Wednesday, April 8, 2015

Pengaruh Lingkungan

  Sepuluh tahun melesat bagai peluru.
    Saat menginjak remaja, dewasa, perlahan aku mulai mengerti banyak hal dari potongan masa kecilku di kampung kami. kampung yang jauh sekali dari mana-mana, kecuali hutan, sungai, lembah dan bukit barisan.
    Aku akhirnya mengerti kenapa Bapak, Mamak sejak kecil selalu bilang, "Kau spesial, Burlian." Itu cara terbaik bagi Bapak, Mamak untuk menumbuhkan percaya diri, keyakinan dan menjadi pegangan penting setiap kali terbentur masalah. aku ingat, Mamak, Bapak selalu bilang, "Kau anak yang kuat, Amelia." Agar Amelia yang sakit-sakitan tumbuh menjadi 'kuat'.
    Mamak, Bapak juga bilang, "Kau anak yang pemberani, Eli." Maka jadilah Ayuk Eli menjadi orang yang pemberani atas banyak hal. Termasuk saat ia telah besar. Kudengar, ia mendatangi sendirian pabrik perkebunan kelapa sawit agar mereka berhenti menebangi hutan kami. Memimpin ribuan demonstran menolak konsesi tambang. Sedangkan kepada Kak Pukat, Bapak, Mamak selalu bilang, "Kau anak yang pintar." Maka jadilah Kak Pukat sepintar kalimat itu diucapkan berkali-kali sejak kecil. Dia menjadi peneliti hebat sekarang.
    Itu semua dibiasakan oleh Bapak, Mamak. Sehingga tetangga kami, kenalan-kenalan kami juga ikut memanggil kami seperti itu. Termasuk Wak Yati dengan bahasa Belanda-nya.

kutipan dari Hal : 335, Novel : Burlian-Tere-Liye

0 comments:

Post a Comment