Renaissance
dan reformasi agama di eropa
Wisata
paling indah adalah ke toko buku. Ya, dalam toko buku anda akan dapat berwisata
ke semua Negara. Di toko buku anda akan mendapat banyak pengetahuan tentang
sejarah atau segala sesuatu tentang wisata yang ada di dunia. Untuk pertama kalinya, hari ini pergi ke toko
buku di Surabaya ini. Mulai dari Gramedia, Toga mas, toko buku manyar sampai
Rumah buku. Awalnya hanya mencari buku tutorial perencanaan struktur bangunan
tahan gempa dengan software. Namun, mumpung keluar jadi sekalian cari – cari lah
buku yang menarik untuk dibaca. Hingga akhirnya pada toko buku toga mas. Saya menemukan
sebuah buku bacaan untuk anak-anak. Buku yang mengajarkan sejarah tentang eropa
masa lalu. Buku itu berjudul “Renaissance dan reformasi agama di eropa”. Buku bergambar
lucu.
Tapi
yang paling membuat saya geli adalah judul dari buku itu, meskipun memang itu
yang terjadi di eropa pada abad ke-18. Buku
itu sebenarnya bisa menjadi boomerang, ketika anak yang membaca menjadikan
contoh tentang pemikiran agama orang eropa. Soalnya “Reformasi Agama”. Mungkin buku
itu perlu diberi lebel BO (Bimbingan Orang tua) kayak tontonan televise..
he..he.. hingga akhirnya saya pengen menulis tentang judul buku yang membuat
geleng-geleng..
Era pencerahan :
dari kegelapan pengetahuan sampai menghilangkan tuhan
Renaissance,
kata itu sangat menarik karena artinya adalah lahir kembali. Lahir kembali ?
mungkin kita akan berfikir apa hubungannya lahir kembali dengan reformasi aga
di eropa. Tapi, mari kita kembali membuka buku sejarah tentang perkembangan
ilmu pengetahuan di dunia ini. Masih ingat dengan pembunuhan ilmuan karena
menentang doktrin gereja tentang ilmu pengetahuan bahwa bumu adalah pusat tata
surya ?. kalau kalian ingat kalaian pasti akan
sudah tahu apa renaissance dalam arti lahir kembali. Dengan adanya
berbagai pembatasan yang dilakukan oleh pihak pemerintah atas saran dari
gereja. Maka timbulah sebuah gerakan kultural pada abad ke-14. Sebelum gereja
mempunyai peran penting dalam pemerintahan , golongan ksatria hidup dalam
kemewahan, kemegahan, keperkasaan dan kemashuran. Namun ketika dominasi gereja
berpengaruh, maka hal seperti itu tidak mereka peroleh sehingga timbullah
semangat pembaruan yang bernama renaissance.
Renaissance diartikan sebagai suatu periode
sejarah di mana perkembangan kebudayaan Barat memasuki periode baru dalam semua
aspek kehidupan manusia, seperti ilmu-ilmu pengetahuan, teknologi, seni dalam
semua cabang, perkembangan sistem kepercayaan, perkembangan sistem politik,
institusional, bentuk-bentuk sistem kepercayaan yang baru dan lain-lain.Pemakaian
kata Renaissance pertama kali oleh Jules Michelet, seorang sejarawan Perancis
yang lahir di abad ke-18 dan mulai terkenal di dunia Barat pada abad ke-19
karena karyanya yang berjudul “History of France” yang menekankan bahwa masa
romatik Abad Pertengahan bukanlah sama sekali tidak berguna bagi perkembangan
kebudayaan Barat.
Jacob Burckhardt mengemukakan definisi
Renaissance sebagai gerakan yang menemukan dunia dan manusia yang sebenarnya.
Burckhardt memandang Renaissancelah yang menyelami manusia dan dunia, artinya
Renaissance dipandang sebagai masa individualistis, masa kemajuan dari berbagai
ikatan dan kewajiban lama. Subjek manusia pribadi menuntut haknya. Manusia
tidak lagi berpaling dari dunia tetapi sebaliknya menghadapi dunia. Agama
Kristen tidak menjadi dasar hidup lagi. Gereja bukan satu-satunya tempat
keselamatan. Manusia Renaissance ditandai dengan pemilikan ilmu
pengetahuan lebih dari satu, maksudnya menguasai banyak ilmu pengetahuan. Agama
menjadi hal yang hanya mengenai individu, perhatian orang lebih banyak
ditujukan untuk dunia.
Jadi dengan dimulainya meruntuhkan gereja inilah,
maka orang-orang renaissance menggangap agama bukanlah hal yang sacral. Agama menjadi
bagian dari budaya dan agama adalah tradisi. Traumatis akan cengkraman gereja
membuat mereka tidak lagi percaya dengan doktrin-doktrin dan ajaran gereja. Sehingga
pada perkembangannya, renaissance membawa sebuah agama baru yang bernama pluralism.
Kesatuan agama dan semua agama adalah jalan keselamatan.
Dengan
semakin kuatnya Renaissance sekularisasi berjalan makin kuat. Hal ini
menyebabkan agama semakin diremehkan bahkan kadang digunakan untuk kepentingan
sekulerisasi itu sendiri. Semboyan mereka “religion was not highest expression of human values”. Bahkan salah seorang yang dilukiskan
sebagai manusia ideal renaissance Leon Batista Alberti (1404-1472), secara
tegas berani mengatakan “Man can do all things if they
will”.
0 comments:
Post a Comment