Alif, laam, raa. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al Quran) yang nyata (dari Allah).
Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.
Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan)nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui.
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.
Menarik sekali kalau kita cermati Qur'an Surat Yusuf ini, Surat yang secara khusus dan lengkap menceritakan kisah Nabi Yusuf Alaihissalam dari sejak kecil mendapatkan mimpi sampai menjadi menteri.
Coba kita perhatikan awalan Surat tersebut dari ayat 1 sampai 3. Allah menegaskan, bahwa kisah dalam ayat - ayat selanjutnya bukanlah kisah yang sia - sia, bahkan Allah secara tegas mengatakan Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik, Kisah terbaik sebagai peneguh perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW. Kemudian cermatilah ayat penutup dari surat dari surat ini, Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.
Awal surat Allah menegaskan bahwa ini adalah kisah yang paling baik, manusia mulia dengan segala lika - liku perjalanannya, kemudian Allah menutup dengan penegasan dan penekanan kembali tentang semua kisah yang ada di dalamnya dengan kalimat Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Allah memberikan free will kepada para pembaca, mengambil hikmah atau tidak, mengambil ibroh atau melawatkan begitu saja terhadap surat ini.
Terdapat kata 'ibroh yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa indonesia sebagai pengajaran. Salah satu makna Ibroh adalah jembatan yang menghubungkan atau untuk menyebrang. Jadi kisah dalam sejarah yang diceritakan oleh Al-Qur'an menjadi penghubung antara kita hari ini dengan apa yang terjadi di masa lampau, sehingga menjadi pelajaran bagi yang membaca hari ini jika mereka menggunakan akalnya.
Dan perlu ada dalam catatan pada kita, bahwa sejarah adalah 1/3 isi Al-Qur'an. Al-Qur'an yang menjadi petunjuk hidup dan tuntutan umat islam berupa kisah - kisah yang menyejarah, ada tauhid, muamalah dan jihad di dalam kisah - kisahnya. Maka perlu kiranya kita kembali membaca surat yusuf ini sebagai refleksi kita hari ini.
Kisah Nabi Yusuf ini Allah wahyukan kepada Nabi Muhammad SAW ketika kira-kira 10 tahun masa kenabian. Nabi SAW yang saat itu mengalami kepedihan duka yang dalam, sampai - sampai dalam siroh dikenal tahun duka (Amul Huzn), Hal itu dikarenakan pada tahun tersebut Ummul Mukminin Khadijah –radhiyallahu ‘anha– dan Abu Thalib, paman Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– yang membela Nabi dari ancaman pada kafir Quraisy juga wafat. Jarak waktu kematian keduanya sangatlah dekat. Kemudian beliau berdakwah ke thaif, namun sesampainya disana mendapat sambutan ludah dan lemparan batu hingga berdarah Nabi SAW.
Bertumpuk - tumpuk kesedihan Nabi Muhammad, mengalami duka yang begitu dalam dan saat yang berat di dalam dakwahnya, Allah menurunkan kisah terbaik, Kisah Yusuf Alaihissalam sebagai peneguh dan pengokoh jiwa Nabi Muhammad SAW. Allah seolah - olah ingin menghibur, memberikan pengajaran pada Nabi Muhammad bahwa apa yang dilaluinya sama beratnya dengan apa yang dilalui oleh Nabi Yusuf Alaihissalam. Sehingga tidak pantas Nabi SAW untuk bersedih hati.
Bagaimana kesedihan yang dialami oleh Nabi Yusuf, sejak kecil dijauhkan oleh saudara - saudaranya yang iri kepadanya, menurut hasan albashri ira - kira 80 tahun. Dibuang di dalam sumur dan kemudian ditemukan oleh khafilah dagang, dijadikan komoditas dagang budak. Hingga akhirnya dijual kepada pejabat negeri mesir, menjadi budak di kerajaan. Istri pejabat itu kemudian tergoda dan mengajak yusuf berzina, difitnah kemudian di penjara tanpa penghakiman. Di penjara kemudian berdakwah dan menafsirkan mimpi temannya dan berpesan agar disampaikan bahwa dia di zalimi. Namun sayangnya teman yang sudah ditafsirkan mimpunya dan bebas dari penjara lupa menyampaikan. Hingga akhirnya raja mempunyai mimpi dan barulah yusuf di panggil untuk menafsirkan mimpi kemudian diangkat sebagai menteri pangan saat menghadapi musim paceklik panjang di mesir.
Karena sudah kangennya kepada Orang tuanya dan saudaranya, Nabi Yusuf membuat skenario agar orang tua dan saudaranya ke mesir dan bertemu. Singkat kisah keduanya bertemu dan Nabi Yusuf mendapati orang tuanya (yaqub) sudah buta karena kebanyakan menangis meskipun ia tahu bahwa sebenarnya Nabi Yusuf belum meninggal. Kemudian Nabi Yusuf bertemu dengan saudaranya yang dahulu meninggalkannya di sumur, dan kemudian Nabi Yusuf berkata pada sauda-saudaranya
لاَ تَثْرِيبَ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَ
Begitu mendalamnya kesan Nabi terhadap kisah Nabi Yusuf, sehingga dalam fathul makkah, ketika semua pembesar - pembesar quraisy telah menyerah dan berada di hadapan Nabi SAW, kemudian Nabi berkata kepada para pembesar quraisy,
“Orang-orang Quraisy. Menurut pendapat kamu, apa yang akan kuperbuat terhadap kamu sekarang?”
“Yang baik-baik. Saudara yang pemurah, sepupu yang pemurah.” jawab mereka.
Kemudian Nabi Muhammad menyitir apa yang Nabi Yusuf sampaikan kepada para saudaranya yang dulu membuangnya ke sumur dan membuat sengsara.
Beliau bersabda, “Aku sampaikan kepada kalian sebagaimana perkataan Yusuf kepada saudaranya:
لاَ تَثْرِيبَ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَ
‘Pada hari ini tidak ada cercaan atas kalian. Allah mengampuni kalian. Dia Maha penyayang.’ Pergilah kalian! Sesungguhnya kalian telah bebas!” (as-Sirah an-Nabawiyah oleh Ibnu Hisyam, 5/74).
Waulallhu 'alam bishowab
tulisannya menarik, semenarik kisah nabi yusuf yang tak pernah bosan diambil hikmahnya. ada gak har riwayat shahih yang menyebutkan kalau nabi yusuf menikah dengan zulaikha?
ReplyDelete