Pada suatu hari, ada rombongan keluarga yang masuk
ke sebuah rumah makan yang cukup terkenal sebagai rumah makan keluarga. Tempat
yang nyaman untuk menghabiskan waktu ngobrol santai bersama anak, bercanda dan
melepas tawa. Namun, ada satu meja yang menarik mencuri pandangan. Dari semua
meja yang ada di rumah makan itu, satu meja ini sangat berbeda. Bukan karena
jenis makanan yang dipesannya, bukan karena pakaian perlente yang mereka pakai
bukan juga karena jumlah rombongan mereka. Aktivitas merekalah yang mencuri
pandangan untuk seksama diperhatikan.
Satu keluarga itu duduk dalam satu meja, saling
berdekatan. Tapi ternyata, satu meja itu tidak malah mendekatkan. Satu meja
dalam raga, namun tidak pada jiwa. mereka asyik sendiri-sendiri dengan kotak
4.5 inchi di tangan. Sang bapak asyik dengan rekan-rekan bisnisnya, lobi-lobi
dan transaksi. Jiwa sang ibu sudah dalam
satu ruangan maya dengan ibu-ibu PKK yang lain, ngerumpi, ngegosip dan
sebagainya. Anak kecil yang di seberang sudah masuk ke dalam game dalam kotak
yang ia pegang.
Pernah melihat fenomena diatas ? atau mungkin anda
salah satu dari gambaran fenomena diatas ?
Hari ini dunia disuguhi revolusi teknologi dunia
informasi yang sangat luar biasa. Perkembangan alat komunikasi yang dulu hanya
menghubungkan orang yang jauh, sekarang sudah pada fase dunia dalam genggaman. Perkembangan
dunia teknologi informasi dan komunikasi telah berkembang pesat. Lebih cepat
dari perkembangan-perkembangan teknologi di bidang lain. Misalnya perkembangan
transportasi kuda ke teknologi mesin uap atau dari pesawat baling-baling menuju
pesawat jet atau bahkan dari pesat jet ke pesawat supersonic. Sungguh luar
biasa. Apalagi produk alat komunikasi yang bernama gadget.
Kotak 4.5 inchi yang mampu menyihir orang hingga
menjadi apatis terhadap masalah orang di sampingnya sampai menggerakan ribuan
orang untuk melakukan kudeta. Namun, permasalahan besar terjadi dibalik
fenomena perkembangan teknologi informasi dengan kotak 4.5 inchi yang
biasa disebut gadget. Hari ini gak
pegang gadget ? hello.. kemana aja lho?, dianggap kuper dan tidak mengikuti
perkembangan jaman. Padahal, kalau boleh saya berpendapat. “Siapa yang hari ini
tidak memegang gadget adalah orang yang selamat”. Sedangkan bagi yang memegang
gadget, waspadalah jika anda sudah termasuk dalam golongan orang-orang yang
telah kecanduan.
Fenomena kecanduan gadget sudah mewabah dari mulai
anak-anak sampai tua, dari golongan ekonomi bawah sampai atas. Hal tersebut
didukung oleh semakin banyaknya produsen gadget, hampir semua yang dulu hanya
memproduksi handphone kini juga memproduksi gadget. Dari segi harga, sudah
banyak pula gadget dengan harga ratusan ribu yang bisa dijangkau oleh
orang-orang kelas ekonomi bawah. Wabah kecanduan gadget membuat orang tidak
lagi melihat untuk kebutuhan apa dia membeli alat komunikasi. Terkadang lucu,
seorang bapak-bapak yang hidup diera handphone masih sebesar botol air mineral
800 ml kemudian bermigrasi menggunakan teknologi gadget. Hasilnya, hanya fiture
telpon, sms dan kamera yang digunakan. Atau mungkin game kalau sedang iseng,
karena belum ada game pada saat masih mudanya.
Setelah mengamati tentang fenomena kecanduan gadget,
ada beberapa tanda-tanda bahwa orang tersebut telah KECANDUAN GADGET. Jika anda
sekarang menjadi salah satu pemakai gadget, rasakan apa yang ada dalam diri
anda dan segera tanyakan “apakah saya kecanduang gadget ?”. berikut tanda-tanda
orang telah kecanduan gadget.
Sebenarnya fenomena kecanduan itu bisa apa saja,
kita ambil contoh pada orang yang sudah kecanduan narkoba agar lebih mudah
membayangkan dan membandingkan kesamaannya. Orang yang sudah ngisap narkoba,
biasanya mereka kuat tidak makan atau menahan lapar melebihi kewajaran orang
normal. Lihatlah mereka yang kecanduan gadget, mereka sudah lupa makanan kalau
sudah asyik dengan gadgetnya. Bahkan tidak ingat kalau ada yang terhidang di
depannya. Mereka bukan makan untuk menghilangkan laparnya, tapi malah ngoceh di
media social dalam gadgetnya kalau lapar meskipun kadang sudah terhidang
makanan di depannya.
Orang yang udah kecanduan narkoba, hidup mereka
berubah drastis. Senang menyendiri, tertutup dan tidak peduli dengan orang –
orang sekitar. Nah, bandingkan dengan orang – orang yang kecanduan gadget.
Orang – orang yang kecanduan gadget mungkin lebih ekstrem, mereka asyik dengan
gadgetnya meskipun sedang bersama banyak orang. Bukankah itu ketidak pedulian
social yang paling puncak?. Tentang senang menyendiri, orang – orang yang sudah
memegang gadget dengan perengkat online-nya pasti merasakan. Dimana mereka lebih
senang mengurung diri di kamar dari pada datang berkunjung dan menyapa
langsung.
Salah satu ciri kalau orang tersebut kecanduan
adalah merasakan resah, gelisah dan seperti orang linglung, merasa dunia
sempit. Kalau istilah kerennya “Sakaw”. Jadi orang-orang yang telah kecanduan
gadget akan merasakan gelisan, seperti orang bingung dan merasa kesepian ketika
gadget yang dipegangnya rusak, ketinggalan, mati dan lupa bawa charge atau bawa
charge tapi gak ada colokan. Orang yang seperti telah masuk fase sakaw gadget,
sehingga mereka merasakan gadget mati itu seperti elien yang hidup sendiri di
planetnya.
Sekarang tanyakan kepada diri anda, apakah anda
sudah minum yakult hari ini ? #eh. Maksudnya anda sudah masuk dalam kategori
kecanduan gadget dengan beberapa indikasi di atas?. Kalau anda sudah masuk atau
masih hampir masuk, sebaiknya anda segera menghubungi psikiater terdekat. Jika
kecanduan masih berlanjut, segera hubungi pengadaian, agar masalah anda selesai
tanpa masalah. Gadaikan gadget anda. Mulailah perhatikan orang-orang sekitar.
Kehidupan nyata lebih asyik daripada dunia online. Sumpahhh!.
Pesan saya bagi anda yang sudah pada taraf sakaw
gadget, ingatlah bahwa anda akan ditanya “man robbuka?”. Apakah anda akan
menjawab “gadget robbii”. Jangan anda jadikan gadget sebagai berhala-berhala
baru yang anda sembah. Sebab anda lebih mengutamakannya dari pada yang lain.
Pesan saya bagi anda yang punya teman dalam kategori kecanduan gadget,
tempeleng saja kalau dia sudah menunduk saat sedang bersama dengan anda. Sebab
dia sudah melantunkan zikir dengan mengusap-ngusak gadgetnya sebagai ganti alat
hitung yang bernama “tasbih”.
0 comments:
Post a Comment