Alkisah ada dua orang ingin pergi ke samudera untuk menikmati indahnya pemandangan lautan. melihat indahnya pemandangan laut dan biota - biota yang ada, salah satu diantara mereka ingin menyelam. Dan memang, ternyata salah seorang diantara mnemukan alat selam di kapal tersebut. akhirnya salah seorang diantara mereka terjun, dan benar sekali, keindahan didlam lebih indah dari pada pemandangan dari atas. semakin dalam menyelam semakin indah dan semakin ingin terus menyelam. Karena tidak tahan menunggu teman yang menelam itu muncul kepermukaan orang tadi langsung menceburkan diri, namun, karena kemampuan renang yang kurang baik. orang ini tenggelam dan tidak mampu menikmati indahnya laut, semakin dalam kesakitannya semakin berat. Dan akhirnya orang tradi meninggal dengan tidak mampu menikmati keindahan laut yang padahal orang yang satunya begitu meikmatinya.
kawan..
pertanyaan sekarang, seperti yang manakah kita ?? orang yang menyelam atau yang tenggelam ??. mungkin semua orang akan ingin seperti orang yang menyelam, semakin dalam menyelam semakin tambah takjub oleh keindahan lautan. dan kita tidak ingin sepeti orang yang tenggelam, semakin dalam bukan semakin menikmati namun malah tersakiti.
Gambaran diatas adalah gambaran hidup kita selama ini, terasa atau itdak sebenarnya kita sedang berada dalam samudera yang luas. Smaudera nikmat tanpa batas keindahan yang diberikan oleh Allah SWT kepada seluruh umat manusia. Setiap detik menit selalu memberikan keindahan tersendiri yang kalau semakin kita ni'mati kita tidak akan pernah merasa bosan. Namun yang menjadi perenungan sekarang adalah, kita sedang MENYELAM atau TENGGELAM dalam samudera nikmat ini ??
Kawan...,
Sesungguhnya kita sering tidak sadar dalam kehidupan ini untuk menikmati dan mensyukuri nikmat yang oleh Allah telah diberikan kepada kita, entah karena kita sudah larut dalam rutinitas keseharian hidup kita atau karena telah terbiasanya kita dengan nikmat yang telah ada sehingga kita tidak pernah mensyukuri sehingga ada nikmat baru yang belum pernah kita rasakan sebelumnya. dan pada saat itulah kita baru mengucapkan dan meluapkan rasa syukur kita. Padahal, begitu banyak nikmat Allah yang telah diberikanNYA kepada kita dati ujung rambut hingga ujung kuku kaki kita. Mungkin karena alasan diataslah semua orang sering lupa untuk mengucapkan syukur atas nikmat itu.
Misal, ketika bangun tidur, rasanya begitu indah, nyawa yang telah bebas tiba kembali ke raga. Allah masih memberi kesempatan untuk saya menapaki perjalanan hidup ini. rasa sakit tadi malam terasa lepas bersama malam. Namun masih ada lagi yang beberapa keajaiban, hidung ini masih sanggup menghirup nafas panjang, telinga maih bisa mendengar kumandang adzan, tangan dan kaki masih bisa bergerak untuk melangkah dari tempat tidur, dan lidah ini masih bisa berucap, ucapan syukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan tanpa kita meminta. pernahkah kita meminta pada Allah sebelum tidur, " Ya Allah, ketika saya bangun tidur berikan saya tangan dan kaki yang masih genap, telinga yang bisa mendengan, hidung yang bisa untuk membau dan bernafas, mulut yang masih berucap, dan kedipan mata ? ". saya rasa kita tidak pernah berdo'a itu, tapi Allah selalu memberi setiap pagi setiap kita bangun tidur.
coba kita bayangkan, ketika kita bangun tidur, nyawa kita kembali ke raga. Namun, telinga kita tidak dapat mendengar, hidung kita tak dapat kita gunakan bernafas, tangan dan kaki tak dapat bergerak, hanya mata yang dapat berkedip. mungkin kita akan menjadi seonggok daging yang hanya bisa berkedip saja. Atau satu saja indra manusia tidak berfungsi maka kita akan merasa tidak seperti orang hidup. Sayangnnya kita tidak dapat lagi berfikir seperti itu karena kita telah terjebak dengan rutinitas yang hanya bersifat materi. Bangun tidur yang terfikir adalah pekerjaan, tugas, bisnis, dan lain - lain yang berbau materi dunia. padahal jika tidak ada ada lidah ini, nikmatnya makanan terlezat di dunia pun tak akan terasa. kalau pun kita kaya akan materi, namun Allah mencabut ni'mat NYA maka tidak akan ada artinya semua itu.
Maka sebuah pesan yang terabadikan dalam Al - Quran oleh seorang yang Bijaksana Luqman.
Dan Kami perintahkan kpd manusia agar beruntuk baik kpd orang tuanya, ibu telah mengandung dalam keadaan lemah yg bertambah lemah dan menyapih dalam dua tahun, bersyukurlah kalian kpd-Ku dan kpd kedua orang tuamu. Ha kpd-Ku lah kalian kembali” [Luqman : 14]
"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku." (QS. Al Baqarah: 152)
sebuah pesan yang mungkin sering kita terlewat saat tilawah.
adalah sebuah kewajiban kita untuk bersyukur kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan, karena itulah yang akan membedakan kita dengan orang - orang kafir.