Wednesday, June 3, 2015

Renaissance, Revolusi Industri dan Dampaknya


Hari ini, suasana warung PH KED tidak seperti biasanya. Obrolan dan kelarak hangat berganti dengan perbincangan yang berbobot. Melanjutkan tema diskusi sebelumnya di warung kopi sebelah yang belum selesai padahal warung kopi sudah hampir tutup karena sudah tidak ada lagi air panas. Diskusi KAMERAD (KAjian MEmbangun peRADaban) malam itu adalah "Masa pencerahan eropa, revolusi industry dan dampaknya sampai Hari ini". Memperdalam pembahasan sebelumnya, bahar selaku moderator memberikan sedikit muqadimah terkait tema itu.
“Perubahan fisik bumi yang Sekarang ini dipercaya sebagai salah satu dampak Dari adanya revolusi industry yang bermula Dari inggris dan perancis. Setelah ditemukannya peralatan modern yang merupakan salah satu hasil Dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang berkembang di eropa adalah salah satu dampak Dari abad pencerahan. Abad pencerahan barat adalah waktu dimana kekuasaan gereja yang merupakan representasi tuhan di dunia sudah mulai hilang.
Sebagai contoh dari dampak revolusi Industri adalah imperialism. Jumlah Produksi yang tinggi dari sebuah produk berbanding lurus dengan perluasan pasar dan penambahan bahan jumlah baku. Slogan penjajahan yang terkenal adalah Gold, Glory dan Gospel. Gold adalah lambang mencari bahan baku dan perluasan pasar sehingga pundi – pundi emas mereka akan bertambah berlipat – libat. Disisi lain, perkembangan ideology mulai muncul adalah bentuk perlawanan dengan adanya eksploitasi pekerja akibat kerja yang tidak wajar dari para kapitalis di Industri. Munculnya perlawanan kelas sosial, Proletar terhadap kaumbourjuis yang digagas oleh Karl Marx.
Revolusi Industri merupakan efek dari perkembangan ilmu pengetahuan di barat. Para ilmuan kemudian mulai berani untuk bereksperimen tanpa takut menemui nasib seperti Galileo Galilei. Masa kebangkitan ilmu pengetahuan di eropa disebut masa pencerahan atau renaissance pada abad ke 14 dengan ditandai runtuhnya pengaruh geraja pada saat itu. Gereja yang merupakan representasi tuhan, dimana sabda Paulus adalah Firman Tuhan sudah tidak berlaku lagi.
Kalau kita runut, kita akan menemukan banyak sekali jejak – jejak akibat dari masa pencerahan eropa dan revolusi Indutri. Mulai dari sistem masyarakat dengan entitas terkecil yaitu keluarga, sistem politik, ilmu pengetahuan sampai dengan agama pun tidak luput dari renaissance effect.
Sekularisasi ilmu pengetahuan oleh ilmuan barat merupakan trauma barat terhadap agama, sehingga agama perlu di keluarkan dalam pembahasan ilmu pengetahuan. Itulah yang kemudian kita kenal dengan “ilmu pengetahuan bebas nilai atau nihil nilai”, artinya ilmu tidak ke kanan atau ke kiri. Ilmu pengetahuan itu netral tanpa ada nilai kebaikan, keburukan dan ideology apapun.
“Kita mengenal teori “tuhan pensiun”, Mbak Dian menambahkan penjelasan. Teori tuhan pensiun itu digambarkan oleh ilmuan barat seperti tukang jam. Tukang jam ketika telah membuat jam dan jam tersebut dapat berjalan sendiri, kemudian tukang jam tidak perlu ikut menjalankan jam itu. Tukang jam sudah pensiun dari pekerjaannya, sebab jam sudah dapat berjalan. Tuhan telah “pensiun” setelah membuat semesta ini sebab alam telah berjalan sesuai hukum alam.
Seperti seorang stephen hawking dalam the grand design, dia mengatakan bahwa Tuhan tidak ada hubungannya dalam penciptaan alam semesta ini. Hawking yang ateis menjelaskan bahwa ada hukum alam, seperti gravitasi, alam semesta bisa mencipta dirinya sendiri.
Pertanyaan besarnya adalah apakah benar ilmu pengetahuan itu bebas nilai? dan bagaimanakah islam memandang itu ?.
Ilmu pengetahuan tidak bebas nilai, ia membawa nilai yang menjadi latarbelakang munculnya. Sebagai contoh, ilmu pengetahuan barat yang bebas tuhan menjadikan ilmuan hanya terbatas pada penglihatan fisik, materialistic. Nilai matrialistik adalah nilai bawaan dari ilmu pengetahuan barat. Sedangkan seorang muslim tidaklah menganggap ilmu pengetahuan bebas nilai, ilmu pengetahuan adalah alat untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Ibarat rambu lalu lintas penunjuk, Surabaya ke arah kanan, yang kita pahami adalah Surabaya bukan ada pada tanda itu, Surabaya nya mungkin masih jauh ke kanan sana. Dan itulah yang membedakan ilmuan muslim dan ilmuan barat, seorang muslim melihat alam semesta adalah tanda – tanda kebesaran Tuhan, sehingga dalam meneliti alam semesta haruslah mengantarkan pada Tuhan. Jadi, ilmu tidaklah bebas nilai, ada muatan ideology di dalamnya.
Kang Uje coba memberikan penjelasan, bahwa sebenarnya ilmu tidaklah bebas nilai. Ulama – ulama terdahulu telah banyak berkontribusi pada ilmu pengetahuan yang sekarang berkembang. Seperti yang pernah kita ketahui, bahwa saat eropa mengalami masa kegelapan, hidup penuh mistis, dunia timur telah maju dengan ilmu pengetahuanya. Kita tahu bahwa hutang terbesar barat adalah meraka dapat belajar ilmu – ilmu yunani kuno karena kitab – kitab yunani kuno telah di terjemahkan dan ada di perpustakaan Andalusia. Para ilmuan barat belajar di madrasah – madrasah para ilmuan muslim. Namun, pada akhirnya mereka para ilmuan barat melakukan pembelokan sejarah dan tidak mengakui bahwa islam telah berkontribusi pada ilmu pengetahuan sekarang.
“Rusaknya sistem keluarga”, bahar menambahkan. Revolusi industri membuat orang – orang sibuk bekerja, mereka bisa bekerja di dalam pabrik selama 12 jam dalam sehari. Hal itulah yang kemudian membuat para orang tidak lagi sempat mendidik anak mereka. Maka dibautlah sistem sekolah untuk menitipkan pendidikan anak – anak para pekerja pabrik yang orientasinya untuk mengisi pekerja – pekerja pabrik.
“ Keluarga yang kemudian tidak terurus mengakibatkan tingginya tingkat perceraian, anak – anak korban broken home yang tidak mendapat pendidikan yang baik pada akhirnya menjadi persoalan masyarakat”, Mbak Yusfin mencoba memperdalam.
“Disisi lain, Revolusi industri dan sifat konsumtif masyarakat yang berlebihan. Semua karena uang, sampai orang menjual kesehatan, keluarga, demi uang. Lucunya kemudian mereka menghabiskan uang untuk berusaha kembali memilikinya, keluarga dan kesehatan”, tambahnya.
“Sekarang, apa yang bisa kita lakukan dengan melihat fenomena – fenomena tadi ?”, Mbak dian mencoba membawa diskusi ini lebih menukik lagi.
Dalam siroh kita temukan kisah tentang pemindahan kiblat, dari baitul maqdis ke makkah. Kalau kita ibaratkan Baitul Maqdis adalah kiblat darurat dan makkah adalah kiblat sesungguhnya. Maka sekarang kaum muslimin sedang berkiblat ke Baitul maqdis, kiblat darurat. Sebab kiblat peradaban dan ilmu pengetahuan sekarang adalah  peradaban barat dengan segala latar belakangnya yang trauma terhadap tuhan dan agama. Dan umat muslim sedang berkiblat kesana dalam ilmu pengetahuan modern. Sehingga perlu adanya pemindahan kiblat dari Baitul Maqdish ke Makkah, memindahkan kiblat peradaban dari peradaban barat ke peradaban Baghdad.
Waktu menunjukan sudah mulai larut, semua camilan sudah habis dan kopi tinggal endapannya. Sehingga diskusi harus segera selesai dengan beberapa point – point penting yang lebih menukik dan implementatif meyambung terkait pemindahan kiblat peradaban.
Kang Fajar memberikan pejelasan sekaligus closing steatment “Pada intinya peradaban itu bangkit dan tumbang silih berganti (dipergilirkan). Dahulu Islam pernah berjaya lebih dari 7 abad lamanya, kemudian tumbang oleh rennaissance eropa, dan kini sudah saatnya kita rebut kembali masa depan itu. Dua pilar utama perdaban Islam: Iman dan Ilmu. Dan kedua hal ini lah yang perlu dimiliki dengan sangat baik oleh para engineer ataupun saintis muslim. Mmbangun peradaban tidaklah cukup hanya perjuangan toa semata di jalan – jalan, atau pun muktamar - muktamar di kota besar. Tapi perlu ada keterlibatan langsung juga dari setiap individu muslim dalam pencapaiannya. Muslim sebagai satu kesatuan tubuh, walau tubuh kita terpisahkan oleh jarak dan waktu, tapi kita punya visi yang sama dengan para pendahulu kita. Menegakkan dakwah Tauhid, sehingga tidak ada lagi fitnah di muka bumi ini”.
“Langkah yang bisa kita lakukan adalah Mulai dari diri sendiri, Mulai dari yg trkecil. Dan Mulai dari sekarang juga, meminjam istilah Aa Gym”, tambahnya.
Setelah itu, giliran Kang ilham menambahkan, “mungkin akan lebih kalo iman dan ilmu yang sudah dimiliki itu terimplementasikan ke dalam kehidupan sehingga menjadi akhlaq. insyaallah peradaban islam akan kembali”.
Diakhir sesi, Mbak Suci kemudian memberikan kata penutup dengan mengambil kisah dari orang-orang Cina zaman kuno,”Dahulu, kalau mereka ingin hidup dalam kondisi aman, mereka membangun tembok Cina yang sangat besar. Mereka berkeyakinan tidak akan ada orang yang sanggup menerobosnya karena tinggi sekali. Akan tetapi,100 tahun pertama setelah tembok selesai dibangun, Cina terlibat tiga kali perperangan besar. Pada setiap kali perperangan, angkatan darat musuh tidak butuh menghancurkan tembok atau memanjatnya untuk menerobos masuk. Tapi cukup bagi mereka setiap kali perang menyogok penjaga pintu gerbang, kemudian mereka masuk melalui pintu. Perhatian orang Cina di zaman itu disibukkan dengan pembangunan tembok, tapi mereka lupa membangun manusia.  Membangun manusia seharusnya dilakukan sebelum membangun apapun. 
Dan itulah yang dibutuhkan oleh umat sekarang ini.
"Apabila anda ingin menghancurkan peradaban sebuah umat, ada tiga cara untuk melakukannya:
1. Hancurkan tatanan keluarga.
2. Hancurkan pendidikan.
3. Hancurkan keteladanan dari orang-orang yang jadi panutan dan ulama.
Untuk menghancurkan keluarga caranya dengan mengikis peranan Ibu.  Jadikan mereka malu menjalani peran sebagai Ibu rumah tangga. Untuk menghancurkan pendidikan caranya; jangan jadikan para pendidik sebagai orang yang penting dalam masyarakat.  Kurangi penghargaan terhadap mereka, hingga para pelajar meremehkannya.
Untuk menghancurkan keteladanan, rusak akhlak para ulama dan orang-orang yang ditokohkan dalam masyarakat. Hingga tidak ada lagi orang pintar yang patut dipercayai. Tidak ada orang yang mendengarkan perkataannya, apalagi meneladani perbuatan dan sifatnya.
Apabila Ibu-Ibu rumah tangga yang punya kesadaran sudah hilang, para guru yang ikhlas lenyap, dan para ulama panutan sudah sirna, maka siapa lagi yang akan mendidik generasi dengan nilai-nilai luhur..?!?!"

Saat itulah kehancuran umat akan terjadi sekalipun tubuhnya dibungkus oleh pakaian mewah, bernaung di bangunan nan megah dan dibawa dengan kendaraan yang super wah.

1 comment:

  1. Kak klo bole saran next time kk nulis tolong di pake ya ka spasi longkap ny biar enk keliatannya, ga pusing tulisan mll mks

    ReplyDelete