Dan tatkala orang-orang mukmin
melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata : "Inilah
yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita." Dan benarlah Allah dan
Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman
dan ketundukan. Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati
apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang
gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak merobah
(janjinya),
(
Al – Qur’an Surah Al – Ahzab : 22 – 23 )
ayat
mengkisahkan heroisme para pahlawan perang Khondaq / ahzab. Bisa kita lihat
dalam berbagai refrensi buku siroh, bagaimana suasana madinah saat itu.
Meskipun pada kenyataannya tidak terjadi perang secara fisik, namun kelelahan
yang dialami mungkin bisa lebih berat berlipat – lipat dari pada perang fisik.
Ya, karena perang Ahzab adalah perang mental, perang keimanan, perang keteguhan
tekad dan keimanan akan janji Allah. Bayangkan saja, hampir selama sebulan
mereka harus bertahan dalam kota madinah karena telah dikepung musuh dari utara
kota madinah di luar sisi parit yang telah kaum muslim gali untuk pertahanan.
Mungkin kita tidak pernah membayangkan bagaimana kondisi iklim disana paa saat
itu, gambaran secara umum seperti ini. Suhu pada siang hari 45 derajat dan pada
malam hari bisa mencapai 5 – 10 derajat, sedangkan kalau musim dingin bisa
mencapai 0 derajat pada malam hari. Bagaimana beratnya bekerja dengan kondisi
alam seperti itu ?, itulah hebatnya para sahabat yang yakin janji akan janji
Allah. Tidak hanya masalah cuaca saja yang semakin memperberat kondisi pra –
perang ahzab ini, hasil panen penduduk madinah kurang baik atau bahkan gagal
panen karena kondisi iklim tadi. Sehingga mereka dalam bahaya kelaparan
nasional karena kehabisan stok pangan. Berbagai buku siroh memaparkan bagaimana
para sahabat akhirnya harus menahan lapar dengan mengganjal perut mereka dengan
batu dan mengencangkan ikat pinggang. Rasulullah pun mengganjal perutnya dengan
dua batu yang membuat salah seorang sahabat mengurungkan niat untuk mengeluhkan
keadaan yang sekarang dihadapi.
Ada
dua golongan dalam menghadapi kondisi tersebut, golongan orang – orang yang
semakin kuat imannya karena semakin dekat dengan apa yang dijanjikan oleh
Allah. Golongan kedua adalah orang – orang pengucut yang masuk dalam kelompok
orang – orang munafiq. Sikap orang – orang munafiq dapat kita baca dengan jelas
dalam Qs. Ahzab : 12 – 20. Paling menarik adalah mencermati sikap para kaum
muslimin, sehingga kita dapat mengambil ibroh dari goresan sejarah orang –
orang terdahulu yang sangat luar biasa. Salah satu cara membangitkan motivasi
dan kemauan kita adalah dengan membaca kisah – kisah heroisme para sahabat
dalam sepanjang sejarah dakwah Nabi Muhammad SAW.
Dan tatkala orang-orang mukmin
melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata : "Inilah
yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita." Lihatlah keberanian meraka, jiwa kepahlawanan
mereka. sekarang coba kita bayangkan, kita hadirkan kondisi peperangan Al ahzab
itu kehati kita. Ketika kondisi mencengkam karena musuh peperangan ini adalah
musuh dari koalisi beberapa kabilah besar sudah siap menyerang ke dalam kota
Madinah. Kaum muslim mengalami kelaparan dan kondisi krisis karena gagal panen
dari perkebunan. Belum juga menghadapi musuh dalam selimut, kaum munafiqun.
Juga musuh dari yahudi bani Quraizah yang telah siap di dalam benteng untuk
menyerang jikalau pasukan dari luar kota sudah menyerang. Bayangkan, betapa
mencengkamnya kondisi saat itu. Kalau kita menghadapi masalah seperti itu,
seperti apakah sikap kita ?. waullahu ‘alam.
Tapi
yang jelas, inilah yang kaum muslimin katakan, "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita ".
Suara lantang mereka menggambarkan keteguhan iman mereka akan janji kemenangan
yang Allah berikan. Meskipun kondisi keguncangan itu melanda, tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman
dan penyerahan diri. Seperti yang dilukiskan oleh Qur’an Surah Al – Baqoroh
: 214. Apakah kamu mengira bahwa kamu
akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya
orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan
kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga
berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah
datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu
amat dekat. Para pasukan muslimin kira sudah mengetahui tabiat dari
kehidupan ini, bahwa cobaan itu akan datang untuk menguji keimanan seseorang.
Mereka ingat tentang janji sesungguhnya
pertolongan Allah itu amat dekat sehingga untuk menyongsong pasukan kaum
musyrikin yang bersekutu, mereka
katakanlah "Inilah yang dijanjikan Allah
dan Rasul-Nya kepada kita ". seolah mereka mencium bau kemenganan itu
ada didepan mereka.
Di antara orang-orang mukmin itu
ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka
di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-
nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya),.
Namun,
dalam kenyataannya bahwa janji Allah akan kemenangan itu tidak semua sahabat,
pasukan muslimin mendapati janji kemenangan itu, karena diantara mereka ada yang gugur.
Lihatlah Hamzah ibnu Abdul Muththaalib, Mus’ab ibn Umair, ‘Abdullah ibn Jahesy,
Sa’id ibn Rabi’ dan lain – lain. Mereka adalah para pasukan mukmin yang
berperang dalam segela perperangan dan membela rasulullah. Mereka sudah gugur
sebelum mendapati janji kemenganan dari allah. Mereka mendapat pujian dan
kedudukan di sisi Allah SWT.
Dan di antara mereka ada (pula)
yang menunggu- nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya),. Sisi lain pasukan Muslimin ada yang mendapati
janji dari allah berupa kemenangan yang telah dijanjikan dalam peperangan
Khandaq. Mereka juga seorang mukmin sejati, keimanan mereka bukanlah keimanan
yang lemah. Mereka yang sekarang masih hidup sedang menunggu giliran untuk
gugur di mendan pertempuran selanjutnya. Diantara mereka adalah para Khulafa’
yang empat, serta beberapa sahabat yang telah Rasulullah kabarkan bahwa dia
akan masuk surga meskipun sekarang masih berjalan di muka bumi, Thalhah, Az-
Zubair dan lainnya. Semangat mereka tidak akan kendor sampai surga mereka
dapati. Mereka menunggu janji – jani kemulian yang akan allah berikan pada
orang – orang yang telah syahid fisabilillah.
Sejarah
telah menuliskan tinta emas kisah para pahlawan perang khandaq, mekipun tidak
terjadi perang langsung secara fisik. Namun, perang mental yang mereka hadapi
lebih berat dari pada perang fisik, hingga ada kaum munafiqun muncul di tengah
– tengah pasukan muslimin. Kaum muslimin sudah bersemangat untuk menyongsong
perang dan menjemput kemenangan yang allah janjikan. Diantara mereka ada yang
sudah gugur sebelum bertemu janji kemenangan itu dan gugur di medah
pertempuran, ada pula diantara mereka yang menepati janji kemenangan itu dan
sedang menunggu giliran gugur di medan pertempuran.
Dan
sekarang kita juga sedang menunggu giliran seperti halnya pasukan muslimin
menunggu giliran mereka. kita sedang menunggu janji – janji kemenangan dari
allah atau balasan di sisi –Nya di tempat yang terpuji. Kita sedang menunggu
untuk sampai sang bidadari itu menjemput digerbang surga yang telah di
janjikan.. dan kita sedang menunggu dengan amal – amalan terbaik untuk
menjemput rahmat-Nya
Allah tujuan ku,
Muhammad Tauladan ku,
Al – quran petunjuk hidip ku
Mati di jalan allah adalah cita –
cita kami tertinggi.
0 comments:
Post a Comment