manusia memang hidup dalam garis waktu yang tidak bisa ia lepas darinya. hingga Hasan Albannna mengungkapkaan waktu adalah kehidupan. Kehidupan manusia yang bergerak dalam garis waktu yang tidak mandheg itulah kemudian terjadi perubahan atau dalam rumusan fisika kita kenal delta t. Ketika manusia pada titik (0,0), artinya adalah sekarang, hari ini dan apa yang sedang terjadi pada waktu itu. Sehingga titik (1,0) adalah masa depan karena ia belum ada disana dan titik (-1,0) adalah masa lalu yang baru saja ia tinggalkan saat dia berpindah dalam delta t. Selalu seperti itu, berulang-ulang hingga manusia itu mati dan tidak mampu lagi berpindah. Hari ini, Esok dan Masa Lalu adalah tiga kondisi yang selalu mengikat manusia. Kehidupan yang dinamis terhadap waktu membuat seseorang yang sekarang berbeda dengan ia saat sedetik lalu, berbeda dengan sedetik yang akan datang meskipun dalam tempat yang sama. Hingga kalau hari ini orang-orang teriak #saveKPK dan menghujat kepolisian sangat tidak logis karena menganggap orang-orang di KPK tidak akan berubah dari mulai di sumpah sampai hari ini. Sebab meraka manusia bukan malaikat.
Sejenak kita lupakan igauan tentang KPK tadi, sebab memang tidak menarik membahasnya. Dalam kaitannya tiga dimensi waktu yang berbeda-beda tadi, kita akan bisa mengambil sebuah pelajar an berharga soal bagaimana kita harus memperlakukan hari ini, esok dan masa lalu. mbah-mbah biyen sudah pernah mengajarkan tentang bagaimana seharusnya kita melihat ketiga dimensi waktu tersebut. kalau kita masih ingat tentang nasihat mbak kita dulu pasti berbunyi seperti ini, misal kita wegah sekolah. "awakmu saiki gak gelem sekolah, sok-sok arep dadi opo!. Mbah mu biyen bla..bla..". kalau kita terjemahkan dalam Bahasa Indonesia kurang lebih seperti ini, "Kamu sekarang tidak mau sekolah, besok-besok mau jadi apa!. Mbak kamu ini dulu.. bla..". Kalau kita cermati susunan waktu dalam nasihat itu adalah Sekarang (tidak mau sekolah), Esok (Besok mau jadi apa), Masa Lalu (mbah mu dulu). Hari ini, Esok, Masa Lalu.
Masih ingat dengan kisah Nabi Khidir ?. Mungkin bisa dibaca lagi dalam Al-Qur'an surat Alkahfi. Beliau adalah yang oleh Allah SWT diberikan Ilmu laduni dan kemudian ditunjuk untuk menjadi mentor dari Nabi Musa. Seperti yang telah kita ketahui, bahwa dalam proses mentoring itu ada 3 SKS yang harus diselesaikan oleh Nabi Musa yang oleh mentornya hanya boleh ikut mentoring syarat sabar. Singkat cerita, Nabi Musa akhirnya diterima menjadi mentee Nabi Khidir untuk menyelesaikan 3 SKS tersebut. Nabi Khidir mengajak Nabi Musa untuk menuju suatu tempat yang jauh sehingga harus menempuh perjalanan laut dan darat. Hingga akhirnya mereka berdua sampai pada suatu pelabuhan penyebrangan. Nabi Khidir yang terkenal karena kealimannya dipersilahkan oleh pemilik kapak terbaik disitu dan diikuti Nabi Musa untuk ikut penyebrangan. Ditengah perjalanan saat sedang asyik berkeliling kapal, Nabi Khidir tiba-tiba melubangi kapal tersebut dan kemudian menambalnya. Nabi Musa heran tanpa sadar langsung keluar pertanyaan dan serta merta Nabi Musa mendapat nilai E untuk SKS pertama. Setelah sampai tempat tujuan, kemudian mereka berdua melanjutkan perjalanan. Hingga sampai pada suatu perkampungan, yang saat itu sedang ada banyak anak kecil bermain dengan asyik, tiba-tiba Nabi Khidir mendatangi salah satu dari anak-anak itu dan langsung membunuhnya. Nabi Musa yang marah kemudian memprotes dan mengajukan pertanyaan, sehingga untuk SKS kedua ini, beliau mendapatkan nilai E lagi. Perjalanannya pun masih terus berlanjut, hingga kemudian masuk kampung yang orangnya terkenal pelit-pelit dan rakus harta, hingga pada akhirnya bertemu sebuah dinding rumah yang mau roboh tempat tinggal anak yatim. Tanpa ba-bi-bu, Nabi Khidir menegakkan tembok miring tersebut dan menjadikannya kokoh kembali. Nabi Musa yang keheranan secara tak sadar langsung bertanya dan langsung mendapat nilai E untuk SKS yang terakhir. Artinya Nabi Musa tidak lulus dalam mentoring ini.
Sebelum berpisah, Nabi Khidir kemudian memberikan penjelasan tentang apa yang dilakukan sepanjang perjalanan tadi. Pertama, Nabi Khidir melobangi kapal dan menambalnya sebab saat itu kapal tersebut adalah kapal terbaik dan jika dia berlayar saat itu pasti akan dirampok oleh bajak laut. sehingga beliau buat jelek agar bajak laut tidak tertarik. Kedua, Nabi Khidir membunuh anak kecil tersebut karena Esok anak itu akan menjadi sumber bencana. Ketiga, Tembok miring itu beliau tegakkan sebab di Masa Lalu harta kedua orang tua mereka berada dibawah tembok itu, sehingga ketika mereka dewasa nanti bisa digunakan.
Sejenak kita cermati semua rangkaian kejadian itu dalam dimensi waktunya. 3 SKS Nabi Khidir memberikan gambaran kepada kita tentang Hari ini, Esok dan Masa Lalu. Kejadian diatas kapal kita maknai sebagai kejadian hari ini, sebab pada waktu itu Nabi Khidir berada dalam kapal tersebut. Membunuh anak kecil kita maknai sebagai Masa Depan. Terakhir, Menegakkan tembok miring adalah simbol dari Masa lalu. Hari Ini, Esok dan Masa Lalu. Mungkin kita perlu sekali lagi untuk merenungi tentang 3 dimensi waktu tersebut. Menata kembali persepsi kita tentang Hari ini, Esok dan Masa lalu, sebab kita adalah leluhur masa depan. Orang tidak bisa membuang masa lalu, sebab ia adalah punggung kita. Orang tidak bisa meremehkan masa depan, sebab ia adalah mata yang melihat jalan. Hari ini adalah kita sekarang, bukan yang dulu dan bukan pula yang esok. Pesan Nabi SAW adalah "Jadilah engkau di dunia ini keakan-akan org asing atau pengembara." Ibnu Umar berkata: "Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari, & jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah waktu sehatmu utk (persiapan saat) sakitmu &kehidupanmu untuk kematianmu." (HR. Al-Bukhari)
Pesan Rasulullah tentang hari ini adalah “Tanamlah bibit pohon yang ada di tangan mu sekarang juga, meski besok kiamat. Allah akan tetap memperhitungkan pahalanya.”
0 comments:
Post a Comment