Thursday, May 9, 2013

Arjuna Mencari Cinta part1


Prabu Bramangkoro kasmaran

Namanya juga sudah cinta, apapaun kan dikerjakan jika sudah menjadi keinginan. Apalagi masalah wanita. Semua akan dikerjakan, tidak peduli dengan segala rintangan. Rawe – rawe rantas, malang – malang putung. Alkisah adalah Prabu Bromangkoro sudah sangat rindu akan kekasih hati yang kan dijadikan istri untuk mendampingi duduk bersama di Kerajaan Klajang Langit. Sang prabu sudah menambatkan hatinya pada putri cantik jelita yang ternyata juga menjadi incaran banyak Ksatria. Meskipun Prabu Bramangkoro adalah “Buto” yang sangat menyeramkan bagi sebagian orang, tidak menyurutkan langkahnya agar bisa mendapatkan putri Dewi Rara Ireng. Segala cara ditempuh. Akhirnya jalan yang dilalui adalah dengan menculik sang Putri dari Negara Ndarawati.
Langsung saja ke TKP...>>>> (loh.. mirip acara yang di teve)

“togog !!”, Suara menggelegar memenuhi halaman kerajaan Kijang Langit.
“Sendika dawuh probo bramangkoro”, pekik togog tergopoh – gopoh sambil lari membetulkan kain sarungnya yang kedodoran.
“dan kamu mbelo !!!”
“Siap ada apa boss”, suara mbelong tidak begitu jelas karena berteriak dengan nafas tersengal – sengal lari menuju gelegar suara Prabu bramangkoro.
Gog.. togog, hari ini kamu akan aku ajak bicara sesuatu yang telah lama ingin aku bicarakan” kata prabu bramangkoro
“Ada apa Prabu” jawab togog
“ Negera klijang langit yang aku pimpin ini rasanya sepi sekali dan tidak ada wibawanya. Kamu sudah tahu sendiri,  karena para senopati pemangku kekuasaan sudah mulai menghilang sama sekali. Tanpa sisa. Tidak mempunyai wibawa. Karena tidak ada pengaruhnya antara  yang dipimpin dengan yang memimpin. Oleh karena kegelisan itu, aku ingin melengkapi seluruh persyaratan menjadi ratu dan menambah wibawa ku. Dan satu yang aku inginkan adalah Putri daerah NDarawati, putrinya basudewa.  Kira – kira bagaimana pendapat mu, gog ?
Togog menjawab dengan gaya diplomatis, “ di dunia ini sudah ditentukan jodoh, musim “
“Maksudnya ?”, prabu kaget dengan jawaban togog yang menohok sekali, meremehkan.
“ Misalnya, jodoh itu seperti, si bambang dapat pasangan endang, satrio itu jodohnya dengan putri.  Raksasa dengan raksasa. Hewan dengan hewan.” Tambah togog berargumentasi.
“ Dan saya lihat, anda itu sifatnya seperti raksasa. Apakah bisa mendapatkan putri cantik jelita dari ndarawati. Putri dewi rara ireng”
“ tapi kitakan juga tetap wajib usaha tho gog ?”
“ Barang siapa yang akan berusaha sungguh – sungguh, pasti akan mendapat apa yang telah menjadi harapannya itu “, Prabu Brama semakin menguatkan diri dengan penuh optimis.
“ Maaf BOSS”, togog sedikit merendahkan suara.
“ saya ingin mengatakan sesuatu kepada anda. “, mbelong mencoba memberi harapan pada prabunya.
“ ada apa long ?”
“Kalau menurut saya, prabu akan melamar dewi rara iring itu tidak akan terwujud”, mbelong mempertegas jawabannya.
“ Koq bisa – bisanya kamu ngomong seperti itu. Apa dasarnya ?”, Prabu Bramangkoro masih kesal dengan jwaban mbelong.
“ sudah jelas, anda itu kayak monster. Dewi rara ireng iku putri cantik jelita. Sudah pasti tidak akan bisa”.
“ Kamu itu meremehkaan kemampuan dari ku”
“coba lihat. Aku ini kaya, aku mempunyai wibawa, aku mempunyai kekuasaan”, Prabu Bramangkoro ingin menunjukan kehebatan dan kelebihannya.
“Wahhhh, jangan disamakan wanita dahulu dengan wanita sekarang. Tidak semudah itu. Sulit untuk ditebak. Ada seseorang yang pengen sama seorang direktur. Eh.. ternyata akhirnya hanya dapat seorang tukang listrik bagian gulung kabel”. Tangkas Mbelong segera sambil merasa menang dalam dirinya.
“ oleh karena itu, menurut hemat saya. Anda dapat memiliki dewi rara ireng. Tapi bukan dengan cara melamarnya”. Gaya mbelong bak seorang penasehat raja.
“Bagaimana caranya mbelong?”, Prabu penasaran setengah mati.
“ di Culik”
Diculik?”, kaget dan tercengang dengan ide gila dari kroco – kroconyaa.
“Ya, diculik. Nanti akan saya tunjukan sebuah jalan langsung menuju daerah Ndarawati”, mata mbelong berbinar memancarkan bintang – bintang seperti adegang kartun – kartun.
“bagaimana menurut analisa mu gog ?”
“ dari tadi kelihatan sangat serius sekali”, prabu mencermati raut wajah togog penuh keseriusan dan menyimpan rahasia besar.
“ Begini Prabu, kalau anda memang berniat untuk menculik dewi rara ireng, maka ingatlah. Bahwa Ndarawati mempunyai Ratu bernama kresna. Kehebatannya luar biasa. Ilmu waskita, bisa tahu sebelum kejadian. Kita punya krenteg niat saja dia akan segera tahu niat kita. Perlu waspada”
“Bagaimana menurut pendapat mu long ?”, seketika wajah prabu menjadi galau tingkat angkut. Antara mimpi, harapan dan kenyataan yang harus dihadapi.
“Kalau memang ingin mewujudkan cita – cita dan harapan jangan disisipi  oleh keraguan”, Tegas  Mbelong dengan nada yang cukup tinggi. Harus optimis, berangkat sekarang.
“ Tak terima saran mu long, aku tidak akan bisa memiliki dewi rara ireng kalau dengan melamarnya. Maka tak ada cara lain selain dengan menculiknya dan akan ku jadikan pasangan hidup ku “. Sekejap saja sudah tidak ada sosok preabu dari hadapan mbelong dan togog. Terbang seperti burng secepat jet.
“Mari kita bertaruh gog. Apakah nanti berhasil menculik dewi rara ireng atau tidak”, suara mbelong memecahkan suara keheningan setelah kepergian prabu.
“ Kamu pandai sekali untuk membuat lubang kuburan untuk gusti mu sendiri”, mbelong sedikit marah dan heran dengan cara berfikir togog.
“ Lagian sudah diberi tahu tidak tahu diri. sudah tahu di itu monster “Buto” kog masih pengen bersanding dengan dewi rara ireng yang jadi incaran Ksatria sejagad “
“ tunjukan jalan ke Ndarawati”, gertak togog
“ gak usah ikut, biar aku yang ikut kesana. Kamu di sini saja gog” jawab mbelong mencoba menenagkan.
“ Okelah loung, cepet segera terbang kejar prabu mu. Jangan sampai prabu salah jalan”, perintah togog khawatir dengan keadaan prabu.
“Aku tidak punya sayap untuk terbang gog”, jawab mbelong.
“apa kamu sudah lupa dengan ilmu yang dulu pernah tak ajarkan bagaimana cara terbang kayak burung garuda“, tambah togog kesal minta ampun dengan kelakuan mbelong.
“Oh.. iya gog. Okelah. Aku berangkat dulu gog. Tunggu kabar dari ku saja”, jawab mbelong sambil melambaikan tangan.
Wuss segera meloncat dan terbanglah mbelong mengejar Prabu “buto” Bramangkoro
*****
Taman Kerajan Ndarawati sangat nyaman untuk bercengkrama, penuh bunga mawar dan anggrek. Udaranya masih bersih karena memang sang empunya kerajaan konon pemrakarsa gerakan penghijauan untuk mengurangi emisi dari roket yang biasa dibuat terbang ksatria karbitan. Tanpa dinyana Prabu Baladewa bersama sengkuni dan durna datang mengujungi Prabu kresna sang pemeimpin Kerajaan Ndarawati.
“Prabu Batara Kresna, anda sudah mengetahui tentang apa yang telah manjadi niatan ku bersama Pandito Durna dan Patih Sengkuni ke sini ? “, Prabu baladewa mengawali pembicaraan.
“Kenapa prabu datang kesini tanpa memberi tahu dahulu?”, Kresna mencoba basa – basi memcairkan suasana.
“Gak usah basi-basi kamu, memang kami datang tanpa memberi tahu, karena ini sangat penting”, sergah Baladewa memotong pembicaraan.
“tenang Prabu Baladewa, sebenarnya tadi aku ingin meneruskan pembicaraan. Eh, malah dipotong sebelum selesai”.
“setidaknya kalau memberi tahukan bisa tak siapkan sajian jamuan istimewa. Apalagi bersama patih sengkuni dan Pandito Durna. Sebagai Raja Ndarawati kan bisa menurunkan gengsi”, tambah kresna
“tidak apa tidak ada suguhan dan apapun itu, aku hanya ingin berbicara masalah penting. Menyangkut masa depan rara ireng dan orang yang bersama ku”, Prabu Baladewa yang sudah tidak mempan dengan basa – basi memasang wajah serius.
“Bagaimana Kabarmu Setyaki?”
“baik kakang”, jawab setyaki singkat.
“secara resmi aku ingin mengucapkan selamat datang di kerajaan ndarawati. Selamat menikmati keindahan tamannya. Meskipun tanpa jamuan”, Prabu Kresna menunjukan wibawa sebagai prabu yang disegari kerajaan tetangga.
“Tidak masalah Kresna, adik ku”, kata Pandito durno sok kenal sok dekat.
“langsung saja pada permasalah inti. Bahwa kedatangan kami kesini adalah ingin menanyakan adikmu yang juga adik ku. Si Dewi Rara ireng.”
memang antara prabu Kresna dan Prabu Baladewa masih punya hubungan keluarga. Sebenarnya dulu Rara ireng pernah ikut kakanya Prabu baladewa, namun tidak betah. Sikap Baladewa yang sok ngatur tidak disenangi anak muda macam Rara ireng yang senagnya ingin bebas menikmati masa muda. Kemudian Rara ireng memliih pregi dari kerajaan Maduro ke kerajaan Ndarawati dan ikut kakak yang satunya yaitu Prabu Kresna. Memang sifat kresna dan baladewa bagai air dan api, minyak dan air, kucing dan kucing dan lainlain.
“kakang Cuma khawatir dengan keadaan dan nasib Rara Ireng, jangan sampai adik satu-satunya kakang itu hidup sengsara penuh derita. Tidak bisa menikmati masa muda”, Baladewa membuka dialog penting pagi ini.
“meskipun kakang kresna adalah raja di kerajaan ndarawati dan aku adalah raja di kerajaan maduro meskipun daerahnya kecil. Aku yang di katakan galak sehingga Rara ireng tidak mau ikut dengan ku. Semuanya tidak akan ku masukan kedalam hati ku, karena pada dasarnya aku sangat sayang pada adik ku”, kata Baladewa semakin serius dan menjurus.
“begini kakang, seperti yang telah kita ketahui bersama. Bahwa umur adik kita sekarang, si rara ireng itu sudah menginjak usia 20 tahun. Ibarat bunga sudah mulai menampakkan bunganya yang sangat sexy dan menggoda para kupu dan kumbang untuk segera menghampiri”, Baladewa semakin menggiring pembicaraan pada titik yang sangat jelas.
“Sudah saatnya ada yang akan meming Rara ireng, menjadikannya pendamping hidup. Melanjutkan keturan trah ningrat kita. Seumpama ada yang akan melamar adik mu rara ireng itu. Kriterianya seperti apa ?. Pengennya nanti kakang punya adik ipar yang seperti apa ?. to the point, jelas, terang apa maksud dari kedatangan Prabu Baladewa bersama Sengkuni dan Durna.
Kakang prabu, perjodohan jaman sekarang dengan jaman dulu sudah berbeda. Ibarat barat dan timur. Jauh bedanya. Anak muda jaman sekarang beda dengan anak muda jaman dulu. Kalau jaman dulu, kalau dulu jodoh itu dicarikan orang tua mau tidak mau. Naka harus ikut apa kata orang tua. Perjodohan anak itu tidak dapat dipaksa, jaman yang semakin maju seperti sekarang itu jodoh menjadi pilihan sang anak. Orang tua hanya memberikan restu pada anak”. Jalas Prabu kresna penuh kebijaksanaan melihat ada gelagat yang tidak beres.
“okelah, tak terima apa yang menjadi penjelasan mu tadi”.
“sebelum tak jelaskan dengan gamblang apa yang menjadi tujuan ku kesini. Aku hanya ingin bertanya satu hal”, baladewa meninggikan suaranya tanda emosinya sudah keluar.
“pertanyaan apa itu Prabu Baladewa ?”, Kresna coba merendah.
“menerut pengamatan mu yang setiap hari bertemu dan tahu tingkah laku si rara ireng. Apakah adik ku, si rara ireng sudah punya kekasih yang singgah di hatinya ?”, lanjut baladewa.
“kakang prabu, untuk masalah pribadi sampai sedetail tentang rara ireng, aku tidak tahu. Tapi, kalau dilihat dari gelagatnya beberapa minggu terakhir ini adik ku si rara ireng sudah dekat dengan si Arjuna alias Permadi. Seharusnya prabu sebagai kakak dari rara ireng bisa menagkap isyarat yang telah ada saat dikmu masih kecil memang sudah dekat dengan si Arjuna itu. Jadi sedikit pengertianlah kan hal itu”, kresna coba memberi sedikit pengertian kepada baladewa yang mmulai tidak senang dengan jawaban yang tidak sesuai harapannya.
“ Ya, memang benar kakang. Tapi yang namanya dekat itu belum tentu jodohnya. Meskipun ke mana – mana diantarkan. Di facebook pasang status pacaran atau tunangan, foto berdua berangkulan, ditotnton semua orang meskipun datang untuk melamar ke orang tua belum berani. Memang anak muda sekarang itu sperti itu. Geer banget. Kalaupun minta diantarkan keluar angkasa, planet merkurius juga pasti akan diantarkan. Jadi jangan tergesa – gesa dalam mengambil kesimpulan bahwa nantinya si Arjuno itu jodohnya si Rara ireng.”, baladewa mulai mengeluarkan analisanya terhadap perkembangan jaman sekarang dan korelasinya terhadap perjodohan.
“Bahwa jodoh itu ada beberapa hal yang mengikutinya, dengan semua. Termasuk kamu setyaki, ingatkan prabu mu iku.”
“ Durna, ada berapa jodoh itu ?” lanjut Baladewa.
“Maaf semuanya. Bukan maksud menggurui atau palah bahasanya. Bahwa jodoh itu ada beberapa namanya. Pertama adalah jodoh Air. Maksudnya adalah nikah tahun ini, tahun depan sudah cerai.itu seperti jodohnya orang yang sedang berwisata kemudian menikah dan selanjutnya bercerai karena pulang kampung. Itulah jodoh air, terbatas waktu. Kedua adalah jodoh Api, yang berarti perjodohan. Sifat api, panas. Jadi, ada uang panas, gak ada uang tambah panas. Ada rezeki selalu cek-cok, gak ada rezeki juga cek-cok. Ketiga adlah jodoh angin. Ukuran cintanya ada yang panjang dan juga ada yang pendek. Melihat ada cewek cantik langsung diajak hubungan terus dibayar. Setelah itu sudah selesai. Itulah jodoh angin”, jelas Pandito Durno panjang lebar seolah merangkum teori cinta sternberg yang telah menerangkan bahwa ada tiga yang menjadi awal cinta. Ikatan, hubungan, komitmen.
“Seperti yang telah dijelaskan panjang lebar oleh Durno tadi, kadatangan kami ke sini adalah untuk menjodohkan adik ku, si rara ireng dengan putra Prabu salya. Prabu Duryudono narendo dari Kerajaan Ngastina. Juga mertua ku, Prabu salya ingin si Bruwi Sworo itu dijodohkan dengan rara ireng. Dia tidak bisa bisa tidur siang malam karena kepikiran terus. Maka aku ingin meminta si rara ireng nanti dijodohkan dengan si Bruwi Sworo”, Prabu Baladewa menutup pembicaraan menanti tanggapan dari Kresna tentang masalah ini.
“masalah urusan nanti bagaimana tanggapan rara ireng masalah nanti, tapi sekarang aku minta serahkan rara ireng kepada ku. Meskipun selama ini kakang merasa punya hak wali untuk menikahkan si rara ireng. Tapi ingatlah, bahwa aku juga punya hak untuk menikahkan adik ku, si rara ireng”, lanjut Prabu Baladewa tidak memberi kesempatan Kresna menjawab dan semakin tertekan.
“aku pengen ada tanggapan dari mu. Tapi setuju gak setuju, rara ireng hari ini haruslah ikut aku. Akan tak jodohkan dengan adik ipar ku, si Buri Swara”, semakinkeras suara dari baladewa menggertak Kresna.
“Begini kakang, bukankah perjodohan itu nanti jika dipaksakan akan menimbulkan dampak di belakangnya?. Apapun kalau dipaksakan hasilnya tidak akan menjadi lebih baik, tapi sebaliknya”, kresna mencoba membuka jalan musyawarah jangan sampai ada pemaksaan perjodohan pada adiknya.
“dulu Rara Ireng pernah mengatakan kepada ku, bahwa perjodohan itu bukan hanya masalah jodoh secara lahir. Tapi juga masalah batin, hati. Aku sangat berharap, nantinya keturunan dari si Rara Ireng adalah anak yang hebat. Bahwa anak yang hebat itu juga dipengaruhi oleh siapa yang akan melahirnak dan menanam benih. Jadi tidak bisa sembarangan apa yang menjadi jodoh Rara ireng”.
“benih yang ditanam itu sangat dipengaruhi dari manak dia mendapat makanaan, karena makanan itu yang nantinya menjadi sperma. Kalau makanan yang dimakan iru dari sesuatu yang haram maka hal itu sangat berbahaya. Generasi yang keluar sudah tercampur dengan barang yang haram. Jangan hanya dilihat kayanya saja, tapi coba lihat juga dari mana mendapat kekayaannya, bagaimana caranya. ”, imbuh sang Prabu Kresna meninggikan suaranya.
“Apakah kamu akan menjadikan sengsara adik mu ?”, bentak Prabu baladewa keras kepada adiknya Prabu kresna.
“Bagi ku, Rara Ireng itu paling tidak mendapat jodoh paling tidak calon raja. Ohhh.. sekarang aku tahu arah jalan pikiran mu. Kamu ingin menjodohkan si rara ireng dengan arjuno kan ?”, Baladewa semakin menampakkan kemarahnnya.
“maaf kakang, aku tidak ada niatan menjodohkan Rara ireng dengan Arjuno. Tapi aku ingin tanya pada Paduka Prabu Baladewa, Apakah jaminannya si Buri Sworo itu ?”, kresna masih mencoba meladeni dengan sabar dan tidak terpancing emosi.
“Aku jaminanya”, tegas Prabu Baladewa.
“Buri Sworo iku calon tunggal pengganti Raja Salya, jika Raja Salya sudah mangkat. Sekarang siapa Arjuno iku ?, seumpama dia anak orang miskin, yatim, hidup lontang lantung gak jelas ikut kakeknya. trus siapa yang akan bertanggung jawab ? apa kamu ingin menyengsarakan adik mu ?”, Prabu Baladewa menyombongkan diri dan meresa di atas angin.
“ha..ha..ha..ha.., aku nguyu (tertawa. Red). Buri Sworo iku sejak lahir sudah kaya, semua ada, hidup dalam kemanjaan. Kalau nanti jadi pejabat, pasti tidak akan bisa cekatan, tidak mau kerja keras, tidak tahu kalau itu uang rakyat. Seharusnya dibagikan keraknyatnya. Mungkin nanti kalau ada uang dihadapannya pasti akan dihabiskan sendiri, kalau bisa di korupsi pasti juga dikorupsi”, Kresna masih mencoba membalik argumen dari Baladewa.
“Beda dengan Arjuna, dia disini merintis karier dari bawah. Mulai jadi babu pun dia kerjakan, sehingga kalau nanti mendapat kekayaan seberapaun mesti ingat sengsaranya jadi orang yang tidak punya.  Pasti orang yang sperti ini akan mudah membagi kesenangannya ke orang lain dan mudah lepas dari jeratan harta dunia”, lanjut kresna

Ikuti kisah selanjutnya

0 comments:

Post a Comment