Wednesday, February 4, 2015

Indahnya Nusantara ku

Semoga kelak akan ada yang menceritakan, bahwa pernah ada sebuah negari yang indah bernama INDONESIA. Sepetak tanah Surga di Dunia

Tak salah mungkin kalau orang menyebut Indonesia adalah sepetak tanah surga yang diturunkan di dunia. Keindahan dan kekayaan alamnya tidak ada duanya. semuanya bisa kita lihat dengan jelas. Mulai dari puncak gunung sampai dasar laut. Amazing!!!. mungkin ini adalah sedikit cerita tentang indahnya Indonesia. Sebuah negeri yang terdiri dari gugusan pulau yang disebar di lautan. Mungkin Allah sangat sayang sama orang-orang Indonesia, memberikan semua keindahan tentang gambaran surga. Kebun yang hijau berisi buah-buahan dibawahnya sungai yang mengalir. Namun melihat kondisi yang sekarang, rasanya hanya bisa berdo'a, semoga kelak akan ada yang menceritakan bahwa ada sebuah negeri indah bernama Indonesia.


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kampung Apung

Kalau kita sudah pernah mendengar ada pasar apung di Sungai Kapuas?, Bagaimana dengan Kampung Terapung ??. Mungkin kita tidak pernah membayangkan, Bagaimana kehidupan mereka, bagaimana mereka memenuhi kehidupan sehari-hari ? pendidikan anak-anak disana ?. Mungkin masih banyak lagi pertanyaaan yang akan mengelayut dalam lintasan pikiran kita. Namun itulah Indonesia, selalu memberikan sisi berbeda dari setiap makhluk yang hidup di atas tanahnya.
Ini adalah pengalaman hidup 15 hari di Kampung Terapung di Kalimantan. Desa Tihi-Tihi, Kelurahan Bontang Lestari, Kecamatan Bontang. Sekitar 1 jam dari Kota Bontang ditambah 45 menit perjalanan dengan kapal nelayan dengan diesel besar.  Kampung yang hanya berisakan kurang lebih 50 KK dengan jumlah rumah kurang lebih 30-an rumah dari ujung sampai ujung.
Semua penduduk di daerah ini sebagai Nelayang, baik nelayan tangkap atau budidaya. selain itu juga sebagai petani rumput laut. hanya dua atau tiga orang yang bekerja di daratan sebagai pegawai. Hampir seluruh warga disini masih ada hubungan keluarga, jadi masih sanak saudara satu sama lain. sebagaian besar warga kampung disini adalah pendatang dari Mamuju, suku Bugis. Namun, saya berkesempatan untuk tinggal di rumah Pak RT yang masih keturunan Sunda. Bagi warga disini, Laut sebagai tempat hidup dan sumber kehidupan. 
Pernah suatu ketika saya bertanya kepada salah seorang dari warga disana, apakah tidak ingin hidup di darat dengan segala kemudahannya ?. Mereka kebanyakan menjawab, Tidak ingin hidup di darat, mereka akan sangat kebingungan untuk hidup di darat. Tak banyak yang bisa dikerjakan, sebab skill utama mereka adalah pelaut, bukan petani. Semua skill, mulai dari menangkap ikan sampai membuat kapal buat melaut. Saya berkesempatan untuk melihat salah seorang warga yang sedang memperbaiki kapal yang bocor. Secara naluriah dan pengalaman, tanpa pernah belajar cara membuat kapal seperti di bangku kuliah yang saya ikuti.

Desa Tihi-Tihi nampak dari atas. [sumber:www.kotabontang.com]
Secara geografis, Letak di tengah-tengah selat makasar membuat gelombang tidak terlalu tinggi, namun cukup membuat deg-deg-an kalau belum pernah merasakan sebelumnya. Apalagi kalau sudah hujan dan badai petir. Luar biasa, kita bisa lihat kilatan petir dengan cukup jelas. saya sudah merasakan itu, angin kencang, gelombang tinggi dan hujan lebat beserta kilat. seolah nyawa sudah ingin keluar. Tapi, kalau Bulan purnama, jangan tanya keindahannya. Bulan bulat seperti baru muncul dari air. benderang, jelas kalau pas tidak mendung.

Dari kampung itu, kita bisa lihat PT. Badak LNG yang memproduksi gas alam untuk di ekspor ke jepang. Ya, jepang adalah pecandu gas alam dari Indonesia. Setiap pagi dan sore bisa kita lihat kapal besar pengangkut LNG melintas. Juga dekat dengan pengolahan batubara, Indominco.

Pendidikan
Kalau dari segi fasilitas pendidikan yang ada, di sini terdapat satu sekolahan tingkat dasar. muridnya ? hmm.. muridnya hanya dari kampung itu dan satu-dua anak dari kampung Selangan, kampung terapung juga. Jadi bisa dibayangkan, satu kelas kadang hanya berisi 4-5 orang, karena memang hanya itu anak yang ada di kampung itu. Kalau anak-anak ingin melanjutkan ke jenjang menengah tingkat pertama, mereka harus ke "kampung", sebutan kota yang ada didaratan dari mereka. tidak paham juga kenapa mereka menyebutnya kampung.
kebetulan, anak Pak RT yang menjadi tempat tinggal saya selama disana sudah masuk kelas 6 SD, mungkin sekarang sudah masuk SMP. Ketika saya tanya, dia masih ingin melanjutkan ketingkat Menengah, disaat kebanyakan anak-anak disana tidak berniat untuk melanjutkan. Jadi dia secara terpaksa harus tinggal di "kampung" bersama saudaranya agar bisa sekolah. artinya dia sudah harus pisah dari orang tua dan hanya bisa pulang seminggu sekali.


Masjid Al-Bahri, Pusat Kegiatan keislaman Warga Tihi-Tihi [Sumber: dokumen pribadi]

Di Masjid Al-Bahri ini jugalah Sholat Jum'at didirikan, tidak banyak yang ikut, tiga shaf berisikan sekitar 20-an orang saja menjadi Imam dan Khotib adalah Pak RT, Pak Indra namanya.  Kalau sholat fardu, subuh, maghrib, isya', biasanya hanya berisakan satu shaf dewasa dan satu shaf anak-anak. Kegiatan keagaman disini mendapat support dari semacam SKI PT. Badak LNG dan juga Hidayatullah. Saya berkesempatan bertemu dengan ustadz dari Hidayatullah yang berkunjung, renacanya mereka mau mengadakan kegiatan keislaman.

Bagaimana kehidupan remaja disini?. Tak banyak berbeda dengan kebanyakan remaja pada umumnya, namun cuma beda tempat saja.  Mereka juga main Futsal cara anak laut, Tenis meja dan Balapan Liar. Setiap sore, pemuda disini bermain futsal di tempat penjemuran rumput laut. Ada jaring untuk menahan agar bola tidak jatuh? tidak ada. Jika bola jatuh ke air, mereka akan dengan cekatan mengambilnya lagi. tak jarang baru satu-dua sentuhan, bola jatuh ke air. dan biasanya sudah ada tim bagian ngambil. Sangat sulit main bola disini, lapangan kecil dengan banyak pemain. Sungguh skill tinggi yang mereka punya. Jangan salah, meskipun hanya bermain bola di tempat jemur rumput laut, Tim Sepak bola kampung ini pernah sampai putaran ketiga dalam turnamen Sepak Bola 17 agustus di Kecamatan. Juga ada Tim Bola Volly, meskipun disini tidak saya jumpai lapangan volly.

Suasana Main Futsal Sore hari [Sumber: dokumen pribadi]
Seorang Anak mengambil bola yang jatuh [sumber:dokumen pribadi]
Seperti yang saya ceritakan tadi, Salah satu kegiatan remaja disini adalah Balap Liar. jangan bayangkan balap Motor seperti di kota-kota atau kampung. Disini desa ini tidak motor ataupun sepeda. lha wong jalannya kampung disini hanya sekita 100 m dari ujung ke ujung. Karena Transportasi utama di kampung ini adalah perahu, maka setiap anak disini sudah pasti dapat mengemudikan perahu, minimal dengan mesin diesel 20 pk, seperti yang dipakai di becak diesel. mereka biasa menyebut kapal ketinting. Remaja disini, hampir setiap sore mengadakan balap liar dengan  mengendarai perahu meraka masing-masing, yang pasti tak kalah seru dengan bapal motor di daratan.

Tak ada balap motor, tapi balap perahu [sumber:dokumen pribadi]

Sungguh indah kalau menikmati sore hari disini, senja dengan segala ceritanya menyuguhkan lukisan luar biasa. mengagumkan. Cukup disini dulu ceritanya, kita lanjutkan lain waktu. masih  banyak yang ingin saya ceritakan. tentang bagaimana anak-anak sini mengisi liburan, bagaimana mudahnya hidup kalau hanya sekedar untuk bertahan hidup, bagaimana mereka mendapatkan air bersih?. kita lanjutkan lain waktu.

Suasana Senja Sekitar Kampung Tihi-Tihi [sumber:dokumen pribadi]







0 comments:

Post a Comment