Tuesday, April 2, 2013

Kapan Giliran Kita ?




Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata : "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita." Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan. Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya),
( Al – Qur’an Surah Al – Ahzab : 22 – 23 )
ayat mengkisahkan heroisme para pahlawan perang Khondaq / ahzab. Bisa kita lihat dalam berbagai refrensi buku siroh, bagaimana suasana madinah saat itu. Meskipun pada kenyataannya tidak terjadi perang secara fisik, namun kelelahan yang dialami mungkin bisa lebih berat berlipat – lipat dari pada perang fisik. Ya, karena perang Ahzab adalah perang mental, perang keimanan, perang keteguhan tekad dan keimanan akan janji Allah. Bayangkan saja, hampir selama sebulan mereka harus bertahan dalam kota madinah karena telah dikepung musuh dari utara kota madinah di luar sisi parit yang telah kaum muslim gali untuk pertahanan. Mungkin kita tidak pernah membayangkan bagaimana kondisi iklim disana paa saat itu, gambaran secara umum seperti ini. Suhu pada siang hari 45 derajat dan pada malam hari bisa mencapai 5 – 10 derajat, sedangkan kalau musim dingin bisa mencapai 0 derajat pada malam hari. Bagaimana beratnya bekerja dengan kondisi alam seperti itu ?, itulah hebatnya para sahabat yang yakin janji akan janji Allah. Tidak hanya masalah cuaca saja yang semakin memperberat kondisi pra – perang ahzab ini, hasil panen penduduk madinah kurang baik atau bahkan gagal panen karena kondisi iklim tadi. Sehingga mereka dalam bahaya kelaparan nasional karena kehabisan stok pangan. Berbagai buku siroh memaparkan bagaimana para sahabat akhirnya harus menahan lapar dengan mengganjal perut mereka dengan batu dan mengencangkan ikat pinggang. Rasulullah pun mengganjal perutnya dengan dua batu yang membuat salah seorang sahabat mengurungkan niat untuk mengeluhkan keadaan yang sekarang dihadapi.

Ada dua golongan dalam menghadapi kondisi tersebut, golongan orang – orang yang semakin kuat imannya karena semakin dekat dengan apa yang dijanjikan oleh Allah. Golongan kedua adalah orang – orang pengucut yang masuk dalam kelompok orang – orang munafiq. Sikap orang – orang munafiq dapat kita baca dengan jelas dalam Qs. Ahzab : 12 – 20. Paling menarik adalah mencermati sikap para kaum muslimin, sehingga kita dapat mengambil ibroh dari goresan sejarah orang – orang terdahulu yang sangat luar biasa. Salah satu cara membangitkan motivasi dan kemauan kita adalah dengan membaca kisah – kisah heroisme para sahabat dalam sepanjang sejarah dakwah Nabi Muhammad SAW. 
Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata : "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita." Lihatlah keberanian meraka, jiwa kepahlawanan mereka. sekarang coba kita bayangkan, kita hadirkan kondisi peperangan Al ahzab itu kehati kita. Ketika kondisi mencengkam karena musuh peperangan ini adalah musuh dari koalisi beberapa kabilah besar sudah siap menyerang ke dalam kota Madinah. Kaum muslim mengalami kelaparan dan kondisi krisis karena gagal panen dari perkebunan. Belum juga menghadapi musuh dalam selimut, kaum munafiqun. Juga musuh dari yahudi bani Quraizah yang telah siap di dalam benteng untuk menyerang jikalau pasukan dari luar kota sudah menyerang. Bayangkan, betapa mencengkamnya kondisi saat itu. Kalau kita menghadapi masalah seperti itu, seperti apakah sikap kita ?. waullahu ‘alam.
Tapi yang jelas, inilah yang kaum muslimin katakan, "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita ". Suara lantang mereka menggambarkan keteguhan iman mereka akan janji kemenangan yang Allah berikan. Meskipun kondisi keguncangan itu melanda, tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan penyerahan diri. Seperti yang dilukiskan oleh Qur’an Surah Al – Baqoroh : 214. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. Para pasukan muslimin kira sudah mengetahui tabiat dari kehidupan ini, bahwa cobaan itu akan datang untuk menguji keimanan seseorang. Mereka ingat tentang janji sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat sehingga untuk menyongsong pasukan kaum musyrikin yang bersekutu,  mereka katakanlah "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita ". seolah mereka mencium bau kemenganan itu ada didepan mereka.
Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya),.
Namun, dalam kenyataannya bahwa janji Allah akan kemenangan itu tidak semua sahabat, pasukan muslimin mendapati janji kemenangan itu,  karena diantara mereka ada yang gugur. Lihatlah Hamzah ibnu Abdul Muththaalib, Mus’ab ibn Umair, ‘Abdullah ibn Jahesy, Sa’id ibn Rabi’ dan lain – lain. Mereka adalah para pasukan mukmin yang berperang dalam segela perperangan dan membela rasulullah. Mereka sudah gugur sebelum mendapati janji kemenganan dari allah. Mereka mendapat pujian dan kedudukan di sisi Allah SWT.
Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya),. Sisi lain pasukan Muslimin ada yang mendapati janji dari allah berupa kemenangan yang telah dijanjikan dalam peperangan Khandaq. Mereka juga seorang mukmin sejati, keimanan mereka bukanlah keimanan yang lemah. Mereka yang sekarang masih hidup sedang menunggu giliran untuk gugur di mendan pertempuran selanjutnya. Diantara mereka adalah para Khulafa’ yang empat, serta beberapa sahabat yang telah Rasulullah kabarkan bahwa dia akan masuk surga meskipun sekarang masih berjalan di muka bumi, Thalhah, Az- Zubair dan lainnya. Semangat mereka tidak akan kendor sampai surga mereka dapati. Mereka menunggu janji – jani kemulian yang akan allah berikan pada orang – orang yang telah syahid fisabilillah.
Sejarah telah menuliskan tinta emas kisah para pahlawan perang khandaq, mekipun tidak terjadi perang langsung secara fisik. Namun, perang mental yang mereka hadapi lebih berat dari pada perang fisik, hingga ada kaum munafiqun muncul di tengah – tengah pasukan muslimin. Kaum muslimin sudah bersemangat untuk menyongsong perang dan menjemput kemenangan yang allah janjikan. Diantara mereka ada yang sudah gugur sebelum bertemu janji kemenangan itu dan gugur di medah pertempuran, ada pula diantara mereka yang menepati janji kemenangan itu dan sedang menunggu giliran gugur di medan pertempuran.
Dan sekarang kita juga sedang menunggu giliran seperti halnya pasukan muslimin menunggu giliran mereka. kita sedang menunggu janji – janji kemenangan dari allah atau balasan di sisi –Nya di tempat yang terpuji. Kita sedang menunggu untuk sampai sang bidadari itu menjemput digerbang surga yang telah di janjikan.. dan kita sedang menunggu dengan amal – amalan terbaik untuk menjemput rahmat-Nya
Allah tujuan ku, 
Muhammad Tauladan ku,
Al – quran petunjuk hidip ku
Mati di jalan allah adalah cita – cita kami tertinggi.

0 comments:

Post a Comment