karena hati harus hati-hati
Hati kalau bahasa arab adalah
Qolbun, yang artinya gonta-ganti, sesuatu yang sering berubah. Maka dalam salah satu do’a kita sebelum salam
dari setiap sholat kita selalu berdo’a yang artinya “wahai yang Maha membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati ku atas agama
ku…”.dan karena memang Allah memberikan pada diri kita pilihan untuk
berbuat baik atau buruk. ”Maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu(jalan) kefasikan dan ketakwaan(terjemah QS
Asysyam:8).
“Di dalam hati itu ada dua teman, yaitu teman dari malaikat yang selalu mendorong berbuat
kebaikan dan membenarkan kebenaran. Barang siapa merasakan hal yang demikian
itu, ketahuilah bahwa itu datang dari Allah dan hendaklah ia memuji Allah. Satu
lagi teman dari musuh, yaitu setan. Ia selalu mendorong berbuat kejahatan dan
mendustakan kebenaran serta melarang dari mengerjakan kebaikan. Barang siapa
merasakan yang demikian itu, hendaklah ia berlindung dari allah dari godaan
setan yang terkutuk”, begitulah kabar yang disampaikan Rasulullah SAW
seperti yang diriwayatkan oleh imam Tirmidzi dan Nasa’i.
Suasana hati ini tergantung siapa
teman yang dipilih. Bolak-baliknya suasana hati ini mengikuti apa-apa yang ada
disampingnya. Dua teman yang sama-sama ada dan menyusup ke dalam hati. Malaikat
dengan ketakwaan dan setan yang selalu membisikan syubhat-syubhat agar hati
cenderung pada kejahatan dan pengingkaran. Setan membisikannya nafsu yang
menuntunya pada kesenangan-kesenangan yang melalaikan dari mengingat Allah.
Sehingga tanpa disadari, bahwa hati itu telah kusam dan jauh dari cahaya
kesucian. Hawa nafsu yang dijadikan sebagai pemimpinnya, Syahwat
yang dijadikan sebagai komandannya, kebodohan yang dijadikan sebagai
pengemudinya, kealpaan sebagai kendaraannya. Tanpa disadari bahwa hatinya sakit
dan menjadi mati. Jauh dari petunjuk Allah SWT.
Sebaliknya, jikalau hati ini
dekat dengan Malaikat. Maka akan kita dapatkan bahwa setiap perkataan dan
perbuatan adalah kebaikan yang dirasakan. Hati yang terindar dari syubhat dan
menentang dari apa yang diperintahkan oleh Allah SWT. Hati yang selalu mencinta
Allah, hati yang selalu senang dan tenang jika menyebut asma-asma-Nya.
Senantiasa mendorong untuk selalu berkhidmat kepada Allah. “barang siapa senang berkidmat kepada Allah,
maka segala sesuatu (yang ada di Bumi) akan merasa senang dan berkhidmat
kepadanya. Barang siapa matanya sejuk karena memandang Allah, maka mata setiap
orang pun akan sejukmelihatnya” begitulah apa yang dikatakan oleh Yahya bin
Mu’adz. Selain itu, hati yang dalam petunjuk akan selalu memperhatikan lebih
pada setiap kualitas amal perbuatannya. Ia berusaha keras untuk ikhlas dalam
setiap amalnya, menjauhi setiap riya’ dan ujub.
Karena dia sadar bahwa segala yang ada adalah karunia-Nya.
waullahu ‘alam bishowab
0 comments:
Post a Comment