[Kenduri Cinta.com]
Indonesia yang bagi anda yang lahir di Maluku mungkin di pulau-pulau kecil. Mungkin saja anda orang Madura yang lahir di Jakarta atau di Bangkalan. Mungkin juga bagi anda bangsa terkasih minang atau bugis-makasar hingga saudara kita dayak yang semuanya hidup di Jakarta. Mayoritas diantara saudara-saudara semua paham apa itu nasionalisme, patriotisme kemudian kemerdekaan. Kami mencoba menterjemahkan sebenarnya ada bagian yang sangat kuno, bagian yang sangat sakral sebelum istilah itu ada. Jaman Nabi Ibrahim, 4000 tahun yang lalu dimana hanya mengenal Tanah dan Air. Tempat yang diperintahkan untuk ditinggali, dengan segala kekurangan lalu dicukupkan oleh Allah. Saat itu hanya diperintahkan akan membawa berkah dan manfaat kelak untuk anak-cucu Ibrahim dan Ismail. Saat itu, masyarakat belum mengenal nasionalisme, atau bahkan patriotisme. Semua hanya sekedar bertahan hidup dan beribadah. Kenapa anda tidak berpikir, jangan-jangan bangsa Indonesia memang tidak membutuhkan penguatan-penguatan dalam Al-Quran karena memang segala yang terjadi di Timur Tengah sudah ada dan sangat melimpah di tanah air kita. Sehingga 4000 tahun yang lalu harus dipikirkan leluhur masa depan di Makkah.
Tanah yang setiap hari dikeruk potensi alamnya, dilubangi, di bor dan dihujan mesin-mesin pemotong kayu atau pemangkas gunung. Mata air gunung sangat melimpah yang dialirkan oleh perusahaan-perusahaan asing. Sampai kita lupa bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang menguasai hajad hidup orang banyak dikuasai negara. Seluruh mata air dialirkan menuju botol-botol, galon-galon hingga truk tangki tiap hari menghasilkan uang. Tetapi kita masih tertipu oleh kenaikan harga bensin dan solar. Bangsa Indonesia tetap tertawa seolah tidak mengerti. Karena anda tetap memiliki leluhur masa depan. Hebatnya kepercayaan diri kita masih besar terhadap keberlangsungan warisan leluhur. Warisannya apa? Apakah air itu warisan leluhur anda, atau tanah dan gunung itu leluhur anda yang membuat. Apakah minyak bumi manusia yang membuat, atau batubara, pasir besi hingga bebatuan. Komunitas Kenduri Cinta bulan ini mari kita membuat refleksi diri dan membuat catatan-catatan ke depan tentang proposal hidup dan perjuangan kita. Sehingga tema leluhur masa depan ini mampu membuat anda semua ber-tabayyun dengan Allah
0 comments:
Post a Comment