JENIS - JENIS PERALATAN KERUK
1) Jenis Peralatan Keruk MEKANIS
BUCKET / LADDER
Ditemukan pertama kali tahun 1589 di Belanda.
Dredger ini umumnya non self propelled, dengan cara membuang hasil kerukan ke
arah barge disampingnya menggunakan 'shutes' ( =jembatan dari ban berjalan atau
semacam talang ), sedang ujung keruknya berbentuk timba (bucket), lihat Gambar 4.
Alat
ini bekerja berdasar 'bucket' yang diikat pada rantai dan ditarik atau dikerek
keatas melalui semacam tangga ( ladder ) dengan ujung atas berupa penggulung
(=tumbler ). Selanjutnya isi bucket tertuang pada saat posisi-posisi bucket
terbalik, dan pada keadaan kosong bucket turun menggantung kembali lagi ke
bawah. Di ujung bawah juga terdapat tumbler dengan sisi-sisi datar ( biasanya 6).
Ladder ini berada dalam celukan yang biasa disebut 'Well' (=sumur) dari kapal
yang berbentuk U.
Cara
Kerja
Kedalaman
pengerukan dapat diatur dengan menaikturunkan penyangga (=gantry).
Untuk
gerak kekiri atau kanan dan maju mundur dikendalikan dengan komposisi 6 tali
angker yang dapat digulung atau diulur sesuai arah pergeseran yang diinginkan.
Produksi
Kapasitas
satu bucket rata-rata 0,8 m3, maximum 1,2 m3 . Kecepatan
rantai bervariasi antara 8 sampai 30 bucket per menit, bergantung jenis tanah
yang dikeruk.
Koreksi
harus diberikan dengan faktor = 0,30 - 0,45.
Catatan : Faktor koreksi
berasal dari :
f
swing =
faktor untuk waktu swing = 0,7
f
fill =
isi bucket tidak penuh = 0,6 - 0,8
f
anchor =
delay untuk mengganti / memindah angker = 0,7¸0,8
f
total = 0.7 x ( 0.6 ¸ 0,8 ) x ( 0,7 ¸ 0,8 )
= 0,30 ¸ 0,45
Jadi,
misal kapasitas bucket 0,8 m3, kecepatan rantai 25 bucket / menit,
produksi teoritis 1200 m3 / jam. Produksi Realistis = 400 - 500 m3/jam
untuk tanah baik.
Efficiency
harus diterapkan untuk menghitung kapasitas dalam jangka lebih panjang yaitu 60
sampai dengan 70 %. Jadi kapasitas produksi secara garis besar :
±40000 m3 / minggu ® Untuk tanah baik sampai
lempung
± 80000
m3 / minggu ® Untuk tanah lumpur.
25000
m3 / minggu -- 30000 m 3
/ minggu ® Untuk tanah berpasir
6000 m3
/ minggu ® Untuk
batuan pecah
4000-5000
m3 / minggu ® Untuk batuan lembek
BACK HOE
Alat ini semakin sering digunakan akhir-akhir
ini, dan merupakan mesin yang berguna dan penuh tenaga lihat Gambar 5.
Umumnya
digunakan untuk mengeruk material keras, batuan yang lunak, lempung keras,
kerikil ( gravel, boulders, cobbles ) yang tertimbun material lain.
Sebagian
besar berupa non self propelled dredger bekerjanya dari arah yang dalam ke
dangkal jadi kapal selalu berada di perairan yang belum di keruk, dengan lengan
yang pendek dan kuat untuk mengeruk.
Banyak
kapal keruk ini memanfaatkan excavator untuk darat lalu dipasang ke atas
ponton, lengannya bekerja secara hidrolis. Untuk Excavator besar, umumnya yang
dipasang ke atas ponton adalah bagian kepalanya saja sehingga dapat mengurangi
bebannya. Dan juga unit yang bisa dibongkar ini (dismountable unit) memudahkan
penggunaannya untuk berbagai keperluan sehingga biaya penggunaan alat relatif
lebih murah.
Spud
berfungsi sebagai stabilisator dan mengurangi pengaruh gelombang serta didesain
khusus untuk menahan daya angkat lengan back hoe. Kedalaman pengerukan
bervariasi antara 4 m sampai 25 m dibawah muka air, dengan daya penetrasi
mencapai 125 ton.
Pergerakan
mundur peralatan dapat dibantu oleh lengan back hoe dan dengan tali dan
jangkar, atau dengan memindahkan spud yang berada pada area yang belum dikeruk.
Produktivitas
alat telah dibuat berdasarkan spesifikasi kemampuan mesin dan keseluruhan
bagian perlatan. Dengan kapasitas bucket mencapai 8 m3, tetapi yang terbanyak
berkapasitas 2 m3. Cycle time mencapai 1,5 sampai 2 menit, atau 40 sampai 60
gerakan per menit. Kedalaman pengerukan bervaariasi berdasar kemampuan
mesinnya.
DIPPER
Merupakan alat keruk dengan bucket penggali
bekerja ke arah depan, berlawanan dengan backhoe dan alat ini lebih dulu diperkenalkan,
serta merupakan perbaikan dari Bucket dredger khususnya dalam menghadapi jenis
tanah batuan (rock), lihat Gambar 6.
Pinggir depan dari bucket dipper terdapat gigi
untuk memperkuat daya pukul dan gali. Pada titik-titik tertentu sepanjang gigi,
terutama berguna pada tanah keras. Kekuatan menggali tersebut berpangkal pada
lengan, dan kerasnya gaya
untuk menancapkan dapat menyebabkan barge oleng atau terangkat, untuk itu
diperlukan spud atau jangkar. Bucket sering digunakan juga untuk tumpuan
melangkah ke depan. Pada Dipper dredger ini konsentrasi kegiatan adalah dalam
memecah tanah atau batuan. Bila batuan cukup keras seluruh badan kapal dapat
ditumpukan diatas lengan dipper sedemikian hingga kekuatan untuk menembus
batuan bertambah, hal ini dilakukan dengan melepas spud pole lalu menggunakan
lengan untuk mengangkat kapal.
Bucket
memiliki engsel untuk menumpahkan isinya ke dalam Barge, bukaan pintu buangan
dikendalikan oleh kabel yang digerakkan dari ruangan operator. Volume bucket
mencapai 15 - 20 m3, sehingga dapat mengangkat / memindahkan batuan
besar dimana seringkali untuk itu ditambahkan kran / crane pembantu.
Alat
ini cocok untuk batuan berat, misal pengerukan hasil peledakan batuan laut atau
pemindahan bangunan bawah air, untuk alat keruk lain sering jadi masalah.
Cycletime
: 60 sampai 90 detik, dengan siklus berikut : menggali, mengangkat bucket,
mengayun, membuang, mengayun kembali, menurunkan bucket.
Pada
saat panjang pencapaian optimal / maximal, ponton berpindah dengan mengangkat
spud. Kedalaman jangkauan dan lebar kerukan sangat bervariasi, umumnya jauh
lebih lebar dan dalam daripada back hoe, untuk itu, diperlukan spesifikasi
alat.
0 comments:
Post a Comment