Saturday, July 13, 2013

Lakoning urip

“mosok tho le, sirah iki sing nggone ng nduwu, diseleh ngisor gawe sujud laing sitik kapeng limo sedino. Mosok gusti gak wenehi opo sing dadi pangerepe awake dewe ?”
Tiba-tiba teringat kata-kata itu lagi, sebuah kata yang pernah terdengar indah dan menggugah hati 3 tahun silam. Sebelum kaki ini menginjakan kaki di bumi pahlawan. Kata-kata yang ku dapat dari seorang kakak kelas setelah dia melakukan perjalanan “tour de Java”. Petuah dari seorang bapak yang sudah sangat berumur ketika mereka berbincang dalam kereta.  Diusia senjanya bapak tersebut telah menuai hasil dari kerja kersanya ndidik anak sampai wes dadi wong. 5 orang anaknya telah dia antar menjadi orang-orang sukses dan mempunyai jabatan yang dibilang tinggi. Padahal kalau kita pikir, dengan pekerjaan yang seadanya, tidak mungkin bisa. Tapi bapak itu optimis, gusti iku gak bakal nelantarne hambane.
Mosok gusti gak bakal wenehi opo sing dadi pengerepe awake dewe, padahal sirah iki wes diseleh ngiisor, sujud sembahyang ngagungake gusti Allah.
Seolah baru kemarin sore aku mendapatkan kta-kata itu di serambi masjid sekolah, saat melepas lelah menunggu sore untuk pulang. Sekarnag kata-kata itu terbukti untuk kedua kalinya dan ku rasakan dengan momen yang sama. Sepanjang perjalan kata itu terus menggantung  dalam pikiran, memenuhi semua ruang kosong dalam kepala,beriring lisan yang tak pernah lepas dari syukur. air di sudut mata seolah menjadi pamungkas dari lisan yang lagi bisa mengucapkan syukur betapa senangnya hati.
Belum genap satu bulan mungkin, tapi do’a lan pangerepe ati iku kedadian. Bermula dari cerita-cerita tentang kalimantan saat seorang kakak angkatan sedang pulang kampung.  Berkisah tentang kalimantan dan segala eksotis alam borneo. Ati iki langsung krenteg pengen lan ndungo.Kapan ya bisa jalan-jalan ke Borneo ?. Jadi pengen KP ke daerah sana, sambil jalan-jalan menjelajah indonesia. “Ya insya allah, nanti kan ada FSNAS di Kalimantan Barat” kata kakak tersebut.  Kapan ya bisa ke kalimantan ? pertanyaan yang akhirnya hilang dalam tidur dan tetap menjadi keinginan, do’a yang entah kapan akan dijawab oleh Allah.
Lakoning urip iku gak iso mung  semono ae, 1+1 iku durung mesti 2. Gak enek sing ngerti opo sing bakal kedadean sesok isuk. Kejadian hidup itu memang penuh misteri dan penuh kejutan-kejutan bersama dengan dinamika kehidupan, siang malam itu setiap hari berbeda. Hari esok pun tidak ada yang mengira, bahwa pertanyaan “kapan ya bisa ke kalimantantan?” itu terjawab, dibayar lunas oleh Gusti Allah. Tepat di siang itu, Rabu 19 Juni 2013, do’a itu terkabulkan persis dengan apa yang dulu diminta. Bisa ke kalimantan, gratis pula. Allah telah menghadiahkan itu, ada penelitian yang bisa dijadikan tugas Akhir disana, dengan tema besar sama persis dengan apa yang sedang tak ingin kan untuk kerja Praktik di Pleindo III, SEDIMENTASI. Tim penelitian masih butuh orang yang bisa membantu, dan alhamdulillah bisa bergabung sekaligus dapat Judul Tugas Akhir. Bibir ini kelu, kaku. Mesti tidak ada tulangnya. Alhamdulillahh..........
Apa yang kau minta tak akan terhalang selama kau memintanya kepada Tuhan mu. Namun, apa yang kau minta tak akan datang selama kau mengandalkan dirimu ( Ibnu Atha’ilah)
“Bedo’alah kepada KU, makan AKU akan mengabulkannya”
“dan mendekatlah kepada Ku dengan sabar dan sholat”
“maka nikmat tuhan mu manakah yang kamu dustakan ?”

19 Juni 2013

0 comments:

Post a Comment