Thursday, August 1, 2013

Bicara hati



Ah, kenapa tiba-tiba kepikiran untuk menulis ini ya ? entahlah, tak tau bagaimana menjawabnya. Tiba-tiba terlintas dalam benak hanyalah ini, HATI. Mungkin malam ini terlalu syahdu, bersama bulan setangah wajah, dan binar-binar bintang menambah indahnya langit. Suasana yang pas, untuk berbicara masalah hati. Tentu bersama secangkir kopi hangat penambah inspirasi. Tapi paling penting adalah blog saya ada tulisannya. Lama gak nulis..:)
Mulai dari mana ya ??, Tak tahu aku. Mulai dari sini saja, “bismillahirrahmanirrahim”.
Kesunyian malam ini membawa ingatan saya kembali pada sebuah pesan dari rasulullah SAW. Sebuah pesan tentang hati yang ada dalam dada ini,
“Ingatlah bahwa dalam jasad itu ada sekerat daging, jika ia baik, baiklah jasad seluruhnya. Dan jika ia rusak, maka rusaklah jasad seluruhnya. Sepotong daging itu adalah hati (HR. Bukhari dan Muslim)
Imam Al-Ghazali mengibaratkan hati sebuah cermin. Hati yang bersih laksana sebuah cermin yang jernih, sehingga mudah seseorang untuk mengacakan dirinya pada cermin tersebut , jelas sekali. Jika ada kotoran atau cacat dari tubuh akan kelihatan detail. Sebaliknya, jika hati itu kotor, bagaikan kaca yang buram dan kusam penuh nokhtah hitam, sehingga membuat kita sulit untuk mengaca padanya, kita sulit membedakan dan tak tahu apakah tubuh kita ini penuh kotoran atau cacat atau tidak, serba buram tak jelas diri kita dalam cermin tersebut. Kalau kita punya cermin seperti itu di rumah, mungkin kita tidak akan perbah merasa percaya diri meskipun kita  berjam-jam berdiri memandangi diri dihadapan cermin tersebut. Atau sebaliknya, kita terlalu PeDe melihat cermin itu. Meskipun tidak jelas diri kita dalam cermin tersebut. Kita merasa sempurna tanpa cacat, padahal kenyataannya adalah sebaliknya. Astagfirullah.. jika ia baik, baiklah jasad seluruhnya. Dan jika ia rusak, maka rusaklah jasad seluruhnya
Hati ini ibaratkan raja, begitulah ungkapan yang sering ustadz-ustadz sampaikan. Ibarat raja yang mengendalikan seluruh prajuritnya, memberi instruksi, memerintah, melarang dan sebagainya. Ibarat raja, hati ini mempunyai kendali pada semua prajurit yaitu seluruh anggota badan tanpa terkecuali. Segala aktifitas gerakan anggota tubuh adalah hasil dari kehendak hati, tekad yang terikat, dan bimbinganyang menuntun gerak tangan, kaki, mata dan yang lain. Maka, jika raja itu salah memimpin, maka rusaklah prajuritnya, jika hati salah memimpin, maka rusaklah seluruh tubuh ini, karena semua tindakah diperintah pada kerusakan. Oleh karena itu, belajar memimpin hati adalah salah satu tugas penting dalam kehidupan ini. Membimbing dalam ketaatan dan kebenaran sesuai kehendak-Nya.
“dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah; mereka mempunyai mata, tetapi  tidak dipergunakan utnuk melihat tanda-tanda kekuasan Allah; mereka mempunyai telingga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar(ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi” ( terjemah QS. Al-‘Araaf:179)
Ibarat cermin, Amal perbuatan kita (baik ucapan atau gerakan kita) adalah pantulan dari hati kita, kalau hati kita buram kusut, maka buruklah setiap amal kita dan juga sebaliknya. Baiknya amal perbuatan kita adalan gambaran baiknya hati kita. Semakin kita merusak cermin hati kita dengan kemaksiatan-kemaksiatan, maka semakin kusam dan tidak jelaslah perbuatan kita.
Waullahu ‘alam bishowab

0 comments:

Post a Comment