Tuesday, December 14, 2021
TUTORIAL MIKE 21 - BASIC
ikuti terus video ini untuk kamu yang ingin belajar MIKE 21 dari level basic hingga advance
REKLAMASI BANDARA INTERNASIONAL KANSAI JEPANG
Japan Kansai International Airport merupakan bandara internasional yang kontruksi utamanya merupakan hasil reklamasi. Hal tersebut menjadi pilihan karena kurangnya lahan untuk membangun bandara internasional, disamping efek polusi yang dihasilkan dari pekerjaan konstruksi. Sebab Osaka merupakan daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Pekerjaan kontruksi bandara di lepas pantai dengan jarak 5km dari pantai, dan mempunyai panajng 4km serta lebar 1.2km.
Konstruksi dimulai pada 1987. Dinding laut selesai pada tahun 1989 (yang
terbuat dari batu dan 48.000 blok beton tetrahedral). Tiga gunung yang digali
untuk 21.000.000 m3 (27.000.000 cu yd) dari TPA. 10.000 pekerja dan 10 juta jam
kerja selama tiga tahun, menggunakan delapan puluh kapal yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan 30 meter (98 kaki) lapisan tanah atas dasar laut dan di dalam
dinding laut. Pada tahun 1990, sebuah jembatan tiga kilometer selesai dibangun
untuk menghubungkan pulau ke daratan di Desa Rinku, dengan biaya sebesar $ 1
miliar. Selesai dari pulau buatan peningkatan bidang Prefektur Osaka hanya
cukup untuk memindahkannya terakhir ukuran Prefektur Kagawa (meninggalkan
Kagawa sebagai terkecil oleh daerah di Jepang).
Permasalahan utama yang dihadapi saat konstruksi adalah kemungkinan
turunnya pondasi atau lapisan yang berada di atas pondasi. Kemungkinan ini
telah diprediksikan sebelumnya mengingat kondisi bandara yang dibangun di
tengah laut. Pada tahun 1991, pembangunan terminal bandara mulai dilaksanakan
dan dilanjutkan dengan pembangunan runway, jembatan, dan juga
fasilitas-fasilitas lainnya
b.
Bagaimana proses konstruksinya? jelaskan dengan singkat dan bila perlu boleh
disertai sketsa atau gambar diagram alir / flow chart.
Beberapa faktor yang
menjadi perhatian khusus dari pembangunan reklamasi untuk Bandara Internasional
Kansai ini adalah;
1.
Material reklamasi yang begitu besar dan proses
pengangkutannya
2.
Penurunan tanah pada lokasi kontruksi
3.
Kondisi alam Negara Jepang yang rawan Gempa, Tsunami
dan Topan.
4.
Dampak lingkungan dari proses pembangunan Reklamasi
Jika kita perhatikan, reklamasi yang dilakukan di bandara Internasional
Kansai menggunakan teknologi yang sudah sangat maju, dimana para perancang
telah membuat teknologi tanah gempa untuk konstruksi reklamasi sepanjangnya 4
km (2,5 mil) dan lebar 2,5 km (1,6 mil). Seperti pada 17 Januari 1995, Jepang
telah terkena gempa Kobe, yang pusat gempa berada sekitar 20 km (12 mil) dari
bandara Kansai dan menewaskan 6434 orang di pulau utama Jepang Honshu. Karena
rekayasa gempa, bandara muncul tanpa kerusakan yang parah, sebab sebagian besar
karena penggunaan sendi geser pda kontrusksi struktur penahan badara pada tanah
reklamasi. Bahkan di kaca jendela tetap utuh. Kemudian, pada tahun 1998,
bandara selamat dari topan dengan kecepatan angin hingga 200 km / jam (120
mph).
Keunggulan dari proyek reklamasi Bandara Internasional Kansai adalah
teknologi yang digunakan dalam menahan getaran akibat gempa yang terjadi,
dimana negara jepang merupakan negara yang rawan dengan gempa. Namun Bandara
Internasional Kansai dilengkapi dengan teknologi hidrolik dalam strukturnya
sehingga dapat memberikan respon redaman terhadap efek dari gempa.
Kelemahan proyek reklamasi yang skala besar adalah penurunan tanah yang
tidak serta merta terjadi dalam satu waktu dan seluruh lokasi. Hal ini membuat
penurunan tanah masih terjadi, di Bandara kansai ini, penerunan tanah berkisar
5cm/tahun. Disisi lain, kondisi cuaca Negara Jepang yang rawan dengan badai
topan serta gempa tsunami membuat teknologi reklamasi menjadi salah satu biaya
terbesar.
Kegiatan reklamasi di Indonesia banyak dilakukan di
kota – kota peissir besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Denpasar,
Makassar dan Manado dengan tujuan pembangunan kawasan pesisir (waterfront
city) yang peruntukannya adalah pusat ekonomi, kawasan perumahan dan taman
hiburan. Beberapa juga dilakukan dalam rangka proyek perluasan Pelabuhan
seperti di Medan, Makassar dan Bali.
Salah satu contoh reklamasi untuk pembangunan
Pelabuhan adalah reklamasi pembangunan Pelabuhan Terminal Teluk Lamong yang
berada di perbatasan Surabaya dan Gresik. Reklamasi yang dilakukan di daerah
teluk dengan beberapa aliran sungai yang masuk di dalamnya, sehingga penempatan
reklamasi tidak menyatu dengan hinterland namun masih terdapat ruang untuk air
sungai mengalir ke muara untuk mengurangi dampak banjir.
Tanah reklamasi yang digunakan untuk lapangan
penumpukan Peti Kemas memerlukan konstruksi yang kuat, sehingga seminimal
mungkin dalam proses penurunan tanah atau landsubsidance. Oleh sebab
itu, pada proses pembangunannya menggunakan vertical drain dan horizontal
drain untuk mengeluarkan air dari tanah agar tanah cepat mengalami
pemampatan.
f.
Mengapa Reklamasi di Indonesia sering bermasalah? Kira-kira apa penyebabnya
menurut anda? Bagaimana solusinya?
Masalah akan adanya proyek reklamasi yang ada di Indonesia lebih
disebabkan kurangnya keterlibatan masyarakat sekitar pada proses sebelum,
Ketika dan setelah kegiatan reklamasi. Hal ini membuat masyarakat seolah tidak
dianggap keberadaanya, padahal keberadaan mereka menjadi masyarkat terdampak
dari proyek reklamasi. Selain itu juga dampak lingkungan yang terjadi kadang
tidak terkendali sehingga membuat kerusakan lingkungan yang berpengaruh pada
tangkapan ikan nelayan.
Bebera pertimbangan yang bisa dijadikan dalam proses reklamasi pantai
antara lain;
Pada tahap pelaksanaan
reklamasi wajib
menjaga dan memperhatikan beberapa hal seperti a) keberlanjutan kehidupan dan
penghidupan masyarakat; b) keseimbangan antara kepentingan pemanfaatan dan
pelestarian lingkungan pesisir; serta c) persyaratan teknis pengambilan,
pengerukan dan penimbunan material.
Prinsip Perencanaan Reklamasi
Pantai
Pada dasarnya kegiatan
reklamasi pantai tidak dianjurkan namun dapat dilakukan dengan memperhatikan
ketentuan berikut:
- Merupakan kebutuhan
pengembangan kawasan budi daya yang telah ada di sisi daratan;
- Merupakan bagian wilayah dari
kawasan perkotaan yang cukup padat dan membutuhkan pengembangan wilayah daratan
untuk mengakomodasikan kebutuhan yang ada;
- Berada di luar kawasan hutan
bakau yang merupakan bagian dari kawasan lindung atau taman nasional, cagar
alam, dan suaka margasatwa;
- Bukan merupakan kawasan yang
berbatasan atau dijadikan acuan batas wilayah dengan daerah/negara lain.
Terhadap kawasan reklamasi
pantai yang sudah memenuhi ketentuan di atas, terutama yang memiliki skala
besar atau yang mengalami perubahan bentang alam secara signifikan perlu
disusun rencana detil tata ruang (RDTR) kawasan. Penyusunan RDTR kawasan
reklamasi pantai ini dapat dilakukan bila sudah memenuhi persyaratan
administratif seperti a) Memiliki RTRW yang sudah ditetapkan dengan Perda yang
mendeliniasi kawasan reklamasi pantai; b) Lokasi reklamasi sudah ditetapkan
dengan SK Bupati/Walikota, baik yang akan direklamasi maupun yang sudah
direklamasi; c) Sudah ada studi kelayakan tentang pengembangan kawasan
reklamasi pantai atau kajian/kelayakan properti (studi investasi); dan d) Sudah
ada studi AMDAL kawasan maupun regional.
Rencana detil tata ruang
kawasan reklamasi pantai meliputi rencana struktur ruang dan pola ruang.
Struktur ruang di kawasan reklamasi pantai antara lain meliputi jaringan jalan,
jaringan air bersih, jaringan drainase, jaringan listrik, jaringan telepon.
Pola ruang di kawasan reklamasi pantai secara umum meliputi kawasan lindung dan
kawasan budi daya. Kawasan lindung yang dimaksud dalam pedoman ini adalah ruang
terbuka hijau. Kawasan budi daya meliputi kawasan peruntukan permukiman,
kawasan perdagangan dan jasa, kawasan peruntukan industri, kawasan peruntukan pariwisata,
kawasan pendidikan, kawasan pelabuhan laut/penyeberangan, kawasan bandar udara,
dan kawasan campuran.
Tata ruang kawasan reklamasi
pantai harus memperhatikan aspek sosial, ekonomi dan budaya di kawasan
reklamasi. Reklamasi pantai memberi dampak peralihan pada pola kegiatan sosial,
budaya dan ekonomi maupun habitat ruang perairan masyarakat sebelum
direklamasi.Perubahan terjadi harus menyesuaikan 1) Peralihan fungsi kawasan
dan pola ruang kawasan; 2) Selanjutnya, perubahan di atas berimplikasi pada perubahan
ketersediaan jenis lapangan kerja baru dan bentuk keragaman/diversifikasi usaha
baru yang ditawarkan. Aspek sosial, budaya, wisata dan ekonomi yang diakumulasi
dalam jaringan sosial, budaya, pariwisata, dan ekonomi kawasan reklamasi pantai
memanfaatkan ruang perairan/pantai.
Prinsip Desain dan Pembangunan Pesisir
(Pembangunan Pantai Buatan dan Pelabuhan)
Prinsip Pembangunan Pesisir yang berkelanjutan
1.
Desain dan Profil Pantai yang Stabil
Pada pembuatan pantai buatan, menjaga kestabilan garis pantai pantai dan
profil pantai merupakan hal terpenting. Sehingga garis pantai tidak tererosi
yang mengakibatkan kerusakan desain pantai. Oleh sebab itu, pada desain pantai
pertimbangan proses sedimen dan bangunan di sekitar pantai harus mendukung
tercapainya pantai yang stabil.
2.
Desain Struktur Terminal
Guna mencapai garis pantai stabil di atas, salah satu hal yang
dikerjakan dalam proses desain adalah pembuatan struktur bangunan penunjung
terminal (Pelabuhan) seperti breakwater harus merupakan bangunan yang dapat
juga menangkap sedimen sejajar garis pantai agar juga dapat menjaga kestabilan
garis pantai.
3.
Eksposure
Tingkat eksposur bangunan pantai buatan oleh gelombang tidak boleh
terlalu tinggi, karena hal tersebut berbahaya bagi wisatawan yang akan
berenang, sehingga para proses perencanaan pantai buatan ini, keselamatan dan
mejaga kestabilan pantai adalah kunci utama.
4.
Material Pantai
Material pantai juga menjadi perhatian, dimana material pasir yang
diambil dari laut sekitar untuk mempermudah dalam proses pengisian material
pada daerah pantai. Selain itu juga, ukuran material pasir pantai itu juga
berpengaruh pada bentuk profil pantai yang akan terjadi akibat terjadinya
proses pantai.
Sehingga pada pemilihan pengisian material pasir pada pantai buatan
menggabungkan antara pasir dari laut dan dari pantai. Sehingga didapatkan
material pasir yang tidak terlalu halus atau kasar.
5.
Kualitas Air
Kualitas perairan pada daerah pantai buatan adalah menjaga agar tidak
adanya air yang menggenang Ketika terjadi aliaran air dari dalam dan keluar
laguna. Proses perubahan debit air pada area laguna di pesisir banyak
dipengaruhi oleh proses pasang surut. Jika mulut laguna bear, proses perubahan
air dalam laguna juga besar dan itu akan berpegaruh pada kualitas air yang ada
dalam laguna.
Jadi untuk berhasil merancang pantai buatan biasanya prosedur yang
diterapkan adalah
Pertama-tama penting untuk menganalisis dan memahami proses alami daerah
pesisir, dan biasanya menggunakan model numerik untuk uji desain. Sedangkan pengembangan
lebih lanjut menyesuaikan tergantung pada pemodelan. Sehingga desain harus
dapat diterima dan berdampak pada daerah sepanajng bentang pantai.
Kedua, model numerik sangat berguna untuk mengoptimalkan dan memeriksa
semua titik-titik desain yang telah ditetapkan untuk struktur perlindungan
sebagai perlindungan pantai.
Ketiga, struktur pesisir penting untuk dipertimbangkan dalam mendesain
pantai buatan karena sebagian besar akan membutuhkan beberapa struktur untuk pemeliharaan
pasir agar tetap di lokasinya.
Desain Tata Letak Pelabuhan
Ada tiga jenis pelabuhan yang memiliki karakteristik yang
1.
Pelabuhan pemecah gelombang utama tunggal Pelabuhan yang bekerja dengan melindungi cekungan (area labuh) dari
gelombang utama dengan menggunakan pemecah gelombang tunggal yang biasanya
melengkung. Hal ini digunakan untuk Pelabuhan yang mempunyai arah dominan
gelombang dari 1 arah utama. 2.
Pelabuhan pemecah gelombang ganda Pelabuhan dengan pemecah gelombang dua lengkung, dimana pemecah
gelombang dimaksudkan untuk melindungi bagian dalam area kolam Pelabuhan. Jika
masih ada gangguan pada area masuk mulut Pelabuhan akibat adanya difraksi gelombang,
maka akan ditambahkan pemecah gelombang pada bagian depan lengkungan pemecah
gelombang ganda. 3.
Pelabuhan pemecah gelombang lepas pantai Tata letak Pelabuhan seperti ini sangat sering digunakan ketika
pelabuhan terletak di tempat yang sangat dangkal. Lingkungan dan jenis
pelabuhan ini juga menarik karena jika mendesainnya dengan benar, dapat
meminimalkan dampaknya terhadap pantai. Selain itu juga menarik untuk diketahui
karena terletak di perairan yang lebih dalam untuk menghindari masalah
sedimentasi dan dan meminimalkan pengerukan utama. Bagunan utama Pelabuhan ini biasanya menggunakan kontruksi jetty dan
jembatan dengan pile sehingga angkutan sedimen alami tidak terganggu. Optimalisasi Tata Letak Pelabuhan Parameter penting adalah lebar surf zone dan dibandingkan dengan
lebar Pelabuhan. ·
Pelabuhan Kecil pada area Surf zone Biasanya pelabuhan kecil yang terletak di dalam area surf zone
dan dimiliki alur pelayaran/ navigasi untuk dipertahankan dengan pembuatan
kolam sedimen sebelum area navigasi dan kemudian dibuang dengan mengerukan
secara mekanik dan melakukan sand by passing. ·
Pelabuhan Besar (Tata letak Pelabuhan sampai area
aktif littoral zones) pelabuhan besar yang menembus seluruh area surf zones dan pesisir
aktif, maka tidak ada cara transport
sedimen untuk melewati struktur, sehingga hal tersebut benar-benar memblokir
transportasi sedimen di sepanjang pantai. Dimana hal tersebut berdampak area
pesisir di sekitarnya, terutama perubahan garis pantai karena sama sekali tidak
ada pasir dari lokasi up-drift ke daerah downdraft. ·
Pelabuhan Kecil |
Proses Pantai dan Transpor Sedimen
Pantai merupakan daerah dengan kompleksitas aktivitas yang tinggi, dimana terdapat berbagai aktivitas manusia seperti akuakultur, resort, pelabuhan dan industri lainnya. Semakin banyak aktivitas/ kegiatan manusia yang ada di pesisir, maka semakin besar pula tekanan lingkungan yang dihadapi pesisir. Tekanan pada lingkungan pesisir tersebut akan mengakibatkan perubahan lingkungan pesisir seperti perubahan garis pantai (erosi), Banjir Rob dan perubahan morfologi pantai. Seperti yang telah kita ketahui, bahwa proses pada pantai merupakan proses yang saling berinteraksi dan berpengaruh satu kegiatan dengan kegiatan lain (Gambar 1).
Proses pesisir/ pantai yang terpenting untuk
diperhatikan adalah respon terhadap perubahan garis pantai karena transportasi
sedimen pantai panjang transpor sedimen yang berjalan paralel ke garis pantai
dan lintas pantai angkutan sedimen yang berjalan yaitu tegak lurus garis pantai.
Pemahaman terkait proses pantai ini memungkinkan untuk menggambarkan dan
menghitung transpor sedimen secara kuantitas dan dampak dari perkembangannya untuk
mengembangkan solusi menghindari masalahyang lebih serius di sepanjang pantai.
Proses
Perubahan Morfologi Pantai
Gambar 2 merupakan bagan yang menunjukan proses perubahan
morfologi pantai. Gaya paling utama yang menyebabkan perubahan morfologi pantai
disebabkan oleh gelombang dan arus. Berbagai jenis gelombang laut (wind
waves, swell waves, infra-gravity waves) yang dibedakan oleh panjang
periode gelombang. Dimana gelombang dihasilkan oleh angin yang jauh dan
memiliki periode yang lebih besar dari delapan detik dan kemudian akan menyebar
ke arah pantai dengan kecepatan tertentu dan tergantung pada batimetri,
struktur pantai misalnya ada pemecah gelombang yang terletak di tengah pantai
dan ketika gelombang gelombang depan akan mencapai ini struktur itu berpotensi
menjadi direfleksikan oleh struktur.
Gambar 3 merupakan proses transformasi gelombang yang terjadi
di daerah pesisir. Angin mengganggu
permukaan air membangkitkan gelombang dan terus membesar dan kemudian gelombang
menyebar ke arah pantai dengan kecepatan tertentu dan tergantung pada batimetri
atau adanya struktur pemecah gelombang di mana mereka akan berpotensi pecah
pada pantai dan juga menghasilkan gelombang infra gravitasi. Selain itu proses
refraksi, difraksi dan shoaling yang berpengaruh pada kekuatan energi
gelombang yang mencapai pantai. Proses pembiasan gelombang (Refraksi) adalah
perubahan arah gelombang karena perubahan kecepatannya ketika mencapai daerah
dangkal.
Proses gelombang yang juga penting dalam proses
perubahan morfologi pantai adalah proses gelombang pecah, dimana gelombang
pecah dibagi menjadi 3, yaitu, Spilling, Plunging dan Surging yang
dipengaruhi faktor kecuraman (slope) pantai, kedalaman perairan, tinggi
gelombang dan panjang gelombang (periode gelombang). Gelombang pecah tersebut mengakibatkan adanya arus
sejajar garis pantai (longshore current) yang menjadi gaya utama pembawa
angkutan sedimen sejajar garis pantai. Selain itu, arus yang berpengaruh pda
proses pantai juga dapat dihasilkan dari arus pasang surut, arus dari debit
sungai (muara) serta arus laut global (seperti ARLINDO). Selain dari gelombang dan arus, proses perubahan
morfologi pantai juga dipengaruhi oleh propertis sedimen (settling velocity,
grain size, density). Ukuran sedimen (grain size, D50) merupakan salah satu Proses transpor sedimen yang dipengaruhi oleh kombinasi gelombang dan
arus dibedakan menjadi 3 jenis proses sedimen transport;
Transpor sedimen yang terjadi pada dasar perairan dengan proses jump,
roll, slide
Proses transport sedimen berlangsung pada kolom air, dimana gelombang
mengaduk sedimen pada kolom perairan.
Merupakan transport sedimen yang sejajar dan tegak lurus garis pantai Karakteristik transportasi sepanjang pantai menentukan perubahan pada
morfologi pantai dalam jangka panjang (tahun atau decade) juga bervariasi dalam
jangka pendek (variasi musim,topan dan badai).
Beberapa proyek yang dilakukan manusia berdampak pada perubahan
morfologi pantai antara lain;
Pembuatan struktut pantai seperti groin atau breakwater Pelabuhan
mengakibatkan terhentinya transport sedimen sejajar garis pantai alami karena
terhalang struktur tersebut.
Contoh struktur lepas pantai yang juga mengakibatkan proses pantai
adalah pembangikit listrik baik tenaga angin maupun arus laut. Sturktur turbin
angin membuat terhambatnya angin yang menuju pantai yang juga berpengaruh pada
tinggi gelombang. Struktur turbin arus laut, membuat hambatan arus tegak lurus
pantai.
Penambangan pesisir berakibat pada berubahnya kedalaman perairan yang
membuat energi gelombang yang seharusnya berkurang akibat interaksi dasar yang
dangkal, berubah menjadi lebih besar karena kedalaman perairan yang semakin
dalam. Sedangkan akibat dari pembuangan disposal dan pengerukan mengakibatkan
pendangkalan pada perairan.
Intervensi pada sungai dengan penambahan bangunan pada sungai berakibat
pada suplai sedimen dari sungai baik bertambah besar atau kecilnya sedimen yang
masuk ke area muara. |