Wiranto jadi tukang becak
Betapa kagetnya sore hari ini, melihat Mewujudkan
Mimpi Indonesia yang ditayangkan RCTI, Jumat (7/2/2014). Salah
satu orang yang telah mendeklarsikan dirinya menjadi capres RI menyamar menjadi
Tukang Becak. Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto beraksi dengan pakain ala
tukang becak di daerah solo. Pengennya sih menjaring aspirasi rakyat bawah,
kalau dulu raja menyamar jadi rakyat kecil dan berbaur di pasar. Wiranto
memilih jadi tukang becak untuk mengetahui bagaimana keadaaan masyarakat bawah.
Wiranto yang menggandeng Harry Tanoe dalam pencalonan presiden ini talah
memainkan media yang dikuasinya, MNC.
Kampanye yang
unik dari Capres yang memiliki media. Seperti yang kita ketahui, Bakrie dan
Surya paloh yang punya TVone dan Metro TV belum melakukan hal itu. Namun
sayang, apa yang telah di lakukan oleh Wiranto tidak mendapat pujian dari
masyarakat, meskipun klaimnya mendapat dukungan. Justru kalau kita lihat di
media, banyak cercaan dan cibiran dilontarkan masyarakat dunia maya. Ternyata masyarakat
sudah mulai cerdas dengan tidak percaya dengan apa yang ada di media. Masyarakat
sudah sering disuguhi tayangan yang serupa, sehingga justru banyak kecurigaan
yang ada.
Kalau kita cermati,
memang tidak salah jika masyarakat curiga dengan acara tersebut. Sebab banyak
sekali kejanggalan yang terdapat di acara tersebut. Kalau anda melihat langsung
acara tersebut, maka tidak susah untuk meraba kejanggalan yang ada.
1.
Tukang
becak
Kalau
kita tahu dunia per-tukang becak-an, maka kejanggalan akan sangat terlihat. Dalam
dunia per-tukang becak-an, semua tukang becak memiliki wilayah operasi becak
masing-masing. Sehingga tidak semua orang tukang becak bisa beroperasi di
sembarang tempat. Apa yang dilakukan dalam acara wiranto adalah kesalahan
fatal. Bagaimana mungkin seorang tukang becak baru belum pernah dikenal para
tukang becak lain, dengan santainya ngobrol dan mengatakan kalau sudah narik 2
penumpang. Konyol kan? Kalau di dunia asli, bisa ribut para tukang becak. Karena
terjadi serobot penumpang dan menjajah wilayah orang lain.
2.
Bahasa
Jawa
Kalau
kita lihat, dalam acara tersebut sangat jelas kalau wiranto masih belum bisa
berbahasa jawa. Sekali pakai bahasa jawa, apakai bahasa paling kasar alian ngoko. Tapi balasandari para tukang
becak lain menggunakan bahasa jawa halus. Padahal biasanya, bahasa jawa halus
hanya di gunakan untuk orang yang lebih tua atau lebih terhormat. Jadi sangat
jelas settingan acara tersebut. Selama ini, kalau yang mengajak pakai bahasa
jawa ngoko, pasti jawabnya juga ngoko.
3.
Kamera
tersembunyi
Kamera
tersembunyi? Kog rasanya tidak yakin. Kualitas gambarnya tanpa getar dan sangat
jelas. Tidak seperti mengambil gambar dari cara yang tersembunyi. Waktu wiranto
mengayuh becak dengan ada penumpang, sangat pelan. Bayangkan, kalau kemudian di
ikuti pakai mobil dengan kamera tersembunyi. Apa tidak diklakson mobil yang ada
dibelakangnya?. Kemudian juga soal lalu lintas jalan raya, kog sepi banget
ya..?. aneh kan?
4.
Ending
yang aneh
Pada
saat ending, wiranto kemudian membuka penyamarannya. Tiba-tiba banyak orang
berkerumun mendekati wiranto. Dimana anehnya? Ketika terjadi obrolan antara
wiranto dengan tukang becak, sekitar tempet mereka sangat sepi. Selain itu,
obrolannya pun sangat pelan, Cuma di dengar oleh mereka sendiri. Namun ketika
percakapan di tutup dengan penyamaran wiranto yang di buka, semua orang muncul
dan mengerumuni. Padahal yang diajak ngobrol wiranto tidak teriak ke orang –
orang kalau ada wiranto di situ. Sepertinya semua orang tahu dan langsung menyerbu.
Inilah pemilu kita hari ini. Semuanya
bisa diatur. Soal pencitraan. Maka capres yang mempunyai media lebih kelihatan,
meskipun kerja nyatanaya tidak pernah terlihat.
Dunia ini panggung sandiwara
Cerita yang mudah berubah
Kisah Mahabarata atau tragedi dari Yunani
Setiap kita
dapat satu peranan
Yang harus kita mainkan
Ada peran wajar ada peran berpura pura
Mengapa
kita bersandiwara
Mengapa kita bersandiwara
Peran
yang kocak bikin kita terbahak bahak
Peran bercinta bikin orang mabuk kepayang
Dunia ini penuh perananDunia ini
bagaikan jembatan kehidupan
Mengapa
kita bersandiwara
Mengapa kita bersandiwara
Dunia
ini penuh peranan
Dunia ini bagaikan jembatan kehidupan
Mengapa kita bersandiwara
0 comments:
Post a Comment