Rasanya tidak terima saja, ketika
melihat nenek atau kakek yang harus bekerja sangat keras untuk beberapa rupiah
saja. Kemudian ada orang-orang yang tidak berusaha sekeras kakek atau nenek
tadi mendapat rupiah yang sama. Atau lebih umum, ada orang yang tidak harus
kerja keras dan tanpa mengeluarkan peluh, mendapatkan nilai rupiah yang sama
dengan orang yang bermandikan keringat dibawah terik matahari. Tentu ilmu
memang sangat dihargai, tapi kalau sama bekerja yang tanpa menggunakan ilmu.
Kog rasanya tidak adil saja.
Lihatlah sekarang, ini nyata!
Kalau anda sempat nge-printkan
poster di dunia print, anda pasti melihatnya langsung. Setiap pagi sampai
siang, anda akan melihat seorang nenek
yang berjualan Koran harian SURYA dan JAWA POS. di bawah panasnya matahari
dan asap knalpot mobeil dan motor, nenek tersebut harus berjuang menjual
seluruh dagangannya kalau mau dapat uang banyak. Kadang sampai matahari terik,
nenek tersebut akan berada disitu. Kemuadian setelah anda keluar dari kantor
Dunia Print, ketika anda memegang motor anda, tiba-tiba ada seorang pemuda yang
berpenampilan seperti tukang parkir yang menarik ongkos parkir di situ.
Rp.1000. coba perhatikan, mungkin uang tersebut biasa bagi kita. Tapi coba
lihat lagi, nenek yang berjualan Koran tadi mungkin harus menjual beberapa
eksemplar korannya agar mendapat seribu rupiah, tapi pemuda tadi dengan
mudahnya mendapatkan seribu rupiah juga. Apalagi parker liar juga itu, yang
uangnya mungkin tidak akan masuk sebagai pendapatan asli daerah. Gak adill.
Entah kenapa parkir menjadi
sangat mahal seperti itu, Rp.1000 itu harga 2 kilogram garam saat masa panen di
Madura. Padahal untuk mendapat dua kilogram garam itu harus bersusah payah,
bermandikan keringat dibawah terik matahari. Belum kalau musim hujan yang merusak
lading garamnya. Rasanya tukang parkir itu sangat menyiksa sekali. Mereka juga
butuh uang juga sih.. toh kalau ada motor hilang paling juga tidak bertanggung
jawab. Kalau tukang parkir resmi tidak masalah, kalau liar itu yang
bermasalah.Hampir sama dengan para pengamen yang berada di bus kota bungurasih
– bratang. Rasanya dengan modal ngamen seadanya saja mereka bias dapat uang
banyak tanpa harus berletih-letih dengan jenis pekerjaan yang membutuhkan skill
yang sama.
Tapi, tetap salut pada nenek yang
berjualan korang diperempatan tadi, yang bekerja dan masih memiliki kemulian
dari pada meminta-minta. Kadang kita perlu memberikan apresiasi kepada
orang-orang yang sama dengan neken tersebut. Apresiasi untuk keberanian tidak
menjadi peminta-minta dengan sekedar membeli apa yang mereka jajakan meskipun
kita tidak membutuhkan barang tersebut. Belilah dagangan mereka agar mereka
sanggup bertahan dan tidak menjadi peminta-minta.
0 comments:
Post a Comment