Studi Komperhensif Sedimentasi Alur
Pelayaran dan Kolam Pelabuhan
Studi sedimentasi merupakah salah satu
tahapan krusial dalam studi invesitasi desain pengerukan dan alur pelabuhan, sebab
akan digunakan dalam menganalisis pola
sedimentasi serta penangangan masalah sedimentasi tersebut. Sehingga ketika
gagal dalam mengidentifikasi pola sedimentasi yang ada di lapangan maka solusi
yang diberikan untuk menanggulangi masalah sedimentasi sangat meragukan untuk
di eksekusi di lapangan.
Analisis pola sedimentasi dapat
dilakukan dengan membuat model yang dibantu dengan perangkat lunak pemodelan
hidrodinamika laut dan sedimentasi seperti halnya SMS (Surface Water Modeling
System), MIKE 21/3 Integreted Module, Delft 3D, ROMS (Regional Ocean Modeling
System) dan lain – lain yang sudah banyak beredar di kalangan professional dan
terpercaya.
Validitas hasil model pola sedimentasi
dapat dilakukan dengan membandingkan antara data lapangan dengan hasil model
dengan batas error maksimal tidak lebih dari 20% pada setiap parameternya,
misal Pasang surut, Arus, Sebaran dan konsentrasi TSS dan perubahan kedelaman
(Bed level Change).
Oleh karena pengambilan data lapangan
yang akurat sangat menentukan keberhasilan studi sedimentasi pada alur
pelayaran dan kolam pelabuhan. Kesalahan mengidentifikasi parameter teknis
lapangan dapat mengakibatkan kesalahan dalam pembuatan model yang berakibat
model numeric mengalami error.
Beberapa parameter teknis yang diambil ketika
survei dan data sekunder yang diperlukan dan kegunaannya akan dijelaskan pada
tulisan ini, antara lain ;
Data Batimetri
1.
Data
Batimetri sebelum studi dilakukan
2.
Data
Batimetri ketika Awal Studi
3.
Data
Batimetri pada pertengahan studi
Catatan : Ketiga data di atas sangat penting guna menjaga
kualitas dan validitas selama studi ini berlangsung. Data batimeteri sebelum
studi bermanfaat untuk mengetahui perubahan dasar perairan dan spot – spot
pendangkalan selama kurun waktu data sebelum studi sedimentasi hingga keluar
data batimetri ketika awal studi.
melakukan
pemodelan dengan batimetri ketika awal studi dengan memvalidasi model dengan
pasang surut, arus untuk menemukan parameter model yang pas dan digunakan untuk
melakukan pemodelan .
Dari
hasil parameter model di atas dibuat model sedimentasi dengan dasar batimetri
sebelum studi dan dilakukan dalam kurum waktu hingga data batimetri awal, maka
kita dapat mengetahui pola sedimentasi dan perubahan dasaranya. Kemudian data
hasil pemodelan tersebut digunakan untuk memprediksi sedimentasi dan perubahan
dasar hingga keluar data batimetri pertengahan studi atau hingga beberapa tahun
kemudian.
Data Pasang Surut, Arus, Gelombang dan
Debit Sungai
Data
ini merupakan “senjata” untuk melakukan pemodelan dengan tepat dan akurat.
Model Arus sangat dipengaruhi oleh pasang surut sebagai penggeraknya dan
gelombang serta debit sungai. Sehingga ketika kita tidak tepat dalam melakukan
pengukuran pasang surut dan arus maka akan sulit melakukan validasi model
karena ketika hasil model dibandingkan dengan pengukuran lapangan tidak akan menghasilkan
error margin yang kecil.
Pengambilang
data pasang surut hendaknya di daerah
yang tidak banyak terpengaruh oleh gelombang. Jika keberadaan alur
berada pada sungai/ muara maka pengambilan data pasang surut harus di dua
tempat secara bersamaan yaitu di muara / laut dan di hulu sungai.
Pengambilan
data arus hendaknya mengambil di daerah yang tidak banyak pengaruh dari luar.
Sehingga arus yang dihasilkan arus natural karena pasang surut dan gelombang
bukan karena pengaruh dari luar misal pergerakan kapal atau refraksi atau
difraksi gelombang
0 comments:
Post a Comment