Waktu semakin dekat, apa yang telah kita perbuat ?
Treet....tet...tet...tet...., Bunyi terompet silih bersautan mengiringi ledakan petasan di angkasa. Semua orang bersuka cita menyambut tahun baru, mereka rela begadang samapai dini hari hanya untuk sekedar meniup terompet pada jam 00.00 dan 1 januari. Namun, apakah semua itu bermanfaat bagi kehidupan satu tahun mendatang ?. Perayaan dan semua acara penyambutan tahun baru itu tidak akan ada artinya apa – apa jika kita tidak melakukan perubahan diri. Maka, tahun baru tidak akan bermakna tanpa ada sesuatu yang baru. Pertanyaan sekarang, tahun baru apa yang baru ?
Ada pernyataan yang menarik dari sahabat Abdullah bin Mas'ud ra “ Tak ada yang lebih aku sesali dari sesuatu hari dimana matahari tenggelam, jatah umur ku berkurang sementara amalku belum bertambah”. Imam hasan al – Bashri pernah membuat perumpamaan “ Wahai anak adam, pisau sudah diasah, dapur api telah dinyalakan, sedangkan domba masih sibuk menikmati makanan “.
ada benang merah dari kedua penyataan ulama' di atas, bahwa seharusnya setiap orang selalu memperbaiki amal perbuatannya seiring berjalan dan bertambahnya umur. Sebelum penyesalan datang, karena sesungguhnya malaikat maut telah siap – siap mencabut nyawa setiap bani adam kapan pun tanpa melihat sudah baik atau buruk amal setiap orang. pertanyaannya, sudahkah cukupkah bekal kita jika ada panggilan dari Allah ? atau kita seperti domba yang masih bersenang - senang tanpa mempersiapkan bekal.
Apakah yang kita lakukan dalam menyambut tahun baru ini ? berpesta por, berpesta kembang api dan meniup terompet sampai dini hari. atau kita menyambut dengan penuh instropeksi diri, bahwa umur kita semakin pendek sedang masih banyak dosa dan kesalahan yang kita perbuat. golongan yang manakah kita ? semoga kita tidak hanyut dalam perayaan yang semakin menjauhkan kita dengan Allah, berpesta padahal jarak antara ajal semakin dekat.
Waktu semakin dekat, tapi kita lebih sering maksiat.
waktu telah berlalu, tapi kita tak bisa belajar dari masa lalu.
Dunia semakin jauh, tapi kita masih ikut riuh meramaikannya.
Dunia semakin jauh..
Bekal Apa yang telah kau siapkan ?
Ada pernyataan yang menarik dari sahabat Abdullah bin Mas'ud ra “ Tak ada yang lebih aku sesali dari sesuatu hari dimana matahari tenggelam, jatah umur ku berkurang sementara amalku belum bertambah”. Imam hasan al – Bashri pernah membuat perumpamaan “ Wahai anak adam, pisau sudah diasah, dapur api telah dinyalakan, sedangkan domba masih sibuk menikmati makanan “.
ada benang merah dari kedua penyataan ulama' di atas, bahwa seharusnya setiap orang selalu memperbaiki amal perbuatannya seiring berjalan dan bertambahnya umur. Sebelum penyesalan datang, karena sesungguhnya malaikat maut telah siap – siap mencabut nyawa setiap bani adam kapan pun tanpa melihat sudah baik atau buruk amal setiap orang. pertanyaannya, sudahkah cukupkah bekal kita jika ada panggilan dari Allah ? atau kita seperti domba yang masih bersenang - senang tanpa mempersiapkan bekal.
Apakah yang kita lakukan dalam menyambut tahun baru ini ? berpesta por, berpesta kembang api dan meniup terompet sampai dini hari. atau kita menyambut dengan penuh instropeksi diri, bahwa umur kita semakin pendek sedang masih banyak dosa dan kesalahan yang kita perbuat. golongan yang manakah kita ? semoga kita tidak hanyut dalam perayaan yang semakin menjauhkan kita dengan Allah, berpesta padahal jarak antara ajal semakin dekat.
Waktu semakin dekat, tapi kita lebih sering maksiat.
waktu telah berlalu, tapi kita tak bisa belajar dari masa lalu.
Dunia semakin jauh, tapi kita masih ikut riuh meramaikannya.
Dunia semakin jauh..
Bekal Apa yang telah kau siapkan ?
0 comments:
Post a Comment