Monitoring Penurunan Tanah dengan metode ASAOKA.
Salah satu bagian terpenting dalam Reklamasi tanah
adalah Penurunan Tanah akibat pembeban. Seperti yang telah di Postingan
sebelumnya mengenai Konsolidasi tanah., maka pada post kali ini tidak lagi membahas
mengapa harus memperhitungkan penurunan dan konsolidasi tanah. Mengenai
Penurunan tanah, Konsolidasi Tanah, Daya Geser : Perhitungan dan Aplikasi
dilapangan, salah satu perhitungan dan aplikasi lapangan mengenai penurunan
tanah (konsolidasi) dengan berdasar pada pemanfaatan sistem integrasi dari
instrumen geoteknik yang kita pasang dilapangan, baik itu berupa Settlement
Plate, Inclinometer dan Pneumatic Piezometer.
Seperti penyampaian kami sebelumnya mengenai instrumen
geoteknik dan fungsinya, maka bersama ini kami coba sampaikan kembali. Adapun
penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Settlement
Plate (SP) yang fungsinya untuk mengukur penurunan tanah yang terjadi selama
periode waktu tertentu yang kita amati dengan survey menggunakan alat baik itu
sokkia maupun topcon.
Penurunan tanah ini yang nantinya akan menjadi dasar apakah kondisi tanah
tersebut masih mengalami penurunan (intermediate settlement) atau sudah
mengalami penurunan akhir (final settlement) artinya sudah tidak terjadi penurunan
lagi. Namun data dari SP ini belum begitu valid karena bisa dikarenakan proses
pemasangannya yang salah atau kondisi material yang tidak bagus sehingga mudah
rusak atau bisa juga dikarenakan SP tidak berfungis dengan baik akibat
penempatannya yang tidak mewakili lokasi yang akan dianalisa.
2. Dalam
mengantisipasi ketidakvalidan data akibat SP tersebut maka salah satu
instrument lain untuk mengontrol data tersebut adalah Pneumatic Piezometer yang
fungisnya untuk memonitor tekanan air pori. Tekanan air pori ini sangat penting
terkait dengan penurunan tanah karena jika tekanan air pori tanah besar maka
akan mengakibatan tegangan efektif tanah dalam fungsinya sebagai daya dukung
akan berkurang. Sehingga instrument ini sangat dibutuhkan apalagi dengan adanya
vertikal drain tekanan air tanah akan berkurang dan untuk mengetahui serta
memonitoring tingkat tekanan air pori tersebut Piezometer sangat berperan. Jika
tekanan air pori sudah kita ketahui maka dengan mudah kita dapat menentukan
apakah kondisi tanah tersebut masih mengalami penurunan (intermediate
settlement) atau sudah mengalami penurunan akhir (final settlement) artinya
sudah tidak terjadi penurunan lagi.
3. Instrument
geoteknik yang dipakai untuk salah satu untuk mendeteksi bahwa penurunan yang
terjadi tidak membahayakan struktur sekitar adalah Inclinometer yang fungsinya
untuk mengukur dan menghitung kuat geser tanah. Artinya dengan alat tersebut
kita dapat memberikan “early warning” apakah tanah timbunan tersebut kuat
gesernya masih mampu dalam menampung tanah timbunan diatasnya agar tidak
mengalami kelongsoran.
Dalam aplikasinya ketiga komponen tersebut memang
hingga saat ini masih kita gunakan, namun dilapangan pemakaian alat tersebut
tidak sampai masa tunggu preload yang dibutuhkan. Maka untuk dapat mengetaui
lebih awal apakah kondisi tanah tersebut masih mengalami penurunan
(intermediate settlement) atau sudah mengalami penurunan akhir (final
settlement) artinya sudah tidak terjadi penurunan lagi kita menggunakan
Prediksi (Forecast) dengan berdasarkan pada penelitian terhadulu yang sudah
dilakukan oleh para ahli terkemukan dengan membuat suatu matrik dalam bentuk
tabel dan grafik, salah satuanya adalah METODE ASAOKA. Metode ini adalah metode
perhitungan secara grafis dan hasilnya untuk menentukan settlement final yang
terjadi pada lokasi yang dianalisa. Jika penurunan tanah sudah mengindikasikan
settlement final artinya tanah sudah mengalami konsolidasi (pemampatan) dan
secara logika daya gesernya sudah tidak terjadi artinya tanah sudah settle
sebagai preload (pembebanan awal) sebelum menerima beban yang sesungguhnya saat
operasional nanti. Jika hal tersebut sudah terjadi dan memenuhi maka langkah
selanjutnya dilakukan pelaksanaan cutting preload sesuai dengan elevasi yang
direncanakan.
Metode Asaoka
Metode Asaoka (1978) merupakan
metode observasi untuk konsolidasi satu arah yang paling populer, karena selain
dapat memprediksi penurunan akhir juga dapat memungkinkan diperolehnya
parameterparameter konsolidasi yang lebih akurat. Umumnya analisis penurunan
tanah memerlukan data lapangan dan data laboratorium seperti data tekanan air
pori, panjang aliran air, regangan maksimum tanah dan koefisien konsolidasi.
Metode Asaoka ini merupakan suatu alat bantu untuk memprediksi penurunan tanah
dengan menggunakan metode curve fitting. Tetapi dengan menggunakan
Metoda Asaoka, kebutuhan akan data-data tanah tidak diperlukan dan hasil yang
diperoleh pun cukup diandalkan.
Pada prosedur observasi Asaoka, hubungan antara
penurunan tanah dan waktu diturunkan melalui persamaan diferensial berdasarkan
persamaan dasar konsolidasi (Mikasa, 1963), yaitu:
e = cvzz
dimana
e(t,z) = regangan vertikal (regangan volum)
t(≥0) = waktu
z = kedalaman dari bagian atas lapisan lempung
cv = koefisien konsolidasi
Walaupun nilai permeabilitas dan koefisien
kompresibilitas bevariasi terhadap waktu, persamaan diatas tetap efektif ketika
nilai cv konstan (Mikasa, 1963). Persamaan dasar konsolidasi ini dipilih oleh
Asaoka (1978) untuk diturunkan menjadi persamaan diferensial linier biasa
karena lebih sederhana daripada persamaan konsolidasi Terzaghi
cekk
ReplyDeletecekk
ReplyDeletemas ini jurusan apa ya?kok ngomongin konsolidasi tanah? teknik sipil kah?
ReplyDeletea....
ReplyDeletepiezometer sangat bermanfaat dalam memverifikasi fluktuasi tekanan muka air tanah. btw arikel ini sangat bermanfaat buat saya
ReplyDeleteMengenal Piezometer sebagai Instrumen Monitoring Geoteknik
artikel yang dipaparkan sangat jelas tentang monitoring tanah (konsolidasi tanah), terimakasih banyak sangat bermanfaat bagi saya
ReplyDeleteInclinometer