Dakwah adalah cinta. Dia akan meminta semuanya dari dirimu, sampai pikiranmu, sampai perhatianmu, berjalan dan tidurmu. Bahkan ditengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai. Lagi – lagi memang dakwah seperti itu. Meyedot saripati energimu sampai tulang mu. Sampai daging terakhir yang menempel di tubuh renta mu. Tubuh yang luluh lantak diseret – seret. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari. ( Ust. Rahmat Abdullah )
Saudara ku..
Mungkin tidak berlebihan apa yang telah disampaikan
ustadz Rahmat Abdullah diatas. Entah merasakan atau tidak. Memang kenyataan
itulah yang sedang dan akan kita alami. Dakwah itu menuntut kita bekerja dan
terus bekerja. Menyeru dan menyeru. Memenuhi perintah Allah dengan sekuat
tenaga, sehingga kita mendapati alquran menuliskan begitu indah “ Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya
dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap,
serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang Kami berikan.” (Assajadah : 16). Meminta waktu istirahat bahkan untuk
memikirkan diri sendiri.
Lihatlah sirah para
sahabat nabi. Kita akan mendapati kisah mujahid yang dimandikan oleh para
malaikat karena bersegera menyambut panggilan jihad padahal masih dalam keadaan
junub. Demikaianlah tabiat dakwah. Meminta yang utama dan terbaik, bukan
sampingan atau sisa. Tiada waktu terkecuali memikirkan umat ini, sampai diujung
kehidupannya Rasulullah berseru “ummati..ummati..ummati..”. begitulah dakwah
mengajarkan kita tentang berkorban.
Hingga setiap
tidur – tidur kita pun, tidak pernah akan nyaman hingga dakwah itu masuk dalam
mimpi kita. Itulah dakwah yang nikmatnya tiada terkira, yang menjadi pilihan
jalan hidup kita dan para generasi sebelum kita. "Katakanlah: Inilah
jalan (agama)ku. Aku dan orang-orang yang mengikutku mengajak (kamu) kepada
Allah dengan hujjah yang nyata. Maha Suci Allah s.w.t, dan aku tidak termasuk
orang-orang musyrik". (Yusuf: 108)
0 comments:
Post a Comment