Sunday, October 7, 2012

Koin kebaikan dan keburukan


maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya ( Qs. Asy syams : 8 )
sebuah ungkapan menarik dari seorang sahabat ketika memperbincangkan tentang kebaikan dan keburukan sifat manusia. Kemudian Sahabat ini mengatakan “ ibarat dua sisi koin, kebaikan dan keburukan itu bagaikan sisi koin tersebut. Sisi kebaikan dan sisi keburukan. Kalau koin itu kemudian dilempar, maka akan muncul satu sisi saja. Tidak mungkin akan keluar kedua – duanya. Maka jelas, kalau tidak kebaikan pada diri kita, maka keburukan. Tidak ada yang semu, abu – abu, jelas tegas “. “ Maka ingatlah, kalau dirimu tidak disibukan dengan kebaikan, maka sesungguhnya itu adalah keburukan “, tambahnya.
Sejenak terdiam mencoba mencerna kata – kata orang ini. Mungkin ada benarnya tentang semua itu. Memang pada hakikatnya pemanfaatan waktu, kalau tidak dibuat yang bermanfaat pasti yang nyampah. Kalau gak kebaikan, ya kemaksiatan. Kalau gak dibuat menginggat Allah, ya kelalaian. Tidak ada yang dipertengahan, separuh baik, separuh buruk, karena pada dasarnya kebaikan tidak akan pernah bercampur dengan keburukan.

Setelah sama – sama terdiam dan hening sebentar dia melanjutkan. “ sesungguhnya ketika diri kita pada keburukan, kemaksiatan, kemungkaran, maka pada waktu yang sama keimanan itu telah tercabut dari diri seseorang. Sehingga ketika seseorang itu meninggal pada saat dirinya melakukan kemaksiatan, maka pada saat itulah tidak ada keimanan pada dirinya dan tidak ada surga pada dirinya. Misal orang itu mati pada saat dia ditempat maksiat maka sudah menjadi kepastian kalau yang terakhir itulah yang akan di hitung. Disis lain, jikalau orang itu mati dalam keadaan kebaikan, beribadah maka sesungguhnya keimanan ada pada dirinya dan bau surga ada pada dirinya”.
Memang hal itu pernah aku dengar dari kajian seorang ustadz bahwa orang yang mati saat melakukan maksiat maka amalan kemaksiatan itu adalah amal terakhir. Sebailknya, jika seseorang itu meninggal pada saat aa kebaikan pada dirinya maka surga adalah jaminannya. Jikalau orang itu mati dan dipenghujung hidupnya mengucapkan “ laillahaillah “ maka surga tempatnya “. Kemudian sahabat saya melanjutkan “ tapi jangan pernah berfikir, sekarang sampeyan bermaksiat dulu sepuasnya, muda foya – foya, tua kaya raya, mati masuk surga dengan kalimat tauhid. Tidak akan bisa. PASTI. Hal ini disebabkan ujung kematian seseorang adalah gambaran dari sebuah aktifitas kebiasaannya sehari – hari. Kau pasti masih ingat kalau kematian itu sangat menyakitkan sampai rasulullah pun merasakannya. Bagai ditusuk tujuh puluh pedang. Disaat itulah refleks keseharian kita ketika terkena musibah entah sakit atau yang lain akan keluar “.
“ maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaanny. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya ( Qs. Asy syam “ 8 – 10 )
Maka masihkah kita akan mengotori diri kita dengan kemaksiatan dan kedzaliman ?
Tahukah engkau kenapa orang tidak akan pernah diberi tahu kapan dia meninggal ?

Related Posts:

  • Menuliskan (lagi) tentang ilmu "Assalamu'alaykum, apa kabar blogger dan fans sekalian?" saya dengan rendah hati memohon maaf  kepada Blogwalking sekalian yang  kangen  mencari tulisan terbaru. Andaikan blog ini ibarat rumah, bisa jadi s… Read More
  • Catatan Lebaran Maafkan Apanya? Salah satu tradisi yang ada di masyarakat sekitar saya dan saya pun melakukannya ketika hari raya lebaran adalah tradisi berkunjung-kunjung ke rumah tetangga, sanak saudara dan handai tolan serta kawan-kawa… Read More
  • ihdinashirotol mustaqim salah satu surat dalam Al-Qur'an yang sering dibaca adalah Al-Fatihah, sering disebut juga dengan tujuh ayat yang diulang. Minimal orang membacanya 17 kali dalam sehari semalam, kalau ditambah sholat sunnah, yaa.. tinggal n… Read More
  • Tahun – tahun buta Saya jadi teringat beberapa bulan lalu saya menghadiri kajian islam ahad pagi di Islamic Center Gontor Nganjuk. Saat sesi Tanya jawab, entah dari mana saya lupa kemudian sang ustadz membeberkan tokoh-tokoh Islam liberal. … Read More
  • [Ramai - Ramai] Makan Bangkai “Dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha… Read More
  • Catatan Akhir Ramadhan (3) Nyekar Salah satu bagian dari tradisi orang – orang di sekitar saya ketika menjelang ramadhan ataupun idul fitri adalah nyekar. Nyekar berasal dari kata sekar (bahasa jawa) atau dalam bahasa Indonesia berarti Bunga. Mend… Read More
  • [Tentang] Tulisan mu MENANTI TULISANMU Aku selalu menanti tulisanmu. Karena darimana lagi aku bisa tahu tentang apa yang sedang kamu pikirkan bila tidak dari sana. Kita tidak pernah bercakap-cakap tentang sesuatu yang dalam, hanya sebuah sa… Read More
  • Catatan Akhir Ramadhan (2) Riak Zakat, Infaq dan Shodaqoh kita Alhamdulillah, kesadaran masyarakat atas kewajiban mereka terhadap harta yang diterima sudah sangat bagus. Bisa kita lihat dengan semakin menjamurnya Lembaga – lembaga  Amil Zakat… Read More
  • Catatan Akhir Ramadhan Tak perlu berterimakasih untuk sebuah kewajiban Pekerjaan tambahan saya setiap akhir ramadhan, terutama saat tanggal 28 – 29 ramadhan adalah menjadi kurir amplop berisikan titipan sejumlah amplop untuk diantarkan kepada … Read More
  • Lubang Cahaya Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang… Read More

0 comments:

Post a Comment