Wednesday, November 9, 2011

Catatan Liburan Idul Adha

sebuah perjalanan penuh kenangan
Luar biasa liburan idul adha kali ini, ada yang berbeda karena saudara jauh ternyata pulang. Saudara seperjuangan dalam keluarga besar RESHOLUSI yang telah lama tak bertemu. Sungguh beda rasanya, kemeriahan suasana di base camp tercinta sudah tak seperti dulu, kehangatan yang sudah mulai hilang. Tapi tak masalah, alhamdulillah keluarga amgkatan 6 sebagian pulang. Arif Nur ( ITB ), Fatafus R ( UM ), Adam ( UB ), kholid ( PENS ), Puput ( ITS ). Paling tidak itu dapat sedikit mengembalikan rasa kehangatan dalam acara tahunan, idul adha kali ini di tengah badai UTS yang mempir serempak menyerang kawan - kawan di kampus timur.  Sehingga ada yang kurang rasanya hari itu, tapi tak apalah mungkin liburan semester nanti akan bertemu kembali.
Untuk menghangatkan kembali suasana, kami bersepakat untuk jalan - jalan ke Kediri yang berakhir di Simpang Lima gumul. ah.., kayaknya akan menjadi perjalanan yang menyenangkan, meskipun hanya berenam. seperti biasa, sebagai alumni setelah acara inti makan bersama usai, kami segera pasang aksi langkah seribu sebelum ada yang tahu. dan akhirnya alhamdulillah kami dapat pulang duluan ( tak seperti biasanya yang harus di tahan ).. Kesepakatan kumpul di rumah Arif Nur menjadi solusi paling pas karena sudah dekat dengan kediri. 
Perjalanan awal kita langsung menuju sasaran utama, yaitu Bioskop. Nonton bareng Film MESTAKUNG ( seMESTA menduKUNG ). dalam bioskop sebesar itu, Kita seperti tamu Ekslusif karena dalam rungan hanya terdapat 13 orang, separo diantaranya kami. Namun ada hal - hal menarik yang dapat kita ambil dari film tersebut, sebuah pelajaran besar bagaimana 10 tahun kedepan diri kita, apa yang akan kita lakukan dalam sisa umur nantinya. Pelajaran luar biasa karena film tersebut mengambil latarbelakang di Indonesia. sebua kisah yang terinspirasi dari kisah  - kisah anak pelosok yang kahirnya mampu menjadi juara olimpiade fisika internasional.
Inilah beberapa pelajaran penting yang harus kita renungkan kembali..
1. Pengabdian tulus dari Bu Tari Hayat (Revalina S. Temat).
 Bu tari hayat dalam film ini diperankan oleh Revalina S temat merupakan contoh besar sebuah pengabdian yang dilakukan anak bangsa. Dalam sebuah potongan film, Tari Hayat merupakan teman dari Tio seorang pembina olimpiade fisika indonesia. Tari sudah pernah ditawari untuk menjadi salah satu pembina tim olimpiade, namun menolak. dia lebih memilih meninggalkan kenyamanan yang ada di kota dan pergi kepelosok Madura di Kabipaten Sumenep. karena keyakinannya bahwa seluruh anak di indonesia mampu dan memiliki kapasitas yang sama jika mendapat pembinaan yang bagus. mekipun ditengah keterbatasan fasilitas untuk pembelajaran.
Sejenak mari kita renungkan.....
Sebenarnya itulah sindiran bagi orang - orang ( terutama  Mahasiswa ) yang sudah tak lagi memperdulikan orang disekitarnya. kepekaan itu hilang,  kepedulian tinggal kenangan. Mahasiswa sebagai kaum elit seharusnya mampu menjadi penyelesai masalah di lingkungan sekitar, turun tangan mengubah keadaan di sekelilingnya. bukankah selama ini kita banyak menikmati fasilitas yang sabagaian dananya merupakan uang pajak yang telah mereka bayarkan ??
kita seolah lupa akan hal itu, seolah semua itu memang hak kita untuk menerima sehingga kita tidak pernah sadar siapa sebenarnya dibalik semua ini.
Mungkin sebagaian dari kita jika ditanya apakah keinginnya setelah lulus, mungkin ini adalah jawabannya..
- lulus dengan IP Cumlaude dan bekerja di perusahan nasional ataupun Multi nasional.
- uang hasil gaji dibelikan rumah dan setelah itu nikah..
- punya anak dan disekolahkan hingga sarjana.
- sudah tua dan ....
Kalau itu jawaban kalian, maka mana untuk orang - orang disekitar kita ??, seolah - olah kepedulian itu tingaal menjadi buah lisan tanpa ada praktik di lapangan. hidup untuk dirinya sendiri mati sendiri tanpa meninggalkan kenangan bagi orang - orang disekelilingnya.
Sudah saatnya kita memikirkan ulang, langkah 10 tahun kedepan hidup kita. apakah kita akan hidup untuk diri kita sendiri ataukah untuk orang lain. namun, pesan rasulullah adalah " sebaik - baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lain ".
satu kata untuk semua itu, KONTRIBUSI.
Apakah selamanya kita akan menuntuk pemerintah untuk menyelesaikan semua masalah yang ada saat ini ? apakah kita menunggau orang untuk berbuat lalu kita mengekor ? apakah kita akan menjadi penonton disaat yang lain sedang bermain ??
ketahuilah saudaraklu..
perubahan itu adalah kenyataan..
ada atau tidaknya kita dalam kereta perubahan itu, kereta perubahan itu kan terus melaju..
meninggalkan stasiun ke-stagnan-an
perubahan itu adalah di mulai dari kita..
perubahan itu ada ditangan kita..
perubahan itu membutuhkan Kontribusi kita...
karena kita adalah Agen of Change...

2. Arif, potret kecil anak negeri.
Mungkin inilah realita di Negeri ini, mutiara - mutiara yang yang tercecer tak terurus ada di pelosok - pelosok negeri ini. kalau kita lihat lagi, sebenarnya masih banyak arif - arif lain yang memiliki kemampuan yang luar biasa dalam bidang sains yang tidak dapat mengembangkan bakatnya karena tidak ada yang membimbing dan menfasilitasi untuk itu. semua seperti " sengaja " dibiarkan begitu saja dan akhirnya hilang secara " alamiah ". Seperti halnya anak - anak kampung pelosok, orintasi arif hanyalah bagaimana nantinya bias mendapatkan sesuap nasi. Ada adegan dalam film tersebut yang mengambarkan kepolosan arif ketika di tawari untuk bergabung dengan tim olimpiadae fisika indonesia menjawab " Kalau ikut gabung dengan tim olimpiade tersebut, arif tak bisa kerja, tak bisa cari unag ". mungkin itulah redaksional polos dari jawaban anak negeri. Meskipun pada akhirnya dia bergabung dengan tim olimpiade fisika hanya untuk pergi ke singapura mencari ibunya, namun dia mampu membuktikan ganhaw anak pelosok mampu mempersembahkan emas untuk negerinya. salut buat arif.
Pernahkah kalian melihat orang - orang disekitar lingkungan kita yang sebenarnya memiliki potensi besar untuk maju jika mendapat sentuhan pendidikan dan pengajaran? kalau kita masih punya kepedulian dengan lingkungan sekitar pasti kita akan mampu menemukannya. Namun, sayangnya kitra belum mampu mewujudkan kepedulian kita dalam waktu dekat ini. tapi yang pasti petuah dari salah seorang presiden amerika " Jangan tanyakan apa yang akan kau dapat dari negara ini, tapi apa yang telah kau berikan untuk negeri ini ". Kita selalu menunggu senyum, anak negeri di tengah pendidikan yang carut marut. masih banyak arif - arif yang harus kita selamatkan agar menjadi mutiara kebanggaan negeri ini.
karena saya yakin, salah satu diantara kita akan mampu mewujudkan itu, menjadi pendidik yang tak hanya mengajarkan. Membuat senyum manis tulus ikhlas dari anak negeri ini.
MESTAKUNG karena Allah mendukung./
Tekad, kerja keras akan menghantarkan kita menjadi yang terhebat kemauan yang kuat akan membuat alam mendukung apa yang kita cita - citakan. dan akhirnya Semesta Mendukung. begitulah yang saya pahami dari teori MESTAKUNG yang di cetuskan oleh Prof. Yohanes Surya. karena memang demikianlah adanya yang terjadi selama ini. Semesta mendukung. bersinergi " membantu " mewujudkan keinginan - keinginan kita.
Namun sayangnya, apa yang diungkapkan  Yohanes Surya  yang belum tahu Islam, sudah ada dalam al -quran 14 abad silam. Semesta mendukung merupakan representasi seluruh apa yang ada di bumi dan langit ini telah ditundukan oleh allah untuk manusia sebagai khalifah di bumi. Sehingga manusia dapat mengolah dan mengaturnya untuk menunjuang kehidupan. Kalau dihubungakan dengan menggapai cita - cita, Allah selalu memberikan rezeki untuk hamba NYA dari arah yang tidak terduga - duga. dengan pemaknaan bahwa semesta ini telah digerakan oleh allah untuk membantu kita mewujudkan cita - cita kita, kita diberi kemudahan - kemudahan yang kadang  diluar nalar manusia. Semesta Mendukung.
Kalau Yohanes Surya mengatakan tekat, keyakinan dan kerja keras. maka Al - quran telah menuliskan bahwa Allah tidak kan merubah suatu kaum kalau dia tidak merubahnya sendiri. Soal keyakinan, Allah telah menyatakan bahwa AKU sesua prasangka Hamba - ku, karena Allah dekat dengan hamba melebihi urat di lehernya.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
satu setengah jam menontong mestakung membuat kami semangat lagi untuk terus giat menuntut ilmu dan mengaplikasikan untuk kemaslahatan orang disekitar.  Selanjutnya Arif Nur mengajak kami untk bermain permainan anak - anak hampir satu jam. bermain dance, balap mobil, motor, pitcher baseball serta basket. ah rasanya aneh sekali bermain dengan anak - anak kecil. suasana yang membuat saya merasa aneh dan tidak nyaman. bagaimana tidak merasa nyaman, bayangkan, ketika anak- anak umuran SMP atau SD sudah berpacaran, main game sampai lupa waktu. ah... apa jadinya nanti negeri ini jika genarasinya genarasi gamer semua. dengan pakaian tak punya rasa malu. itulah wajah 20 tahun Indonesia yang akan datang.

Sejenak mari kita tinggalkan dunia game, tujuan terakhir adalah simpang lima gumul. namun sayang, hujan gerimis telah menyiram kediri maghrib itu. tak ada pilihan kecuali kita harus segeara pulang, kerena esok harus kembali ke kampus perjuangan masing - masing. Rasanya ada yang kurang kalau pulang dengan perut keroncongan. Nasi pecel kediri menjadi jawaban dari semuanya. Dinginya hujan terhangatkan dengan segelas teh hangat dan nasi pecel sambal manis. tapi tak apalah, rasa kekeluargaan itu sangat terasa. berenam menikmati nasi pecel emperan toko jalan doho.
" Ayo pulang, sudah di sms untuk segera pulang ni.."
kata itu menutup makan malam dan perjalanan liburan singkat idul adha kali ini. saudara ku keluarga resho, kapan kita berkumpul dan bermain bersama lagi ???
semoga liburan semester nanti kita bisa bertemu untuk melepas rindu dan berbagi kisah bahagia..
Salam juang dalam prestasi.........

0 comments:

Post a Comment