Tidak
terasa waktu sudah bergulir cepat, detik berubah menjadi menit, ,menit terakumulasi menjadi jam, jam
berubah menjadi hari,hari berganti
bulan, bulan berubah menjadi tahun.
Setiap momennya selalu memberikan makna tersendiri bagi kita. Setiap
kejadiannya memberikan banyak pelajaran yang tidak tergantikan. Setiap waktunya, segala aktivits yang kita
lakukan mewarnai hari-hari dan bulan.
Menyusuri jalan kehidupan yang panjang nan melelahkan. Hingga terkadang,
banyak diantaranya yang kelelahan dan kehabisan bekal. Kehausan dan kelaparan.
Dan perjalan hidup yang kita pilih adalah jalan Dakwah.
Jalan
dakwah tidak ditaburi dengan bunga-bunga, tetapi merupakan jalan yang terjal
nan panjang. Bagi para pengemban yang akan melaluinya perlu kesabaran dan
ketekunan memikul beban yang berat tersebut. Perlu kemurahan hati, pemberian
dan pengorbanan tanpa mengharapkan hasil yang segera tanpa putus asa dan putus
harapan. Yang diperlukan adalah usaha
dan kerja yang berterusan dan hasilnya terserah kepada Allah diwaktu yang
dikehendakiNYA.
Dalam
menempuh perjalanannya, banyak diantara pada aktivis dakwah yang mengalami
kehabisan bekal, sehingga banyak diantara mereka kehausan serta kelaparan dalam
perjalanan dan akhirnya tidak lagi dapat melanjutkan menyusuri perjalanan ini.Ibarat
musafir yang berjalan di tengah gurun dengan panas yang menantang. maka,
kesegaran oase adalah harapan. Juga dengan bagi para musafir perjalanan dakwah
ini, yang sudah mulai kelelahan dalam perjalanan. Mungkin perlu kiranya
menemukan kembali telaga mata air penghilang dahaga dalam perjalanan. menemukan
oase dalam kefatamorganaan, Menemukan kembali ruh yang menghilang.
Telaga
itu ada dalam hati ini, yang mungkin sekarang masih tertutupi. Sehingga seolah
kita hampir mati ditengah gersangnya jalan ini. Mungkin kita perlu kembali bertanya
lagi kepada hati, dan menjawab semua pertanyaan refleksi dalam melalui
perjalanan ini.
“Apakah
yang kau cari selama ini?, sehingga kau mau berlelah-lelah menghabiskan
sebagian besar waktu mu?”
“Untuk
siapakah semua perbuatan mu ini?”
“Benarkah
jalan yang kau lalui ini mengantarkan apa yang menemukan apa yang kau cari?”
Renungkan
kembali jawaban dari pertanyaan itu, resapi dan hayati hingga kau temukan
kembali semangat jiwa yang kau cari selama ini. sehingga kau mampu lagi
menapaki jauhnya dan kerasnya perjalanan dakwah ini. sebab nasihat ustad Rahmat
adalah Sejarah telah diwarnai, dipenuhi
dan diperkaya oleh orang-orang yang sungguh-sungguh. Bukan oleh orang-orang
yang santai, berleha-leha dan berangan-angan. Dunia diisi dan dimenangkan oleh
orang-orang yang merealisir cita-cita, harapan dan angan-angan mereka dengan
jiddiyah (kesungguh-sungguhan) dan kekuatan tekad.
Mari
kita ingat kembali apa yang pernah imam Hasan AlBanna dalam buku Risalah
pergerakan arkanul bai’at tentang Ikhlas.
Yang
kami kehendaki dengan ikhlas adalah bahwa seorang al-akh muslim dalam setiap
kata-kata, aktivitas, dan jihadnya, semua harus dimaksudkan semata-mata untuk mencari
ridha Allah dan pahala-Nya, tanpa mempertimbangkan aspek kekayaan, penampilan,
pangkat, gelar, kemajuan, atau keterbelakangan.. Dengan itulah, ia
menjaditentara fikrah dan aqidah, bukan tentara kepentingan dan ambisi pribadi.
"Katakanlah,
'Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, adalah karena Allah Tuhan
semesta alam. Tidak ada sekutu baginya dan demikian itulah yang diperintahkan
kepadaku."'
(Al-An'am: 162-1630)
Serta
kita juga perlu meneguhkan keyakinan kita tentang apa yang kita kerjakan selama
ini, sehingga kita dapat kita tahu, bahwa apa yang kita kerjakan bukanlah hal
yang sia-sia.
Yang
saya kehendaki dengan tsabat (keteguhan) adalah bahwa seorang akh hendaknya
senantiasa bekerja sebagai mujahid di jalan yang mengantarkan pada tujuan,
betapa pun jauh jangkauannya dan lama waktunya, sehingga bertemu dengan Allah
dalam keadaan demikian, sedangkan ia telah berhasil mendapatkan salah satu dari
dua kebaikan: meraih kemenangan atau syahid di jalan-Nya.
Kader
yang menyikapi jabatan yang diterimanya lebih sebagai amanah dari pada kehormatan,
akan dengan cepat belajar menyesuaikan diri dan memahahami karakteristik tugas
dan tantangannya.
Dakwah berkembang di tangan orang-orang yang
memiliki militansi, semangat juang yang tak pernah pudar. Ajaran yang mereka
bawa bertahan melebihi usia mereka. Boleh jadi usia para mujahid pembawa misi
dakwah tersebut tidak panjang, tetapi cita-cita, semangat dan ajaran yang
mereka bawa tetap hidup sepeninggal mereka.
Jalan yang sangat panjang...
Jalan yang mungkin
melelahkan...
Jalan yang tidak banyak dipilih
orang
Ketika amanah ini adalah jalan
yang panjang,
jangan pernah lelah mencari
ujungnya...
Tidak perlu kita menjadikan
amanah ini sebagai beban,
tapi jadikanlah amanah sebagai
ladang ibadah...
kayak lagi pada jenuh semua ya? kemaren lulu ma intan juga cerita semacam tulisan di atas... kayaknya butuh rihlah bareng dh #kepo
ReplyDelete