Suatu saat kita pasti pernah mendengar keluhan dari seseorang, atau bahkan diri kita sendiri pernah mengeluhkan itu, "Mana Pertolongan Allah itu, kog itu? kog belum datang-datang juga. padahal sudah ini. sudah itu bla..bla..bla..". dan keluhan-keluhan semisal dan kawan-kawannya. yang intinya merasa bahwa pertolongan Allah itu tidak dekat dengan kita, yang ujung-ujungnya bisa jadi kita merasa putuh dari rahmat Allah SWT. Namun yang menarik kalau kita baca sirah nabawiyah, kita akan mendapati apa yang kita keluhkan adalah sesuatu yang sangat kecil. apa lagi kalau kita kemudian melihat apa yang telah kita kerjakan dalam menghadapi masalah-masalah yang kita hadapi. banyak kisah Nabi yang kemudian Allah tolong, dan pertolongan itu menjadi mukjizat pada nabi adalah Pertolongan Allah yang diberikan disaat terakhir dan sudah titik nadir usaha, terjepit tak berdaya. Namun, apa yang telah kita kerjakan ?. malu rasanya kalau kita mengeluh. kita ini, "berkeringat" aja belum dalam berusaha sudah mengeluhkan pertolongan Allah tidak dekat. Kita seperti seorang pengemis dengan tubuh kekar, meskipun sah-sah saja kalau kita kemudian berdo'a agar pertolongan Allah datang. Namun, usaha kita juga harus sudah sampai titik nadir hingga kemudian Allah menunjukan jalan takdir.
Mungkin kita perlu menyimak sirah nabawiyah tentang pertolongan Allah kepada rasul-Nya.
1. Nabi Musa dan kaumnya
Dan (ingatlah), ketika kami belah laut untukmu, lalu kami selamatkan kamu dan kami tenggelamkan (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan (QS 2:50). Dan kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir’aun dan bala tentaranya, Karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir’aun itu Telah hampir tenggelam berkatalah dia: “Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)” (QS 10:90). Dan Sesungguhnya Telah kami wahyukan kepada Musa: “Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, Maka buatlah untuk mereka jalan yang kering di laut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)” (QS 20:77). Maka Fir’aun dengan bala tentaranya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka (QS 20:78). Lalu kami wahyukan kepada Musa: “Pukullah lautan itu dengan tongkatmu”. Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar (QS 26:63).
2. Nabi Ibrahim
3. Nabi Muhammad
Dalam Al Quran diterangkan sebelum membakar Ibrahim, Raja Namrudz memerintahkan kaumnya untuk mendirikan sebuah bangunan yang tinggi yang bertujuan agar semua rakyatnya mengetahui tentang kejadian pembakaran ini.
“Mereka berkata, “Dirikanlah sebuah bangunan untuk (membakar Ibrahim), lalu lemparkanlah dia kedalam api yang menyala-nyala itu.” (QS. As-Shaffat [37:] 97).
Baginda kemudian menyebut kalimah Hasbunallah wa ni’mal wakil ketika dicampakkan ke dalam api, dan dengan izin Allah, api itu menjadi dingin dan selamatkan Nabi Allah itu dari dibakar. Atas kehendak dan pertolongan Allah SWT, api yang sangat besar dan sedang membakar tubuh Ibrahim itu tidak mampu membinasakannya. Sebaliknya, api tersebut menjadi dingin dan menyelamatkan Ibrahim. “Kami berfirman, ‘Hai api, dinginlah engkau dan berilah keselamatan pada Ibrahim’.” (QS A-Anbiya [21] : 69).
Abdullah bin Abbas meriwayatkan bahwa ketika seorang sahabat mengejar dengan gigih seorang musyrik yang ada di depannya, tiba-tiba ia mendengar suara pukulan dan suara penunggang kuda yang menghentakkan kudanya. Lalu sahabta tersebut melihat orang musyrik itu jatuh tewas terkapar dengan keadaan hidung dan wajahnya terluka berat akibat pukulan keras. Hal tersebut ia ceritaka kepada Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Kau benar, itu adalah pertolongan Allah dari langit ketiga.” (H.R.Bukhari dan Muslim)
Kemenangan pada perang Badar menjadi pesta di kalangan para malaikat karena peristiwa ini adalah pertama kalinya mereka diizinkan terjun ke gelanggang perang di bawah komando Jibril dengan seribu pasukan malaikat pilihan.
“Sesungguhnya Aku akan mendatangkan kepadamu bala bantuan dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut.” (Q.S.An Anfal:9)
Para Malaikat yang terlibat dalam Perang Badar memiliki kemuliaan di antara semua malaikat. Rafi’ah bin Rafi’ Az Zarqi mengatakan, “Jibril berkata kepada Nabi SAW dan berkata: Bagaimana kalian menganggap veteran Badar di antara kalian? Rasulullah manjawab: Termasuk muslimin yang paling mulia. Jibril berkata: demikian pula malaikat yang mengikuti perang Badar.”
itu adalah gambaran-gambaran bagaimana Allah memberikan pertolongan kepada Rasul-Nya, pertolongan di titik nadir dipenghujung usahanya. padahal kita ketahui bahwa rasul adalah orang yang sangat dekat dengan Allah. Bagaimana dengan kita ? kita yang tak sedekat seperti halnya Nabi atau Rasul. Namun, disaat pertolongan Allah tak kunjung datang adalah, Jangan Pernah kita putus harap akan rahmat-Nya
0 comments:
Post a Comment