Kondisi tanah sangat
menentukan dalam pemilihan tipe dermaga. Pada umumnya tanah di dekat dataran
memiliki daya dukung yang lebih besar daripada tanah di dasar laut. Dasar laut
umumnya terdiri dari endapan lumpur yang padat. Ditinjau dari daya dukung tanah,
pembuatan wharf akan lebih menguntungkan. Tapi apabila tanah dasar berupa karang,
pembuatan wharf akan mahal karena untuk mendapatkan kedalaman yang cukup di
depan wharf diperlukan pengerukan yang besar. Dalam hal ini pembuatan jetty akan
lebih ekonomis karena tidak diperlukan pengerukan dasar karang.
1. Elevasi
muka air rencana yang ada (hasil analisa pasang surut).
2. Arah,
kecepatan, dan tinggi gelombang pada perairan (hasil peramalan gelombang).
3. Penempatan
posisi dermaga mempertimbangkan arah angin, arus, dan perilaku pantai yang
stabil.
4. Panjang
dermaga disesuaikan dengan kebutuhan kapal yang akan berlabuh.
5. Lebar
dermaga disesuaikan dengan kebutuhan kapal yang akan berlabuh dan aktivitas bongkar
muat kapal dan kendaraan darat.
6. Berjarak
sependek mungkin dengan fasilitas daratan.
Referensi yang Digunakan
1.
British Standard code of
practice for marine structure - part 1-6. BS6349: British Standard
Intstitution.
2.
Tecnichal Standard and
Commentaries for port and harbour facilities in Japan – The Overseas Coastal
area Development Institute of Japan (OCDI 2002).
3.
Port of Long Beach Wharf
Design Criteria v2.0 2009
4.
Pelabuhan. Prof.Dr.Ir.
Bambang Triatmodjo, CES., DEA.
SNI 03-1726-2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan Gedung dan non gedung.
SNI 03-1726-2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan Gedung dan non gedung.
5.
SNI 03-1729-2002 Tata cara
perhitungan struktur baja untuk bangunan gedung.
SNI 03-2847-2002 Tata
cara perhitungan struktur beton untuk bangunan Gedung
0 comments:
Post a Comment