Monday, December 9, 2013

Ilalang



Mentari masih malu tuk keluar hari ini, sedikit menginti di balik gunung ufuk barat. Awan jingga telah siap mengiringi dan embun telah menunggu untuk terevaporasi pagi ini. Mentari masih belum berani tuk munampakan diri, awan hitam masih membuatnya takut untuk keluar. Padahal jutaan orang, hewan dan tumbuhan telah menanti ke datangannya. Kehangatan yang selalu dinantikan, ditengah dinginnya pagi ini. Memang musim semi belum tentu datang, tapi pancaroba adalah pertanda. Kemarau yang panas,semakin menyengat, semakin panas. Maka semakin panas, semakin panas itu berarti telah dekat dengan musim semi. Disanalah harapan para pohon baru untuk tumbuh dan berkembang. Disanalah harapan semua orang untuk kembali lagi memulai menanam untuk menyemai dan memanen. Musim semi memang selalu di nanti. semua orang telah menyiapkan tempat terbaik untuk ditaburi benih, dan pohon juga telah menyiapkan tunas baru terbaik yang bertahan menanti untuk tumbuh sepanjang musim kemarau.
Namun sayang, beberapa tanaman yang tidak sabar menanti musim semi sebenarnya telah tumbuh, memaksa menumbuhkan bunga. Mencoba mengikuti pohon yang memang tumbuh di musim pancaroba. Entah berpikir atau tidak, yang jelas dia sudah tumbuh menjadi pohon yang cukup besar dan menguncup bunga di ujung tangkainya.mungkin terlihat indah, ketika pohon itu berdiri sendiri diantara kegersangan tanah dan tangkai yang mengering. Sangat disayangkan, ketika pohon itu memaksakan tumbuh. Dia lupa akan musim tumbuhnya yang sebenarnya, dan dia lupa akan tempat dimana dia tumbuh sekarang. Karena memang pohon itu tak layak tumbuh disitu dan memang bukan saatnya tumbuh pohon itu. Pohon itu ingin tumbuh mendahului musimnya, mencoba melawan apa yang telah digariskan oleh tuhan. Ndhisiki kerso. Padahal musim panas masih panjang, hujan lebat kemarin telah menggelapkan semua. Menutupi kenyataan bahwa sekarang bukanlah penghujung musim panas dan awal musim semi. Kesejukan embun pagi hari ini memang menenangkan, seolah penantian akan musim semi sudah di depan mata. Padahal, musim semi itu tak pasti datang, dan tanah itu harus segera dikosongkan dari pohon itu. Pohon baru memang sudah disiapkan, tinggal menunggu musim tanamnya saja. Bukan pohon tadi tentunya, karena pohon itu tumbuh ditanah dan musim yang salah. Sudah ada pohon baru yang sudah siap ditanam, tumbuh dan memekarkan bunga. Tentu bukan pohon tadi, karena ternyata pohon itu adalah ilalang. Tumbuh liar dan tak berbunga. Ilalang itu hanya akan merusak tanah, tempat dimana akan tumbuh tunas pohon baru yang tepat berbunga pada musimnya. 
Pohon (Ilalang) itu memang tak berguna, meskipun indah memang dari kejauhan namun tidak jika dihadapkan. Mencabut semua pohon (ilalang) sampai keakar, membasmi semua sampai tak tersisa adalah jawaban. Agar tidak ada lagi benih yang tersisa dan nantinya tumbuh, disaat pohon baru itu datang untuk bersemi. Namun sayang, pohon (ilalang) itu sudah terlalu lebat, mencabut sedikit atau menggugurkan daunya bukanlah jawaban. Mencabut semua langsung sampai ke akar sangat mengganggu, merusak keindahan taman yang telah subur itu, karena hanya akan mempora-porandakan taman yang sudah disiapkan untuk pohon baru itu. Tak ada pilihan kecuali dengan obat semacam racun untuk membunuh akar pohon itu dengan seketika, tanpa rasa tanpa bekas yang nyata. Tak ada obat semacam racun itu di dunia ini (mungkin), tapi selalu ada formulasi lain untuk menjawab itu. Pestisida. Racun ampuh untuk membinasakan semua, akar batang, daun pun tidak akan ada sisa. Tak akan ada taman yang rusak, dan tanah itu akan memulihkan sendiri kesuburannya karena racun itu memang tak seberapa.
Kini, sudah bersiap semua, menanti bersama hujan dan hewan yang ada disekitarnya. Sekarang pohon (ilalang) itu tak akan lagi tumbuh liar di taman. Taman itu sekarang kian bersih, semakin indah tamannya dan siap untuk pohon baru yang telah disiapkan dimusim semi nanti. Selamat (menunggu) datang (nya) musim semi dan taman itu akan indah bersama bunga-bunga yang mekar berhias kupu-kupu elok nan liar. Pohon (ilalang) itu kini menikmati taman dari sudut kejauhan, adalah keindahan bagi ilalang, karena memang dia tidak dapat tumbuh sembarangan.

0 comments:

Post a Comment