Tuesday, March 13, 2012

surat untuk sahabat (3)



Teruntuk sahabat yang  jauh disana
Teruntuk  jiwa – jiwa yang pernah terikat dalam oleh satu cita
Teruntuk jiwa – jiwa ksatria pengibar panji – panji suci dalam cinta NYA
Semoga Allah tetap mengilhami kita dengan cinta dan rahmat NYA
 Assalamu’alaykum warahmatullahi wa barakatu
Entah bagaimana aku harus mengawali tulisan ini untuk kalian. Banyak yang ingin ku sampaikan kepada kalian, namun sulit sekali di ungkapkan dengan kata. Lama kiranya kia sudah tidak berjumpa lagi, semenjak perpisahan itu, ku tak lagi dapati wajah – wajah penuh semangat itu. Wajah semangat yang pernah tergurat penuh gairah saat kita harus bersama merapatkan barisan, melangkah bersama dalam satu cita. Gairah, semagat itulah yang masih ku kenang dari kalian semua. Pengurus Majlis Ta’lim Nurul Iman 2008 – 2009. Salam cinta untuk kalian semua.
Sahabat...
Seperti biasa malam ini ada pertemuan rutin dalam lingkaran kebaikan, mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran. Saling memotivasi untuk terus berlomba dalam kebaikan dan terus istiqomah dalam jalan menyeru di jalan Allah. Kadang ku merasa beruntung dapat merasakan eratnya kekeluargaan dalam jamaah yang terus mengingatkan jika hati ini sudah mulai mengeras dalam dan jauh dari jalanNYA.  Seperti halnya kita dulu saling berkirim sms nasihat atau taujih agar terus bersemangat dan selalu istiqomah. Sehingga ku berfikir, apakah kalian disana juga mendapat pengganti sahabat – sahabat yang akan selalu mengingatkan dalam kebaikan?
Saudaraku...
“ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”
Taujih rabbani itu sungguh menggetarkan jiwa ini. Allah memperingatkan kita agar tetap beristiqomah dalam ke islamaan kita. Sebabperjalanan hidup ini sangat panjang, kita butuh orang – orang yang mampu menemani dalam setiap perjalanan, memberi semangat ketika langkah kaki mulai lelah dan menyerah. Mengingatkan ketika kita sudah mulai melangkah ke jalan yang salah dan kita sudah bingung dengan rambu – rambu yang ada.
Tahukan kalian, mengapa perlu ada orang – orang yang harus menemani perjalanan kita ?. sekali lagi saudaraku, jalan hidup sangat panjang. Kita tidak akan pernah tahu, di jalan manakah kita akan mengakhiri perjalan hidup ini, di jalan Alllah yang benar atau di jalan sesat bersama syaitan. Kita tidak akan pernah sadar kalau kaki kita melangkah di jalan yang salah bersama syaitan, karena memang mereka musuh yang nyata bagi kita.
Apakah kita sekarang adapada jalan yang benar ?
saudaraku..
ada kidah menarik yang tersampaikan malam ini, yaitu sebuah kisah dari seorang sahabat murabbi. Katakanlah beliau adalah si X. Dia adalah aktivis dakwah pada masanya, sepak terjangnya tidak diragukan lagi. Kapasitas dan kapabilitas dapat dibilang bagus. Namun, siapa sangka kawan. Beliau meninggalkan jalan dakwah itu dan bahkan harus meninggalkan dakwah ini, paling ironi adalah beliau sudah murtad dari Diinul islam. Naudzubillah min dzalik.
Dalam perenungan itu, ku berfikir, kalau beliau yang dahulu adalah seorang aktivis dakwah yang militan saja bisa seperti itu, bagaimana dengan kita?. Sejenak ku berfikir, apakah aktivitas kalian disana ? masihkan nilai – nalai islam menjadi keseharian kalian? Apakah kalian masih bangga dengan islam ? apakah kalian disana tetap dalam aktivitas menyeru kepada kebaikan dimanapun, di BEM, UKM atau lembaga dakwah kampus masing – masing ?. ku berharap kekhawatiran ini hanyalah ilusi sesaat yang mampir malam ini saja.
Kalau sahabat murabbi  yang aktivsi dakwah bisa seperti itu,bagaimana dengan kita ?. bagaimana dengan akhir perjalannan kita nanti ? apakah dalam keislaman atau malah yang lain ? semoga Allah tetap menyiramkan keislaman pada hati kita. Amiinn. Karena Memang hati ini selalu berbolak – balik. Sehingga kita tidak mampu menebak apa yang akan terjadi pada kita esok hari.
Kepada yang berjiwa ksatria....
Memang raga ini sudah jarang bertemu, duduk saling bercanda melepas duka. Namun, ikatan hati dalam masa perjuangan ini masih terasa selalu mempertemukan kita dalam rindu bertemu dalam naungan cintaNYA.  Bertemu danbersatu dalam  dakwah di jalanNYA.

Surabaya, 7 Maret 2012

0 comments:

Post a Comment