Monday, May 5, 2014

01 Mei 2014



Hahahhaaa.. sudah bukan lagi itu backsound pertemuan kali ini, karena memang udah tak lagi relasi dengan tema pertemuan hari ini. ya, karena memang ini pertemuan special. Meskipun sebenarnya dekat, namun kita sudah lama tak merapat. Walau hanya untuk berucap dan cuap-cuap yang tidak pernah jelas pangkal dan ujungnya. Padahal, jarak antara kami hanya beberapa centi saja kalau dilihat di peta. Aku tinggal koprol saja bisa sampai kost arif. Kalau gak sengaja terpeleset sudah sampai kost kholid dan andi. Tapi memang kesibukan masing-masing menyekat, yang dekat sudah tak  saling mengikat.
“Pandhawa” resholusi 6 surabaya, begitu aku sering menyebutnya. Meskipun tak ada yang menjadi arjuna. Hahaha… Angkatan resholusi 6 memang ada 5 orang laki-laki yang berada di kampus Surabaya. Kholid (PENS), Andi hakim (Sistem Perkapalan), Supri (Teknik Mesin), Arif Ardiansyah (D4 PENS) dan aku. Namun sayang, Pandhawa hari ini tak bisa berkumpul, karena minus Supri. Kami maklum, orang sibuk atau memang “sok sibuk” (semoga sibuk menjadi orang baik).  Apa pun yang terjadi, kita harus tetap pergi, tetap berbagi kisah dan inspirasi.
Selalu ada cerita, selalu ada hikmah, selalu ada hal-hal yang baru soal kita. Entah kelakar tentang masa depan. Refleksi kisah masa lalu atau kadang komitmen-komitmen kebersamaan. Selalu ada kisah dan hikmah yang bisa dibagi. Tentu, karena kami memang satu padepokan dan pasti tunggal guru. Namun kami beda ilmu. Tapi satu yang pasti, kita adalah keluarga RESHOLUSI.

Tentang sabar
Ah.. cukup rasanya kalau mau belajar tentang sabar kepada anak satu ini. kalau aku masih belajar tentang teori bagaimana sabar. Dia sudah jauh dan jauh lebih dari hanya sekedar belajar teori. Bayangkan saja kawan, rasanya tiap malam sakit sebelum tidur, bukan sehari atau dua hari. Sudah hampir dua tahun. Dua tahunn.. bayangkan saja. duduk dan tidur mu tak nyaman. Untuk beraktifitas lainnya.. kalau harus menahan sakit kalau tak ingin lumpuh diatas pembaringan mesikpun rasanya juga sakit. Ah.. dua tahunn kawan.. sahabat ku satu ini memang luar biasa.
Sahabat ku yang sangat sabar itu adalah andi, sudah beberapa untuk ke tiga kalinya dia cuti kuliah untuk segera menyembuhkan. Rumah sakit di solo sampai Surabaya, terapi sana kemari, pengobatan alternative, semua sudah. Mungkin memang belum ketemu obatnya, karena aku yakin semua penyakit ada obatnya. Bukankah seperti itu kata Nabi ?, kecuali mati. Karena kematian tidak ada obatnya.
Jadi teringat cerita ustadz dalam kajiannya. Ustadz tersebut menceritakan mertuanya yang sakit pernafasan yang tidak terdeteksi. Semua dokter menyatakan tidak ada gangguan apa-apa. Dua tahun menahan sakit, setiap hari kadang harus memakai tabung oksigen. Hingga pada suatu hari beliau dibawa kerumah sakit. Dan sembuh. Kau tau bagaimana ceita kesembuahannya?. Ternyata dokter yang memerikasa salah mengambil foto hasil pemeriksaan beliau. Yang tadi dibaca bukan milik beliu, tapi milik sebelahnya. Tapi bisa sembuh… kalau sudah memang waktunya sembuh pasti sembuh..
Semoga kau tetap sabar saudaraku.. J terimakasih telah memberikan pelajaran yang berharga. Semoga sakit mu adalah penggugur dosa-dosa mu, semoga kesabaran mu adalah jalan mengantarkan kepada ridho-Nya. (kau masih ingat pesan ini kam ?)

Kacang tak boleh lupa kulitnya
Ini kisah adalah rangkaian kisah konyol yang selalu ada di Resho 6 semenjak kami dikumpulkan. Selalu ada saja kekonyolan yang tak habis pikirlah. Sekarnag pelakunya dalah Arif ardiansyah. Ini kisah konyol yang menjadi peringatan bari kami “anak-anak durhaka” yang tek pernah kembali ke padepokan setelah menjadi ksatria hebat. Ya, sudah lama rasanya tidak mengunjungi basecamp RESHOLUSI. Paling parah arif, terakhir kesana pas lebaran.. padahal sekarang udah mau puasa lagi.. ckkckcck.. kuwalat dia untuk kali ini.
Cerita ini dimulai pada pagi hari, saat hp bergetar membangunkan pemiliknya. Tak ada nama kontaknya, hanya deretan nomer yang seolah tak bertuan. Memang, semenjak kehilangan HP yang lama, semua kontak belum terkumpul lagi. Termasuk nomer penting yang sekarang memanggil.. msih dalam kondisi setengah sadar dia mengangkat telpon.
“hallo..”
“pye kabare’”
“saiki ng ndi””
“lanjut kuliah ng ndi ?”
“kerjo ng ndi?”
“hahahahaha…” (tawa khas hokage pecah)
Kira–kira itulah yang ditanyakan oleh sang penelpon yang belum memperkenalkan dirinya (asumsinya arif sudah tau). Namun, kayaknya arif sengaja dikerjai sekalian sama hokage.. padahal
semua jawaban arif sangat tidak tepat, seolah dia sedang tidak berbicara pada hokage, dan dia tidak  mengenali suara itu. kau ingin tau jawabannya ??
“iya mas”
“Alhamdulillah”
“dateng Surabaya”
“llanjut kuliah dateng D4 PENS”
“Kerja di Manyar”
Dia tidak tahu sama sekali kalau suara dibalik telpon itu adalah hokage.. dari tadi dipanggil dengan sebutan “mas”. Hahaha.. karena arif menganggap yang telpon adalah kakaknya yang jauh disana. Mirip suaranya.. hahah -_-
Semua sandiwara itu berakhir saat tawa khas hokage pecah sudah tidak kuat menahan semenjak tadi mendengar jawaban arif. “mas”..”mas”. hahaha..
Itulah sekelumit kisah konyol edisi kuwalat karena gak pernah lagi silaturrahim. Sebab, dari kami berlima, bru arif yang di telpon langsung oleh hokage. Special banget deh..
****
Jadi teringat tentang pesan hokage, ketika silaturrahim ke basecamp (entah kapan, udah lupa ^_^). Tapi masih teringat tentang pesan itu. masih melekat. Tentang silaturrahim yang harus dijaga dan tersambungnya do’a. Tentang do’a seorang guru kepada muridnya. Kalian pasti ingat bukan ? salah satu adab guru kepada muridnya adalah mendo’akan.  Itu yang selalu dipegang oleh hokage dan itu pula yang menjadi kunci kesuksesan kami yang berada di Keluarga RESHO.
Hmmm… itu hokage yang memegang adab guru terhadap murid. Sekarang pertanyaannya, lha ini muridnya tidak memang adab kepada gurunya… astagfirulllahh..
Beliau ibaratkan, do’a-do’a yang selalu dipanjatkan disepertiga malam itu seperti beliau menelepon semua anak-anaknya yang di RESHO. Meskipun itdak pernah disebut satu per satu nama kami. Seperti orang menelpon, kalau nomer kontak si penelepon hilang, ya gak akan tersambung telponnya..
Beliau melanjutkan, makanya, biar nomer kontak mu gak hilang di pak Asob (hokage). Silaturrahim kalau sedang pulang. Sering ngabari kalau ada sesuatu. Meskipun awak mu gak mendo’akan pak asob gak opo.
Ahh.. pukulan telak yang membuat langsung K.O
Inilah pesang yang harus di ingat. Kacang yang tak boleh lupa akan kulit dan akarnya.
Ksatria tidak boleh lupa padepokan yang membesarkannya..
Semoga dapat silaturrahim dalam waktu dekat ini.
****
Terimakasih untuk semuanya..
Kamis, 01 Mei 2014

22.00-22.30

0 comments:

Post a Comment