Mentari masih malu tuk
keluar hari ini, sedikit menginti di balik gunung ufuk barat. Awan jingga telah
siap mengiringi dan embun telah menunggu untuk terevaporasi pagi ini. Mentari
masih belum berani tuk munampakan diri, awan hitam masih membuatnya takut untuk
keluar. Padahal jutaan orang, hewan dan tumbuhan telah menanti ke datangannya.
Kehangatan yang selalu dinantikan, ditengah dinginnya pagi ini. Memang musim
semi belum tentu datang, tapi pancaroba adalah pertanda. Kemarau yang
panas,semakin menyengat, semakin panas. Maka semakin panas, semakin panas itu
berarti telah dekat dengan musim semi. Disanalah harapan para pohon baru untuk
tumbuh dan berkembang. Disanalah harapan semua orang untuk kembali lagi memulai
menanam untuk menyemai dan memanen. Musim semi memang selalu di nanti. semua
orang telah menyiapkan tempat terbaik untuk ditaburi benih, dan pohon juga
telah menyiapkan tunas baru terbaik yang bertahan menanti untuk tumbuh
sepanjang musim kemarau.
Namun sayang, beberapa
tanaman yang tidak sabar menanti musim semi sebenarnya telah tumbuh, memaksa
menumbuhkan bunga. Mencoba mengikuti pohon yang memang tumbuh di musim
pancaroba. Entah berpikir atau tidak, yang jelas dia sudah tumbuh menjadi pohon
yang cukup besar dan menguncup bunga di ujung tangkainya.mungkin terlihat
indah, ketika pohon itu berdiri sendiri diantara kegersangan tanah dan tangkai
yang mengering. Sangat disayangkan, ketika pohon itu memaksakan tumbuh. Dia
lupa akan musim tumbuhnya yang sebenarnya, dan dia lupa akan tempat dimana dia
tumbuh sekarang. Karena memang pohon itu tak layak tumbuh disitu dan memang
bukan saatnya tumbuh pohon itu. Pohon itu ingin tumbuh mendahului musimnya,
mencoba melawan apa yang telah digariskan oleh tuhan. Ndhisiki kerso. Padahal musim panas masih panjang, hujan lebat
kemarin telah menggelapkan semua. Menutupi kenyataan bahwa sekarang bukanlah
penghujung musim panas dan awal musim semi. Kesejukan embun pagi hari ini
memang menenangkan, seolah penantian akan musim semi sudah di depan mata.
Padahal, musim semi itu tak pasti datang, dan tanah itu harus segera
dikosongkan dari pohon itu. Pohon baru memang sudah disiapkan, tinggal menunggu
musim tanamnya saja. Bukan pohon tadi tentunya, karena pohon itu tumbuh ditanah
dan musim yang salah. Sudah ada pohon baru yang sudah siap ditanam, tumbuh dan
memekarkan bunga. Tentu bukan pohon tadi, karena ternyata pohon itu adalah
ilalang. Tumbuh liar dan tak berbunga. Ilalang itu hanya akan merusak tanah,
tempat dimana akan tumbuh tunas pohon baru yang tepat berbunga pada
musimnya.
Pohon (Ilalang) itu
memang tak berguna, meskipun indah memang dari kejauhan namun tidak jika
dihadapkan. Mencabut semua pohon (ilalang) sampai keakar, membasmi semua sampai
tak tersisa adalah jawaban. Agar tidak ada lagi benih yang tersisa dan nantinya
tumbuh, disaat pohon baru itu datang untuk bersemi. Namun sayang, pohon
(ilalang) itu sudah terlalu lebat, mencabut sedikit atau menggugurkan daunya
bukanlah jawaban. Mencabut semua langsung sampai ke akar sangat mengganggu,
merusak keindahan taman yang telah subur itu, karena hanya akan
mempora-porandakan taman yang sudah disiapkan untuk pohon baru itu. Tak ada
pilihan kecuali dengan obat semacam racun untuk membunuh akar pohon itu dengan
seketika, tanpa rasa tanpa bekas yang nyata. Tak ada obat semacam racun itu di
dunia ini (mungkin), tapi selalu ada formulasi lain untuk menjawab itu. Pestisida.
Racun ampuh untuk membinasakan semua, akar batang, daun pun tidak akan ada
sisa. Tak akan ada taman yang rusak, dan tanah itu akan memulihkan sendiri
kesuburannya karena racun itu memang tak seberapa.
Kini, sudah bersiap
semua, menanti bersama hujan dan hewan yang ada disekitarnya. Sekarang pohon
(ilalang) itu tak akan lagi tumbuh liar di taman. Taman itu sekarang kian
bersih, semakin indah tamannya dan siap untuk pohon baru yang telah disiapkan
dimusim semi nanti. Selamat (menunggu) datang (nya) musim semi dan taman itu
akan indah bersama bunga-bunga yang mekar berhias kupu-kupu elok nan liar. Pohon
(ilalang) itu kini menikmati taman dari sudut kejauhan, adalah keindahan bagi
ilalang, karena memang dia tidak dapat tumbuh sembarangan.
0 comments:
Post a Comment