Tuesday, April 2, 2013

Teguran Sang Murabbi





Sebuah tausiah dari Ustadz Rahmat Abdullah “sang murabbi” yang mungkin akan membuat kita malu sendiri akan perilkau kita yang katanya”aktivis dakwah”. Sebuah koreksi dari sang murabbi yang senantiasa mengingatkan kita akan pentingnya menjaga setiap perilaku orang – orang yang berlabel “aktivis dakwah”. Sebuah tausyiah agar setiap kader kembali kepada Asholah dakwah yang telah digariskan dalam rangka Mentarbiyah diri – diri kita ini.
Sebuah renungan wajib kita lakukan ketika membaca tausyiah ini, mungkin sang ustadz sudah tau, bahwa perkembangan kader dakwah ini akan melejit pesat, yang mungkin tidak akan diimbangi dengan penjagaan kader itu sendiri. Mari kita raba hiti kita, adakah penyakit ini juga sudah masuk kedalam hati kita ?. kotoran – kotaran kecil itu jika terkumpul akan menjadi sangat besar dan menutupi setiap sudaut hati kita. Hingga tanpa sadar kita akan sudah sangat jauh dari rabb kita.

...............
Mungkin engkau mulai berfikir "Jamaklah, bila aku main mata dengan aktifis perempuan bila engkau laki-laki atau sebaliknya di celah-celah rapat atau berdialog dalam jarak sangat dekat atau bertelepon dengan menambah waktu yang tak kauperlukan sekedar melepas kejenuhan dengan canda jarak jauh" Betapa jamaknya 'dosa kecil' itu dalam hatimu. Kemana getarannya yang gelisah dan terluka dulu, saat "TV Thaghut" menyiarkan segala "kesombongan jahiliyah dan maksiat"? Saat engkau muntah melihat laki-laki (banci) berpakaian perempuan, karena kau sangat mendukung ustadzmu yang mengatakan "Jika ALLAH melaknat laki-laki berbusana perempuan dan perempuan berpakaian laki-laki, apa tertawa riang menonton akting mereka tidak dilaknat?" Ataukah taqwa berlaku saat berkumpul bersama, lalu yang berteriak paling lantang "Ini tidak islami" berarti ia paling islami, sesudah itu urusan tinggallah antara engkau dengan dirimu, tak ada ALLAH disana?
Sekarang kau telah jadi kader hebat. Tidak lagi malu-malu tampil. Justeru engkau akan dihadang tantangan : sangat malu untuk menahan tanganmu dari jabatan tangan lembut lawan jenismu yang muda dan segar. Hati yang berbunga-bunga didepan ribuan massa. Semua gerak harus ditakar dan jadilah pertimbanganmu tergadai pada kesukaan atau kebencian orang, walaupun harus mengorbankan nilai terbaik yang kau miliki.
Lupakah engkau, jika bidikanmu ke sasaran tembak meleset 1 milimeter, maka pada jarak 300 meter dia tidak melenceng 1 milimeter lagi? Begitu jauhnya inhiraf di kalangan awam, sedikit banyak karena para elitenya telah salah melangkah lebih dulu.
Siapa yang akan memandang ummat yang da'inya berpose lekat dengan seorang perempuan muda artis penyanyi lalu mengatakan "Ini anakku, karena kedudukan guru dalam Islam adalah ayah, bahkan lebih dekat daripada ayah kandung dan ayah mertua?"
Apa beda seorang remaja yang menzinai teman sekolahnya dengan seorang alim yang merayu rekan perempuan dalam aktifitas da'wahnya? Akankah kau andalkan penghormatan masyarakat awam karena statusmu lalu kau serang maksiat mereka yang semakin tersudut oleh retorikamu yang menyihir? Bila demikian, koruptor macam apa engkau ini?
K.H. Rahmat 'Abdullah (Ketua Yayasan IQRO Bekasi)

0 comments:

Post a Comment