Sebuah tausiah
dari Ustadz Rahmat Abdullah “sang murabbi” yang mungkin akan membuat kita malu
sendiri akan perilkau kita yang katanya”aktivis dakwah”. Sebuah koreksi dari
sang murabbi yang senantiasa mengingatkan kita akan pentingnya menjaga setiap
perilaku orang – orang yang berlabel “aktivis dakwah”. Sebuah tausyiah agar
setiap kader kembali kepada Asholah dakwah yang telah digariskan dalam rangka
Mentarbiyah diri – diri kita ini.
Sebuah
renungan wajib kita lakukan ketika membaca tausyiah ini, mungkin sang ustadz
sudah tau, bahwa perkembangan kader dakwah ini akan melejit pesat, yang mungkin
tidak akan diimbangi dengan penjagaan kader itu sendiri. Mari kita raba hiti
kita, adakah penyakit ini juga sudah masuk kedalam hati kita ?. kotoran –
kotaran kecil itu jika terkumpul akan menjadi sangat besar dan menutupi setiap
sudaut hati kita. Hingga tanpa sadar kita akan sudah sangat jauh dari rabb
kita.
...............
Mungkin engkau mulai berfikir
"Jamaklah, bila aku main mata dengan aktifis perempuan bila engkau
laki-laki atau sebaliknya di celah-celah rapat atau berdialog dalam jarak
sangat dekat atau bertelepon dengan menambah waktu yang tak kauperlukan sekedar
melepas kejenuhan dengan canda jarak jauh" Betapa jamaknya 'dosa kecil'
itu dalam hatimu. Kemana getarannya yang gelisah dan terluka dulu, saat
"TV Thaghut" menyiarkan segala "kesombongan jahiliyah dan
maksiat"? Saat engkau muntah melihat laki-laki (banci) berpakaian
perempuan, karena kau sangat mendukung ustadzmu yang mengatakan "Jika
ALLAH melaknat laki-laki berbusana perempuan dan perempuan berpakaian
laki-laki, apa tertawa riang menonton akting mereka tidak dilaknat?"
Ataukah taqwa berlaku saat berkumpul bersama, lalu yang berteriak paling
lantang "Ini tidak islami" berarti ia paling islami, sesudah itu
urusan tinggallah antara engkau dengan dirimu, tak ada ALLAH disana?
Sekarang kau telah jadi kader hebat. Tidak
lagi malu-malu tampil. Justeru engkau akan dihadang tantangan : sangat malu
untuk menahan tanganmu dari jabatan tangan lembut lawan jenismu yang muda dan
segar. Hati yang berbunga-bunga didepan ribuan massa. Semua gerak harus ditakar
dan jadilah pertimbanganmu tergadai pada kesukaan atau kebencian orang,
walaupun harus mengorbankan nilai terbaik yang kau miliki.
Lupakah engkau, jika bidikanmu ke sasaran
tembak meleset 1 milimeter, maka pada jarak 300 meter dia tidak melenceng 1
milimeter lagi? Begitu jauhnya inhiraf di kalangan awam, sedikit banyak karena
para elitenya telah salah melangkah lebih dulu.
Siapa yang akan memandang ummat yang da'inya berpose lekat dengan seorang perempuan muda artis penyanyi lalu mengatakan "Ini anakku, karena kedudukan guru dalam Islam adalah ayah, bahkan lebih dekat daripada ayah kandung dan ayah mertua?"
Apa beda seorang remaja yang menzinai teman sekolahnya dengan seorang alim yang merayu rekan perempuan dalam aktifitas da'wahnya? Akankah kau andalkan penghormatan masyarakat awam karena statusmu lalu kau serang maksiat mereka yang semakin tersudut oleh retorikamu yang menyihir? Bila demikian, koruptor macam apa engkau ini?
Siapa yang akan memandang ummat yang da'inya berpose lekat dengan seorang perempuan muda artis penyanyi lalu mengatakan "Ini anakku, karena kedudukan guru dalam Islam adalah ayah, bahkan lebih dekat daripada ayah kandung dan ayah mertua?"
Apa beda seorang remaja yang menzinai teman sekolahnya dengan seorang alim yang merayu rekan perempuan dalam aktifitas da'wahnya? Akankah kau andalkan penghormatan masyarakat awam karena statusmu lalu kau serang maksiat mereka yang semakin tersudut oleh retorikamu yang menyihir? Bila demikian, koruptor macam apa engkau ini?
K.H.
Rahmat 'Abdullah (Ketua Yayasan IQRO Bekasi)
0 comments:
Post a Comment