ini adalah kisah kesucian hati anak kecil yang belum terkontaminasi oleh rusaknya dunia ini..
sebuah cerita yang patut untuk kita baca dan belajar dari anak kecil yang masih suci. kisah ini tentang anak dari dosen saya. sungguh menggugah.. Luar biasa..
sumber : Wahyudi citrosiswoyo
Namanya Halyusa Ard Wahyudi..
Panggilannya Yusa, tetapi kakak-kakak dan ayah ibunya sering memanggil Uta, seperti yusa menyebut dirinya sendiri sewaktu balita.. “dik uta”... Sekarang umurnya 11 tahun 6 bulan,
Uta sekolah di SD Negeri (gratisss) di kampung dekat rumahnya, sekarang kelas V SD. Orang tua teman-temannya ada yang bekerja sebagai nelayan, buruh serabutan, ada yang jualan nasi goreng keliling, ada yang tinggal di rusun, ada yang tinggal di kamar kontrakan, kata Uta..
Uta sering ajak teman-temannya datang ke rumah, main PS, sepak bola di jalanan depan rumah, ngerjakan tugas prakarya...
Uta kelihatan menikmati sekali sekolah di SD “kampung” sebagai satu-satunya anak di perumahannya yang sekolah di SD itu.. kedua kakaknya juga alumni SD yang sama dengan uta..
Sejak klas III SD uta sudah bisa goreng telur sendiri, hobinya bikin omelet dan nasi goreng.. Kakak-kakaknya kalau kebetulan di rumah sering minta uta bikinkan nasi goreng...
Sewaktu klas III, uta pernah minta ibunya membelikan pin macam-macam.. "Untuk apa?" tanya ibunya.. "mau aku jual ke temanku" kata Uta.. Oleh ibunya dibelikan pin 24 buah seharga Rp. 7.000,-.. Uta menjualnya Rp. 1.000,-per buah..
Lain kali minta ibunya bikinkan bando dan bros..
Lagi-lagi laris manis, Uta menjualnya ke teman-temannya..
Tetapi,..
Suatu saat Uta minta uang ibunya, katanya kasihan temannya tidak bisa ngerjakan tugas karena belum bisa bayar fotocopyan ke gurunya...besoknya bu guru "mbrebes mili" mengetahui Uta minta uang ibunya untuk bayar kertas tugas temannya...
Ada lagi yang seru..
Kira-kira sebulan yang lalu, Uta minta ibunya kapan-kapan bikinkan ote-ote atau pisang goreng Uta mau jual di kelas..
"Apa laku?" tanya ibunya.. "pasti laku ibu", jawab Uta. Karena kalau pelajaran tambahan masuk pagi pukul 05.30 temanku belum makan pagi...
Nah, belum sempat kesampaian..Uta membatalkan kontrak dengan ibunya...
"Kenapa sayang?" tanya ibunya...
Kasihan Pak Misdi ibu, nanti jualan nasi kuning gurunya itu tak laku di kelasnya kata Uta.. Pak Misdi guru SD-nya Uta masih honorer, sering datang ke rumah ngajari bahasa Arab Uta..
sebuah cerita yang patut untuk kita baca dan belajar dari anak kecil yang masih suci. kisah ini tentang anak dari dosen saya. sungguh menggugah.. Luar biasa..
sumber : Wahyudi citrosiswoyo
Namanya Halyusa Ard Wahyudi..
Panggilannya Yusa, tetapi kakak-kakak dan ayah ibunya sering memanggil Uta, seperti yusa menyebut dirinya sendiri sewaktu balita.. “dik uta”... Sekarang umurnya 11 tahun 6 bulan,
Uta sekolah di SD Negeri (gratisss) di kampung dekat rumahnya, sekarang kelas V SD. Orang tua teman-temannya ada yang bekerja sebagai nelayan, buruh serabutan, ada yang jualan nasi goreng keliling, ada yang tinggal di rusun, ada yang tinggal di kamar kontrakan, kata Uta..
Uta sering ajak teman-temannya datang ke rumah, main PS, sepak bola di jalanan depan rumah, ngerjakan tugas prakarya...
Uta kelihatan menikmati sekali sekolah di SD “kampung” sebagai satu-satunya anak di perumahannya yang sekolah di SD itu.. kedua kakaknya juga alumni SD yang sama dengan uta..
Sejak klas III SD uta sudah bisa goreng telur sendiri, hobinya bikin omelet dan nasi goreng.. Kakak-kakaknya kalau kebetulan di rumah sering minta uta bikinkan nasi goreng...
Sewaktu klas III, uta pernah minta ibunya membelikan pin macam-macam.. "Untuk apa?" tanya ibunya.. "mau aku jual ke temanku" kata Uta.. Oleh ibunya dibelikan pin 24 buah seharga Rp. 7.000,-.. Uta menjualnya Rp. 1.000,-per buah..
Lain kali minta ibunya bikinkan bando dan bros..
Lagi-lagi laris manis, Uta menjualnya ke teman-temannya..
Tetapi,..
Suatu saat Uta minta uang ibunya, katanya kasihan temannya tidak bisa ngerjakan tugas karena belum bisa bayar fotocopyan ke gurunya...besoknya bu guru "mbrebes mili" mengetahui Uta minta uang ibunya untuk bayar kertas tugas temannya...
Ada lagi yang seru..
Kira-kira sebulan yang lalu, Uta minta ibunya kapan-kapan bikinkan ote-ote atau pisang goreng Uta mau jual di kelas..
"Apa laku?" tanya ibunya.. "pasti laku ibu", jawab Uta. Karena kalau pelajaran tambahan masuk pagi pukul 05.30 temanku belum makan pagi...
Nah, belum sempat kesampaian..Uta membatalkan kontrak dengan ibunya...
"Kenapa sayang?" tanya ibunya...
Kasihan Pak Misdi ibu, nanti jualan nasi kuning gurunya itu tak laku di kelasnya kata Uta.. Pak Misdi guru SD-nya Uta masih honorer, sering datang ke rumah ngajari bahasa Arab Uta..