah bangunan yang tinggi yang bertujuan agar semua rakyatnya mengetahui tentang kejadian pembakaran ini.
“Mereka berkata, “Dirikanlah sebuah bangunan untuk (membakar Ibrahim), lalu lemparkanlah dia kedalam api yang menyala-nyala itu.” (QS. As-Shaffat [37:] 97).
Baginda kemudian menyebut kalimah Hasbunallah wa ni’mal wakil ketika dicampakkan ke dalam api, dan dengan izin Allah, api itu menjadi dingin dan selamatkan Nabi Allah itu dari dibakar. Atas kehendak dan pertolongan Allah SWT, api yang sangat besar dan sedang membakar tubuh Ibrahim itu tidak mampu membinasakannya. Sebaliknya, api tersebut menjadi dingin dan menyelamatkan Ibrahim. “Kami berfirman, ‘Hai api, dinginlah engkau dan berilah keselamatan pada Ibrahim’.” (QS A-Anbiya [21] : 69).
Abdullah bin Abbas meriwayatkan bahwa ketika seorang sahabat mengejar dengan gigih seorang musyrik yang ada di depannya, tiba-tiba ia mendengar suara pukulan dan suara penunggang kuda yang menghentakkan kudanya. Lalu sahabta tersebut melihat orang musyrik itu jatuh tewas terkapar dengan keadaan hidung dan wajahnya terluka berat akibat pukulan keras. Hal tersebut ia ceritaka kepada Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Kau benar, itu adalah pertolongan Allah dari langit ketiga.” (H.R.Bukhari dan Muslim)
Kemenangan pada perang Badar menjadi pesta di kalangan para malaikat karena peristiwa ini adalah pertama kalinya mereka diizinkan terjun ke gelanggang perang di bawah komando Jibril dengan seribu pasukan malaikat pilihan.
“Sesungguhnya Aku akan mendatangkan kepadamu bala bantuan dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut.” (Q.S.An Anfal:9)
Para Malaikat yang terlibat dalam Perang Badar memiliki kemuliaan di antara semua malaikat. Rafi’ah bin Rafi’ Az Zarqi mengatakan, “Jibril berkata kepada Nabi SAW dan berkata: Bagaimana kalian menganggap veteran Badar di antara kalian? Rasulullah manjawab: Termasuk muslimin yang paling mulia. Jibril berkata: demikian pula malaikat yang mengikuti perang Badar.”
itu adalah gambaran-gambaran bagaimana Allah memberikan pertolongan kepada Rasul-Nya, pertolongan di titik nadir dipenghujung usahanya. padahal kita ketahui bahwa rasul adalah orang yang sangat dekat dengan Allah. Bagaimana dengan kita ? kita yang tak sedekat seperti halnya Nabi atau Rasul. Namun, disaat pertolongan Allah tak kunjung datang adalah, Jangan Pernah kita putus harap akan rahmat-Nya
Friday, January 10, 2014
Makna di balik Penulisan Nama dalam Daftar Pustaka
Ada sesuatu yang menarik kalau kita cermati dari penulisan
daftar pustka. Meskipun penulisan daftar pustaka itu menilik ke barat, namun
sungguh ada yang bisa kita pelajari dari hal itu. Menarik. Sebagai seorang
akademisi mungkin sudah tidak asing lagi dengan daftar pustaka, apalagi sejak
SMP sudah diajari bagaimana menulis daftar pustaka yang baik dan benar. Namun,
ada sesuatu yang luput yang belum tersampaikan tentang penulisan daftar pustaka
itu. Bukan soal benar tau salahnya penulisan daftar pustaka, juga bukan baik
atau buruknya. Namun soal makna, makna kenapa penulisan daftar pustaka itu
harus dibalik secara penulisan nama dari penulisin rujukan kita itu. selama ini
mungkin kota berfikir penulisan itu memang sudah seperti adanya, orang barat
yang kita jadikan acuan sudah begitu.
Ternyata penulisan daftar pustaka dengan nama yang dibalik,
nama belakang ditaruh didepan itu mempunyai aspek historis dan filosofis. Nilai
historis bagaimana kebudayaan dan tradisi masyarakat bangsa eropa kala itu,
serta aspek filosofis yang tergali dari pikiran bangsa barat saat itu. kalau
kita meninjau dari sisi historisnya, maka kita akan membuka kembali sejarah
eropa sebelum terjadinya perang kaum borjuis dengan proletar. Kaum bangsawan
melawan wong cilik.Bawa budaya yang dimiliki oleh orang-orang eropa barat sangat menjaga trah keturunan, kalau orang islam istilahnya menjaga nasabnya. sehingga nama yang dibalik itu (nama belakang ditaruh di depan) merupakan sebuah penghormatan kepada Keluarga besar. Sebab perlu anda ketahui, bahwa nama belakang itu adalah nama Keluarga dari Laki-laki (ayah). seperti Geoger Bush, punya anak George W. Bush. Kalau di Indonesia mirip Marga kalau dibeberapa suku. Nah, dari situlah alasan kenapa penaman dalam daftar pustaka, nama penulis buku atau penelitian yang menjadi rujukan kita dibalik. selain itu, cara memanggilnya, kalau di eropa yang masih belum tercampur, pasti akan memanggil nama belakang kalau mereka belum akrab. Sebuah Pelajaran Penting adalah, Bahwa dahulu sebelum modernisasi Budaya, bangsa Barat Mengagung-agungkan keluarga mereka. penghormatan terhadap lembaga yang bernama keluarga sangat tinggi.
Namun, sekarang filosofi itu sudah tidak adalagi, karana sekarang penulisan nama daftar pustaka sekarang hanya memberikan peraturan nama belakang aja tanpa ada maknanya.Pertanyanya adalah mengapa ??. lihatlah sekarang. Kita akan mendapati, kalau orang di eropa sudah jarang yang mau berkeluarga apa lagi mempunyai anak. meraka akan mempenjarakan bagi yang berani memaksa mempunyai keluarga atau mempunyai anak, meskipun yang meminta adalah seorang suami. Selain itu, nasab keluarga juga sudah tidak jelas di eropa sana. free sex endterang menggejala sudah tidak dapat terbendung. sehingga banyak anak yang lain tanpa tahu siapa bapaknya, bahkan tidak tahu bapak dan ibunya. ternyata filosofis penulisan nama yang dibalik dari penulisan sebuah refrensi sudah hilang beriringan hilangnya budanya menjaga nasab dalam keluarga.
sehingga, mari kita kembali merenungkan. saat barat sekarang sudah diambang kehancuran akibat efek yang dikerjakan dari budaya sebelumnya. Namun sekarang eropa sudah mulai berbenah, mulai meninggalkan hal yang semacam itu. Namun, sayang di negera Indonesia ini malah terjadi sebaliknya. saat eropa sudah mulai meninggalkan kultur yang jelek kita malah baru tahu kultur itu mulai ikut-ikutan budaya jelek tersebut. Sekarang kita tinggal berdo'a, semoga saudara-saudara kita semakin sadar pentingnya Menjaga Aurat.
Perjuangan Kita : Hingga Nafas Terakhir
masih ingatkah kita dengan final liga champion 2005 di Istambul, Turki ?. ini dalah final liga champion yang paling menarik jika dibandingakan dengan final liga champion 2003, 2004, 2006, 2007 2008, 2009, 2010 yang pernah tak lihat. luar biasa. Kita melihat perjuangan yang tak kenal henti, kita bisa melihat keyakinan dan tekad adalah kunci. Pelajaran yang paling menarik adalah, Pemenang adalah Mereka yang Tertawa di Akhir. Dan Paling pelu kita catat adalah, Perjuangan kita, Hingga hembusan nafas terakhir, seperti apapun keadaan kita. sebab tugas kita adalah berjuang, dan Allah akan memberikan yang terbaik kepada mereka yang berjuang dengan sungguh-sungguh..
Tuesday, January 7, 2014
#AYKTM
Apapun Yang Terjadi Kami Tetap Melayani
عن ابي هريرة – رضي الله عنه قال- عن النبي صلى الله عليه و سلم قال - من نفس عن مؤمن كربة من كرب الدنيا نفس الله عنه كربة من مرب يوم القيامة ، ومن يسر على معسر يسر الله عليه في الدنيا و الآخرة ، ومن ستر مسلما ستره الله فى الدنيا و الآخرة ، و الله في عون العبد ما كان العبد في عون أخيه . و من سلط طريقا يلتمس فيه علما سهل الله به طريقا الى الجنة ، وما اجتمع قوم في بيت من بيوت الله يتلون كتاب الله و يتدارسونه بينهم إلا نزلت عليهم السكينة و غشيتهم الرحمة و حفتهم الملائكة و ذكرهم الله في من عنده ، و من بطأ به عمله لم يسرع به نسبه - رواه مسلم بهذا اللفظ
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, beliau bersabda : “Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutup aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu suka menolong saudaranya. Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, pasti Allah memudahkan baginya jalan ke surga. Apabila berkumpul suatu kaum di salah satu masjid untuk membaca Al Qur’an secara bergantian dan mempelajarinya, niscaya mereka akan diliputi sakinah (ketenangan), diliputi rahmat, dan dinaungi malaikat, dan Allah menyebut nama-nama mereka di hadapan makhluk-makhluk lain di sisi-Nya. Barangsiapa yang lambat amalannya, maka tidak akan dipercepat kenaikan derajatnya”. (riwayat Muslim)
"Orang diluar sana tidak pedul dengan kondisi kita, apa yang terjadi pada kita. karena yang mereka ketahui adalah kita orang besar yang mampu memikul meringankan kesusahan mereka. bagi mereka, kerja nyata kitalah yang diharapkan. Bagi Mereka, Setiap kerja besar kita akan selalu di tunggu. ketulusan Cinta kita pada sesama adalah mesin penggerak yang tak akan pernah padam untuk terus bekerja memberikan yang terbaik. Sehingga keharmonian dalam kehidupan akan terus terjaga. karena sesama muslim adalah saudara. Kerja-Cinta-Harmoni"
Permasalahan disekitar kita tiada akan pernah habis, bahkan terus bertambah. masih banyak pekerjaan yang menunggu untuk segera diselesaikan bukan hanya dengan kutukan serta umpatan mencaci penguasa dan anggota dewan. setiap langkah kecil kita untuk menyelesaikan masalah dan memberikan bantuan pada sesama adalah ketauladanan tentang arti kepemimpinan. Menyelesaikan masalah tanpa keluh kesah. Karena mengeluh adalah bukti kelemahan jiwa. Berilah pertolangan pada saudara kita, terdekat dari mu. bantulah mereka semampu kau berikan bantuan. ringankan dan mudahkan mereka dalam setiap urusan, serta buatlah hatinya senang. Karena Allah dan Para Malaikat tidak pernah tidur dan lelah untuk mencatat setiap kebaikan hingga kita bosan melakukan kebaikan. Teruslah berbuat baik, jangan tunda.
Apapun Yang terjadi Kami Tetap Melayani
#ATKTM
PEDULI
Puisi H. Taufiq Ismail
sebuah karya perlawanan dan refleksi perjuangan bangsa.
Sebuah jaket berlumur darah
Kami semua telah menatapmu
Telah pergi duka yang agung
Dalam kepedihan bertahun-tahun.
Kami semua telah menatapmu
Telah pergi duka yang agung
Dalam kepedihan bertahun-tahun.
Di bawah terik matahari Jakarta
Antara kebebasan dan penindasan
Berlapis senjata dan sangkur baja
Akan mundurkah kita sekarang
Seraya mengucapkan ’Selamat tinggal perjuangan’
Berikara setia kepada tirani
Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?.
Antara kebebasan dan penindasan
Berlapis senjata dan sangkur baja
Akan mundurkah kita sekarang
Seraya mengucapkan ’Selamat tinggal perjuangan’
Berikara setia kepada tirani
Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?.
(Sebuah Jaket Berlumur Darah)
Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan
Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh
Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya inikah yang namanya merdeka
Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus Berjalan terus.
Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh
Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya inikah yang namanya merdeka
Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus Berjalan terus.
(Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini)
Hari depan Indonesia adalah satu juta orang main pingpong siang malam
dengan bola telur angsa di bawah sinar lampu 15 wat,
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang pelan-pelan tenggelam
lantaran berat bebannya kemudian angsa-angsa berenang-renang di atasnya,
Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,
dan di dalam mulut itu ada bola-bola lampu 15 wat,
sebagian putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,
Hari depan Indonesia adalah angsa-angsa putih yang berenang-renang
sambil main pingpong di atas pulau Jawa yang tenggelam
dan membawa seratus juta bola lampu 15 wat ke dasar lautan,
dengan bola telur angsa di bawah sinar lampu 15 wat,
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang pelan-pelan tenggelam
lantaran berat bebannya kemudian angsa-angsa berenang-renang di atasnya,
Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,
dan di dalam mulut itu ada bola-bola lampu 15 wat,
sebagian putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,
Hari depan Indonesia adalah angsa-angsa putih yang berenang-renang
sambil main pingpong di atas pulau Jawa yang tenggelam
dan membawa seratus juta bola lampu 15 wat ke dasar lautan,
Kembalikan
Indonesia
padaku
Indonesia
padaku
Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam
dengan bola yang bentuknya seperti telur angsa,
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam
karena seratus juta penduduknya,
Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wat,
sebagian berwarna putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,
dengan bola yang bentuknya seperti telur angsa,
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam
karena seratus juta penduduknya,
Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wat,
sebagian berwarna putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,
Kembalikan
Indonesia
padaku
Indonesia
padaku
(Puisi Kembalikan Indonesia Padaku)
PENGOEMOEMAN REPOEBLIK yang mulai berdebu
Gambar lasykar yang kurus-kurus
Dan kuberi tabik khidmat dan diam
Pada gambar Pak Dirman
Mendekati tangga turun, aku menoleh kembali
Ke ruangan yang sepi dan dalam
Jendela musium dipukul angin dan hujan
Kain pintu dan tingkap bergetaran
Di pucuk-pucuk cemara halaman
Tahun demi tahun mengalir pelan-pelan
Deru konvoi menjalari lembah
Regu di bukit atas, menahan nafas
Di depan tugu dalam musium ini
Menjelang pintu keluar ke tingkat bawah
Aku berdiri dan menatap nama-nama
Dipahat di sana dalam keping-keping alumina
Mereka yang telah tewas
Dalam perang kemerdekaan
Dan setinggi pundak jendela
Kubaca namaku disana.....
Gambar lasykar yang kurus-kurus
Dan kuberi tabik khidmat dan diam
Pada gambar Pak Dirman
Mendekati tangga turun, aku menoleh kembali
Ke ruangan yang sepi dan dalam
Jendela musium dipukul angin dan hujan
Kain pintu dan tingkap bergetaran
Di pucuk-pucuk cemara halaman
Tahun demi tahun mengalir pelan-pelan
Deru konvoi menjalari lembah
Regu di bukit atas, menahan nafas
Di depan tugu dalam musium ini
Menjelang pintu keluar ke tingkat bawah
Aku berdiri dan menatap nama-nama
Dipahat di sana dalam keping-keping alumina
Mereka yang telah tewas
Dalam perang kemerdekaan
Dan setinggi pundak jendela
Kubaca namaku disana.....
Monday, January 6, 2014
Memukul Idealisme
senja ufuk barat tertalu indah untuk dilewatkan. saat gelap memukul telak mentari, seperti halnya saat liberalisme memukul telak matrealisme hingga tersungkur dari peradaban dunia. semua akan bergilir, bahkan kemenangan pun pada akhirnya akan dipergilirkan. seperti putaran roda yang kadang di atas dan kadang di bawah. semua pergiliran itu, memberikan pelajaran. bahwa tidak semua yang rencana itu akan berhasil. bisa jadi rencana kita akan bertepan dengan putaran roda yang ada dibawah. sehingga semua itu hanya rencana dan rencana.
Idealisme yang terpukul oleh realitas. Idealisme yang harus tersungkur dalam keponggahan realitas yang sedang berdiri tepat didepan kita. mereka yang tidak siap menghadapi pukulan realitas, tak akan mampu bangkit dan semakin terkubur oleh keputus asaan. Idealis adalah mereka yang selalu mengeluh dan mengumpat pada realita. hingga seolah tidak ada lagi yang bisa dikerjakan untuk kembali bangkit. Idealis pada akhirnya tertinggal, terpojok dari sudut kehidupan. menjadi kaum inferior yang trauma pada realitas disekitarnya. mengeluh pada realitas dan berangan pada idealitas. idealisme itu terpukul telak pada ronde ke dua pada ring kehidupan. setelah gagal berkompromi pada realita.
Masihkah kita akan menjadi kaum idealis yang hanya hidup dalam pikiran dan takut pada kenyataan. ?????
Bila Akhirnya Harus memilih Demokrasi
Pada akhirnya masyarakat muslim
yang berada dalam suatu masyarkat yang plural dan tidak menggunakan hokum
islam. Mau tidak mau akan selalu bergesekan dengan hokum dan sistem yang telah
ada, yang kemudian juga memberikan kita peluang untuk menghadirkan kebaikan
didalamnya serta kemashlahatan yang lebih luas bagi umat muslim. Maka hal itu
merupakan kesempatan yang tepat untuk kita memberikan edukasi kepada masyarakat
tentang nilai dan ajaran islam.
Namun, kemudian muncul beberapa
pertanyakan. Bagaimanakah hukumnya kalau kemudian kita ikut pada sistem yang
ada dan itu tidak pada sistem islam?
Kalau kita kembali baca buku
karya Ulama Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang yang ingin
berpartisipasi dalam pemerintahan non-islam. Kalau tidak, maka akan pada hokum
asal tentang itu, yaitu tidak diperbolehkannya
Pertama; keikutsertaan itu harus
nyata, bukan hanya sekedar ucapan dan dakwaan. Partisipan harus mempunyai
kekiasaan sesuai dengan wewenangnya. Sehingga mampu menegakkan keadadilan dan
memberantas kezaliman, mewujudkan kebenaran dan menghapus kebatilan, dalam
daerah kekuasaannya, walaupun masih secara parsial. Kalau tidak demikian, maka keikutsertaannya tidak mempunyai arti
apa-apa bagi perubahan yang lebih baik
Kedua; pemerintahan yang akan
disertai bukanlah pemerintahan yang zalim dan kejam, serta tidak pua terkenal
dengan denga tindakannya dalam melanggar HAM. Bagi seorang muslim yang komit
pemerintahan seperti itu justru harus dilawan dan diluruskan denga cara yang ia
sanggupi. Bila sanggup dengan tangan (kekuatan), bila tidak sanggup dengan
lisan (penjelasan), bila tidak sanggup dengan hati (do’a).
Ketiga; Partisipan harus
mempunyai hak untuk menentang segala hal yang terang-terang berlawanan dengan
nilai-nilai islam. Atau sekurang-kurangnya dia harus berhati-hati terhadap hal
itu.
Namun, dalam hal ini ada beberapa
ulama yang memberikan fatwa pertimbangan dalam menghadapi persoalan ini.
pertimbangan yang dimaksud adalah pertimbangan berdasarkan penilaian terhadap
beberapa kepentingan yang saling bertentangan Antara satu sama lain;
kepentingan mana yang patut didukung dan
kepentingan mana pula lantas digugurkan.
Untuk mengadakan penilaian,
sehingga dapat diputuskan mana yang akan didukung atau mana yang akan ditolak,
diperlukan dua bentuk fiqh yang lain;
1. Fiqih
hokum dan dalil. Dalil ini diambilkan dari teks-teks parsial dan berbagai
tujuan umum
2. Fiqih
realitas, tanpa dibesarkan dan tidak pula dikecilkan, baik realitas kaum
muslimin ataupun realitas musuh mereka. Baik realitas local, regional maupun
internasional.
Salah satu fatwa dai imam besar,
Izuddin Abdussalam dalam buku karyanya “Qawaid Al-Ahkam fi Mashlahah Al-Anam”,
beliau mengatakan
“kiranya orang kafir menguasai
daerah yang luas, lalu mereka mengangkat pejabat yang mendatangkan kebaikan
kepada kaum muslimin secara umum, maka nampaknya hal itu perlu didukung, demi
kemashlahatan umum dan demi menjauhkan kemudhorotan total. Sebab, bila itu
ditolak, akan ,menyia-nyiakan kemashlahatan umum dan mendatangkan kerusakan
total, karena tidak adanya kesempurnaan pada orang yang menduduki jabatan
itu….”
Wednesday, January 1, 2014
Indonesia melawan Kodrat
Meninjau kembali point of view
pembangunan di Indonesia Raya
catatan dari sebuah hasil bertemu dengan seorang profesor di jurusan. padahal hanya ingin sharing masalah Kerja Praktek. Namun, itulah guru, selalu memberi lebih dari apa yang diminta. sedikit catatan yang ada di ingitan saja. tentang paradigma pembanguan di indonesia.
"Ketika Pak Sukarno memerintah Indonesia, Pembangunan di Indonesia lebih pada pembangunan Infrastruktur dan penataan ruang karena bung karno mempunyai latarbelakang teknik sipil dan perencanaan. setelah itu pak Harto, Pembangunan yang dilakukan oleh Pak Harto lebih pada sawah dan penghijauan, karena dulu Pak harto meskipun orang militer dulu tinggalnya di desa dan yang di ketahui adalah sawan dan hutan. dan sekarang pembanguan Indonesia tidak pada jalur yang tepat karena melawan kodrat".
Paradigma pembangunan di
Indonesia sudah selayaknya di tinjau ulang lagi. Sebab, pada awal pembangunan
pertama negeri ini sudah pada point view yang tidak dalam memandang Negara
Indonesia dari konteks ruang. Kesalahan mendasar dari point of view inilah yang
kemudian semakin menjauhkan Indonesia pada jalur pembanguan yang benar. Sehingga
seolah pembangunan di Indonesia ini sangat di paksakan dan melawan kodratnya.
Wilayah Negara Indonesia adalah
lautan yang ditaburi oleh pulau-pulau, sehingga tidak mengherankan ada sekitar
17.564 pulau yang tersebar di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. luas
wilayah laut kita 75% dari wilayah daratan yang ditempati oleh lebih dari dua
ratus juta jiwa. sehingga pembangunan Indonesia lebih memikirkan bagaimana
mengelola luas wilayah yang 75% ini dibandingkan dengan yang 25%. Namun kenyataannya sungguh sangat terbalik
dari yang seharusnya. Pembangunan Negara Indonesia lebih memfokuskan pada daratan
dan “menelantarkan” lautan yang sangat luas dengan segala potensi yang ada. Pemerintah
lebih senang melihat gedung-gedng bertingkat sebagai standar kemajuan dari
pembanguan.
Sudut pandangan pembanguan
sebagai orang daratan tidaklah tepat karena memang wilayah darat Indonesia hanyalah
sebagain kecil dari luas total wilyah yang bisa dimanfaatkan. Kesalahan sudut
pandang inilah yang kemudian menimbulkan persoalan pada hari ini. Seperti penghancuran
wilayah hutan bakau pantai timur kenjeran yang kemudian di sulap manjadi
komplek perumahan mewah, reklamasi pantai utara Jakarta yang digunakan untuk
kepentingan yang sama dan berbagai tempat yang mengalami “pemerkosaan” atas
nama pembanguan. Kemudian yang lebih fatal dari sudut pandang bukan sebagai Negara
kepulaan adalah menjadikan laut batas pemisah dan bukan sebagai penghubung. Pembangunan
infrastuktur ekonomi kita lebih senang menambah jumlah kendaraan dan
memperlebar jalan dari pada membangun fasilitas laut. Sehingga pembangunnan
Jembatan Suramadu dan rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda adalah solusi
dari adanya laut yang memisahkan daratan kita.
Penah pula kita bangga dengan
mengatakan kepada dunia bahwa Indonesia adalah Negara Agraris. Pertanyaannya,
Agraris dari mana???. Kalau kita tinjau lagi, daratan di Indonesia ini hanya
25%, dan dari 25% itu kemudian masih kita bagi-bagi untuk daerah perkantoran,
perumahan, perbelanjaan dan hutan. Maka tinggal berapa persenkah total luasan
daratan kita yang kemudian benar-benar merepresentasikan sebagai Negara Agraris
?. padahal jika kita bandingkan dengan wilyah laut kita yang 75% itu,
sebenarnya daratan yang produktif untuk palawija tidak ada seujung kuku. Maka sungguh
tidak tidak tepat kalau kita mengikrarkan sebagai Negara agraris, karena
sebenarnya secara kodrat kita adalah Negara maritime yang diberikan laus sangat
luas.
Maka sungguh, Indonesia akan
melawan kodratnya jika kemudian tetap melaksanakan pembanguan dengan point of
view Indonesia adalah benua yang sangat luas bukan sebagai kepulauan yang
dihubungkan dengan lautan. Kita akan terus “memperkosa” daratan dan
mencampakkan lautan yang sangat luas ini. maka sudah saatnya kita membuat point
of view baru arah pembangunan Indonesia ke depan. Prof. Daniel M. Rosyid dalam
pidato pengukuhan guru besarnya menyampaikan bahwa sudut pandang pembangunan
dengan menggunakan sudut pandang kepulauan adalah sebuah jalan tengah dari bagi
Indonesia yang sering menyebut diri dengan “Tanah Air”. Tanah berarti pulau
besar dan air “water world” yang seimbang. Selain itu, sudut pandang sebagai Negara kepulauan dengan paradigm kelautan
merupakan sebuat solusi untuk ketegangan Antara paradigm pulau besar dengan paradigm
kelautan. Sehingga ke depan, pembicaraan pembangunan kita lebih membicarakan
bagaimana memanfaatkan laut. Sehingga pada visi pembangunan Indonesia tidak
lagi melawan kodratnya namun sesuai dengan kondisi ruang dan wilayah Indonesia yang
telah Allah anugerahkan kepada rakyat Indonesia.