Tuesday, February 28, 2012

Karna ibu mengerti bahasa itu



Selalu ada yang membuat rindu  dengan rumah ketika diperantauan, rindu akan bersua dengan orang – orang rumah. Bapak, ibu, kakak dan adik. Kehangatan yang tak tergantikan dengan siapun kita berkumpul, entah sahabat atau rekan sejawat. Kepenatan satu bulan hilang mendengar kepolosan dan cerita perkembangan kemampuan adik, kelelahan pun hilang dengan usapan halus tangan ibu, semangat terpompa kembali ketika melihat bapak masih terus bekerja tanpa kenal lelah.
Paling membuat rindu dari semua itu adalah tangan sayang ibu yang selalu mengalirkan kasih. Tak dapat dipungkiri bahwa ibulah yang paling mengenal ku. Beliau tahu setiap ungkapan serta isarat yyang ku ekspresikan dari senyuman, sikap dan kata. Ibu tahu bahwa hati ini rindu, meskipun tanpa mengungkapkannya, ibu merasakan keletihan meskipun kita tak pernah mengeluh padanya tentang kelelahan ini dan ibu tahu bahwa ku sangat cinta padanya meskipun bibir ini tak pernah mengatakan langsung.
Ya.. karena ibu mengerti bahasa itu.
Saat – saat yang tak mungkin terlewatkan saat pulang ke rumah adalah selalu mengungkapkan kecintaan dan kerinduan kepada ibu. Sekali lagi, meskipun tanpa ungkapan kata. Memanja dan bercanda dengan ibu adalah hal wajib yang tak kak tergantikan. Mengganggu ibu yang sedang makan dengan meminta satu, dua suap. Meminta di suapi saat makan, Tidur dipangkuannya dan menggenggam tangannya agar mengelus lembut kepala ini, atau sekedar “ membuat ulah “ di dapur saat masak. Memijat dan mengelus kaki ibu saat istirahat setelah seharian beraktivitas.  Semuanya adalah ungkapan isyarat cinta dan rindu sang anak. Hati ini tahu, bahwa ibu mengerti bahasa itu, ibu menangkap pesan alami dan membalas lewat senyum manis dan dengan belaian hangat penuh kasih.
Ya.. karena ibu mengerti bahasa itu.
Memang terlihat seperti anak kecil, kekanak – kanakan dan tidak “ dewasa “, tapi itulah bahasa ungkapan yang paling mudah ku lakukan untuk mengungkapkannya. Mungkin oleh sebagian orang itu tidak lebih dari sifat anak kecil. Never Mind. Namun kalau mereka ditanya, dengan apa kamu mengungkapkan cintamu kepada ibumu ?. silahkan jawab sendiri. Tapi itulah bahasa yang ku gunakan untuk mengekspresikan cinta ini.
“ Ya Allah, berikanlah keselamatan dan kesehatan kepada ibu, berikan kesempatan kepada ku untuk mewujudkan harapan beliau dan memberikan yang terbaik sebelum Engkau mengambilnya dari sisi kami “
Teruntuk ibu yang selalu berdo’a untuk anaknya
Untuk yang selalu Bersimpuh memunajat kepadaNYA

Related Posts:

  • Belajar dari ketulusan hati anak kecilini adalah kisah kesucian hati anak kecil yang belum terkontaminasi oleh rusaknya dunia ini.. sebuah cerita yang patut untuk kita baca dan belajar dari anak kecil yang masih suci. kisah ini tentang anak dari dosen saya. sungg… Read More
  • Goresan Tinta Kepahlawanan Gang sempit itu penuh sesak, berjubel, andaikan semua orang yang berjalan itu berhenti, tidak ada jalan yang kelihatan, tertutup oleh kaki. tak ada kelonggaran sedikitpun, kecuali hanya untuk berdiri. Mereka semua berjalan … Read More
  • لا راحة بعد اليوم “Hidup hanyalah kesempatan membuat pilihan, segalanya digulirkan dan digilirkan. Apapun yang kita pilih, ujungnya adalah tanggung jawab. Memikul tanggung jawab apapun pasti melelahkan. Tidak ada hidup yang tidak melela… Read More
  • Saat huruf dan kata tak pada tempatnya saat kata tak lagi bermakna saat huruf tak tertata pada tempatnya Sampaikanlah sepatah kata Bahwa huruf itu berjajar penuh makna Tak mengerti bahasa isyaratnya abaikan saja semua kata  yang tak mampu memberi makna … Read More
  • Dendamlah dengan elegan “hey….hey kau yang disana” “Ya, kau yang duduk disana” Teriakan cempreng itu masih saja terus mengikuti, padahal sudah lama dia telah pergi. Dari Suara itu, tak usaha aku lihat siapa, pasti sudah sudah kenal. Sangat ke… Read More
  • Sak karep mu Semau-mau mu kalau memang itu maumu mencari bahagia dengan menuruti nafsu terserah kamu pandailah sendiri dan bodohlah sendiri kehidupan dan kematian keuntungan dan kerugian kau sendiri yang menentukan sesudah Tuhan ke u… Read More
  • #TerimakasihNasehatnya Titik tengah antara idealisme yang tidak realistis dengan realisme yang terlalu pragmatis adalah...OPTIMISME Hiduplah dengan keberanian, hadapi semua hambatan dan tunjukkan bahwa kau mampu mengatasinya. Usahakanlah sekua… Read More
  • Jika dan hanya jika 1. Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus…, maka tidak akan banyak aktivis dakwah yang berguguran di tengah jalan. Dakwah akan terus melaju dengan mulus untuk meraih tujuan-tujuannya dan mampu memancangkan pr… Read More
  • Sabar Mendaki Samakin jalan mendaki ke puncak, semakin berat medan perjuangan yang harus dihadapi. Semakin lelah kaki melangkah, terasa semakin letih dan payah. tapi ingatkah kau… Bahwa semakin berat langkah-langkah… Semakin ter… Read More
  • Panggilan Panggilan Setiap hari pastilah ada saja orang mengumumkan, “Si A meninggal dunia, Si B meninggal dunia. “Suatu saat pastilah ada orang yang mengumumkan, “Umar meninggal dunia”.  - Umar ibn Khaththab r.a.- Bukankah k… Read More

0 comments:

Post a Comment