Wednesday, September 4, 2013

Secangkir Kopi 2300 dpl

secangkir kopi semangat di Puncak 2300 dpl
17 Agustus 2013
Muncak-muncak..... 
Teriak semangat pagi ini menyambut keberangkatan menuju puncak limas, terakhir muncak ke limas adalah 4 tahun yang lalu. Tepat pada 17 Agustus 2009, mengikuti upacara bersama MAPALA (Masyarakat Pecinta Alam). ketika itu diajak bersama teman-teman Pecinta Alam SMADA (Bayu ArcaPada).  Hari ini ingin mengulangi memorian 4 tahun silam. Upacara 17 Agustus di puncak 2300 dpl,  sebulum anak-anak pada heboh dan terobsesi dengan film 5 cm. bersama mendaki dengan kawan – kawan dekat.
Tapi obsesi muncak kali ini sudah beda, bukan untuk upacara yang mengharukan di puncak atau menirukan film 5 cm. Obsesi muncak kali ini adalah memetik bunga yang katanya “abadi”, Bunga Edelweis. Setelah menonton salah satu acara menjelajah tempat wisata dan dapat informasi kalau bunga edelweiss mekar an berkembang pada bulan agustus-september, musim kemarau. Obsesi kali ini semakin besar ketika melihat bunga edelweis yang 4 tahun lalu ku petik akhirnya rusak dan berdebu. Kumal dan sudah hilang keindahannya.
Berawal dari guyonan untuk muncak pada saat leberan H+2, akhirnya berangkat juga. SMS sana-sini mengajak kawan-kawan lain agar semakin banyak yang berangkat muncak, namun H-2 baru 4 orang yang fix berangkat. Apapun yang terjadi harus berangkat, dengan keyakinan banyak orang yang akan ke puncak seperti halnya 4 tahun lalu. Bismillah berangkat…  melihat pengalaman yang sudah-sudah, biasanya setiap 17 agustus semua pecinta alam SMA akan pergi ke puncak maka untuk kendaraan tidak perlu dibingungkan lagi. Setelah SMS sana sini mencari informasi untuk mencari tumpangan pergi ke roro kuning, start menuju puncak limas. Akhirnya usaha keras itu berujung pada kepusingan sesudahnya, tidak ada anak-anak SMA yang naik pada tanggal 16 Agustus untuk Upacara. Karena mereka dimarahi kepala sekolah untuk  upacara di sekolah saja. Tidak upacara di puncak limas.
Kendaraan masih kurang !!!
H-1hari sampai H-1 jam keberangkatan, kendaraan untuk ke tempat start tidak kurang, kami yang berangkat Saya, tiga bersaudara (arif ardiansyah, saiful, irfan), dua bersaudara (Tegar A dan Audi serta mantan ketua PALA SMADA si Wahyu. Kendaraan yang ada adalah milik Tegar, tiga bersaudara masih bingung kendaraan akhirnya mendapat pinjaman motor dari si Tegar dan Wahyu juga membawa motor sendiri. Sudah Pas.. dan Aku sendiri???? Tidak ada motor untuk kesana, huaa…huaaa….. Akhirnya minta tolong kakak untuk ke roro kuning, jauh juga sihh.. akhirnya tanggal 16 agustus tepat setelah sholat jum’at berangkat…..
arah roro kuning


Puncak Limas (tengah)
Jarkom Perlengkapan sudah terkirim, dan hanya sedikit perlengkapan yang ku bawa dari jarkom perlengkapan yang tak jarkomkan sendiri.. Hee…he… bagi ku yang tidak bileh ketinggalan adalah satu kaleng biscuit kosong untuk wadah bunga edelweiss yang nanti ku petik. (maaf para pecinta alam.. aku bukan pecinta alam). Nasi ? bawa ajalah.. satu bungkus untuk nanti malam juga belum basi.. bukan mendaki, tapi Cuma camping..
Semua siap.. ayo berangkat…..
*****

Jam 14.53. Gerbang Roro Kuning
Huuuuhhh akhirnya sampai juga di gerbang roro kuning, ketika mau masuk dan masih di Loket kemudian ditanya sama penjaganya.
“mas mau kemana ?”, Tanya bapak penjaga
“Mau ke puncak Pak”.
“Mana surat izinnya ?”, lanjut bapak tersebut.
“ha..?” bingung mau jawab bagaimana. Biasanya kalau muncak itu izinnya langsung di tempat, karena di pos awal ada base camp ada pos untuk pendaftaran, tapi beda kalau ke  puncak limas. Harus izinnya ke Perhutani yang kantornya tidak di start mendaki tapi ke daerah Pace. (tips kawan, karena ada yang muncak tidak pakai surat tapi boleh dengan  mengucakkan kata kunci “freelancer”). Tapi jangan coba-coba dehh dari pada gak boleh naikk..
Hari sebelumnya tegar Tanya bagaimana dengan surat izinnya. Dengan refrensi dari beberapa teman yang biasa naik. Gak pakai izin juga gak apa.. jadi dengan tenang ku jawab, tidak pakai surat izin juga gak apa..  dan sekarang diinterogasi tentang surat izin. Huuhh… bero’a saja anak itu bawa surat izinnya dan tidak terpengaruh dengan saran ku..
Sambil menunggu si tegar dan kelompok datang, coba masuk gerbang. Ehh ada juga yang mau muncak. Cewek dan cowok. Kelihatannya sepasang kekasih.. cowok tinggi, lumayan kekar dan si cewek yang salah kostum kayanknya. Bayangkan kawan.. naik ke puncak dengan celana pendek, tas ukuran tas sekolah, kaos pendek, bedak tebal. Ohh, mungkin sudah professional cewek ini, karena biasanya pendaki professional itu sedikit bekal sampai atas..
Bla..bla… kenalan akhirnya ku tahu nama cowok dan cewek itu. Si cewek bernama wulan, dan cowok itu bernama agus. Ternyata adik kakak. Si adek ini rela-relain ambil cuti dari kerjanya di pasuruhan hanya untuk muncak ke limas. Dan si kakak ini juga rela-rela ikut muncak karena sama orang tuanya disuruh menemani adeknya muncak. Maklum ternyata si kakak dulu juga pecinta alam yang suka muncak ke limas. Mereka asyik meneguk minuman penambah energy sebelum muncak.
“Mas, dewean ?”
“teko PA ndi ?”, PA (pecinta alam), jangan di artikan yang lain.
“enggak mbak, Cuma sama kawan-kawan SMA”, jawab ku mendapat pertanyaan dari mbak wulan.
“iki aku nunggu konco ku sek lagi budhal”,
“bareng yo, mosok aku ngko dewean!”, mbak tersebut masih terus menengguk minuman pemacu kerja jantung
“wes suwe aku gak munggah kene, jarene jalur pendakiane enek sing ketutupan longsor”, mbak itu bersemangat sekali.
“lha ku yo wes suwe gak munggah mbak. Terakhir 2009 wingi”,
“y owes, pokoke bareng ae yoo”
Masih binggung mau jawab apa. kalau jawab iya, ya masak harus muncak sama cewek. Aduhh
Akhirnya tegar dan kawan-kawan datang membawa surat izin, padahal dari tadi mau sms gak bisa-bisa masih cari sinyal untuk Tanya jadi bawa surat atau gak.. kalau gak akan lweat sungai untuk muncaknya..
Setelah parkir dirumah warga sekitar.. bismillah ayo berangkat..
Tapi sholat ashar dulu kawan..
 
sholat dulu kawan sebelum berangkat
siap berangkat kawan..
Bersambung…


0 comments:

Post a Comment