Saya jadi tertarik
untuk menuliskan ini setelah beberapa minggu yang lalu jalan - jalan ke Kampung
Ilmu, kompleks penjualan buku - buku baru harga bekas atau buku bekas dan
bajakan. Salah satu dari buku yang kemudian menarik perhatian saya setiap kali berkeliling
dari lapak ke lapak adalah buku karangan H.O.S. Cokroaminoto. Setelah Film
tentang biografi meluncur meramaikan perfilman nasional. "Sosialisme
Islam", begitu judul buku itu, buku sekitar 50 halaman (saya belum buka
bukunya) itu membahas Sosialisme dari kacamata islam menurut H.O.S.
Cokroaminoto. Ada beberapa hal yang mungkin bisa kita kaji lebih mendalam
tentang buku itu. Pertama, kata "Sosialisme" yang kemudian
disandingkan dengan "islam". Kedua, apakah fusi sosialisme dan islam
menjadi gerakan baru ditengah umat ?. ketiga, bagaimana islam memandang
sosialisme itu sendiri ?.
Kemunculan
Sosialisme
Istilah
Sosialisme sendiri baru dikenal pada tahun 1830 di Perancis. Sebab, seperti
yang kita ketahui bahwa sosialisme sendiri merupakan turunan dari ajaran –
ajaran Karl Max. Dasar dari ajaran – ajaran max sendiri dipengaruhi oleh filsuf
Hagel dengan materealisme dialektis dan menjadikan materi sebagai esensi dari
kesemua hal yang ada di dunia ini. Meskipun Marx sendiri tidak pernah
membakukan apa yang ia pernah tulisan dalam tiga pokok pikirannya, Pertama
adalah filsafat Materialisme, asas pokok filsafat ini, berdiri tegak di atas
landasan Materialisme dialektika dan Materialisme historis. Kedua, ekonomi
politik dan Ketiga adalah konsep ketatanegaraan dan pandangan revolusi adalah
ajaran resminya. Adalah Friedrich Engels yang kemudian membukukan dan membakukan
ajaran Karl Max menjadi ajaran baku Marxisme. Menurut Karl Marx dan Friedrich
Engels, sosialisme merupakan sintesa dari Kapitalisme, ia ada sebagai jawaban
atas terbentuknya sistem kelas dalam masyarakat (Borjuis dan proletar) menuju
kesimbangan tatanan masyarakat.
Pemikiran mereka merupakan tafsiran atas
realita yang ada pada masyarakat eropa setelah dark age menuju masa renaissance.
Seperti yang kita ketahui, bahwa efek dari masa pencerahan eropa adalah
berkembangnya ilmu pengetahuan yang kemudian memproduksi teknologi modern.
Sehingga, pada tahun 1750 – 1840 terjadi revolusi industry besar – besaran di
eropa terutama di Inggris dan Perancis. Akibat dari revolusi industry ini
adalah munculnya industry – industry besar yang hanya dikendalikan sekelompok
orang yang kemudian menjadi kesenjangan kelas antara kaum borjuis dan buruh.
Para pemegang modal dengan kapitalisme-nya menjadikan jurang kesenjangan
semakin menganga dengan tidak dipedulikan nasib para buruh. Para buruh di
eksploitasi dengan jam bekerja sehari selama 12 jam dengan gaji yang sangat
minim.
Singkat ceritanya, pada perkembangan tatanan
dunia baru, ajaran Marx klasik sudah dianggap tidak relevan seperti yang pernah
diprediksi oleh Karl Marx. Dimana pada ramalan Marx akan terjadi kericuhan
akibat semakin meng-hegemoni-nya kapitalisme dan pertentangan kelas yang
mengakibatkan kerusuhan, sehingga memunculkan Negara sosialisme. Merespon
tatanan baru dunia, marxisme-sosialisme merubah diri dari paham revolusianis
menjadi paham evolusianis. Variasi – variasi paham sosialisme yang berkembang
menjadi jauh dari ajaran utama marxisme, antara lain adalah Anarkisme,
Komunisme, Marhenisme, Marxisme dan Sindikalisme.
Namun, dari semua evolusi dan varian – varian
yang muncul itu, dapat dituliskan tentang tujuan dari sosialisme itu sendiri adalah untuk
mewujudkan masyarakat sosialis dengan jalan mengendalikan secara kolektif
sarana-sarana produksi dan memperluas tanggung jawab negara bagi kesejahteraan
rakyat. Prinsip pelaksanaannya sebagai berikut:
1.
Kebebasan individu/hak sipil dijamin dan dilindungi oleh
pemerintah
2.
Jaminan keamanan ekonomi bagi semua warga melalui sistem
kesejahteraan
3.
Mencapai kesamaan dan pemerataan kesejahteraan ekonomi dengan
jalan peningkatan pendidikan, kebudayaan dan kebiasaan sosial
4.
Semua keputusan ekonomi, politik, pemerintahan, dan sosial harus
mendapat persetujuan para warga melalui partisipasi mereka dengan aktif
5.
Semua sarana yang melayani keperluan masyarakat umum ada
ditangan negara
6.
Tujuan dicapai secara demokratis, berangsur-angsur,
revolusioner, etis konstitusional, dan damai
7.
Membayar kompensasi kepada masyarakat dalam periode peralihan
menuju masyarakat persemakmuran social
Sosialisme
Islam
Sebenarnya saya sedikit ragu
untuk kemudian menuliskan benang merah dari sosialisme islam, melihat
keterbatasan bahan bacaan dan keahlian bidang pemikiran. Namun saya disini
ingin sedikit menuliskan kegundahan terhadap “aliran baru” yang menisbatkan sosialisme
kedalam diri islam. Mungkin akan sama juga dengan penisbatan Marxis –
leninisme, menisbatkan ajaran marxisme kepada lenin yang mengejawantahkan
dengan caranya sendiri dan pasti sedikit berbeda dengan marx sendiri. Sehingga
dari yang saya pahami atas sosialisme islam adalah penisbatan ide – ide sosialisme
ke dalam tubuh islam dengan mencari justifikasi Al – Qur’an dan As – sunnah. Setidaknya
ada dua pemikir besar islam pada masanya yang menyuarakan itu, Ali Syari’ati (1933
– 1977) dari iran dan H.O.S. Cokroaminoto di Indonesia.
"westruckness"
atau mabuk kepayang terhadap Barat dan materialism syndrome merupakan api
semangat yang menjadi bahan bakar atas ide sosialisme islam Ali Asyari’ati,
menurutnya kegilaan terhadap kemegahan materialistic yang sedang menghinggapi
dunia ketiga atau dunia islam telah menyebabkan kemunduran dan ketertindasaan
dunia islam. Sebab menurutnya, dunia modernisme yang dibungkus dengan paham
materialisme yang berkembang saat ini tidaklah mampu mengantarkan kebahagiaan
dan ketentraman hidup manusia. Bagi Ali Syari’ati, Sosialisme model marx
adalah lawan dari islam karena sudah berbeda dari dasar pemikirannya.
Sosialisme model marx berdasarkan materialism yang menjadikan materi sebagai “tuhan”
dan menolak eksistensi ruh atau ghaib yang merupakan salah satu iman Islam.
Padangan yang sama atas penolakan terhadap penindasan kaum lemah (mustad’afin)
adalah titik temu dari islam dan sosialisme. Kemudian Ali Syari’ati menguraikan
ayat – ayat Al-Qur’an yang bertemakan social dan mencari hubungan antara tuhan,
alam dan manusia dengan lebih eksploratif.
HOS Tjokroaminoto adalah seorang pendiri
dan sekaligus ketua Sarekat Islam (SI), beliau menulis buku “Islam dan
Sosialisme” yang di ketangahkan ke masyarakat dan intelektual muslim
saat itu. menurut kacamatanya, sosialisme punya misi kuat untuk kepentingan
rakyat, terutama kaum buruh, petani dan kelas pekerja lainnya. Sehingga dari
kesamaan ide dan misi sosialisme itu, kemudian H.O.S Cokroaminoto menawarkan
sebuah gagasan sosialisme Islam. “Sosialisme yang wajib dituntut dan
dilakukan oleh umat Islam, dan bukan sosialisme yang lain, melainkan sosialisme
yang berdasar kepada azas-azas Islam belaka.”
Seperti yang kita ketahui, Islam secara tegas melarang (mengharamkan)
riba (woeker), dan dengan begitu, otomatis Islam menentang keras kapitalisme
yang merupukan musuh utama sosialisme.
Benang Merah
Sosialisme Islam
Seperti yang telah sedikit di singgung
sebelumnya, bahwa sosialisme muncul sebagai bentuk keseimbangan dari
Kapitalisme yang berdasarkan materialism marx yang terilhami dari Hagel. Ajaran
materialis yang mendewakan materi dan meniadakan ruh adalah lawan dari ajaran
islam yang menempatkan ruh / ghaib sebagai bagian dari ajaran yang harus di Imani.
Pada titik ini, antara materialism dan islam menjadi musuh yang langsung
berhadapan. Sosialisme yang merupakan ideology baru yang muncul akibat dari
revolusi industry menunjukan bahwa ajaran islam dengan segala ajaran sosialnya
telah lebih dahulu mengajarkan untuk memperjuangkan nasib kaum tertidas (kaum
Mustadh’afin).
Maka disini, kita mendudukan Islam sebagai
suatu ideology besar yang lebih dahulu ada sebelum ajaran sosialisme ada. Sehingga,
sebenarnya ajaran tantang perlindungan dan pembelaan kepada kaum tertindas
telah lebih terimplementasikan meskipun bukan dengan nama sosialisme. Sehingga jika
kemudian hari dianggap ada teori yang dapat menjelaskan dengan lebih
eksploratif dari sisi ajaran social islam (entah sosialisme atau yang lain di
kemudian hari) bukanlah sosialisme islam yang kemudian dicarikan dalil ayat –
ayat Al-Qur’an. Sebab, jika kita lihat lebih jauh, semua ideology dari
permukaan kulit luarnya akan terlihat sama dengan mengusung sesuatu yang
universal. Sifat Islam yang universal bisa jadi disisi lain sama dengan
sosialisme, bisa jadi humanism, dan juga komunisme yang terlihat saling
bertentangan.
Maka sejatinya antara islam dan sosialisme
tidak pernah ada singgungan, perkenalan atau interaksi. Sehingga tidak pernah
bertemu untuk saling duduk antara sosialisme dan islam. Hal ini disebabkan
sosialisme berada dalam ruang sendiri dan Islam juga berada di dalam ruang
tersendiri yang terpisah dari Sosialisme. Tidak pernah saling memahami dari
antar kedua ideology tersebut menyebabkan sosialisme tidak dapat bersanding.
Seperti ungkapan Marx sendiri yang menganggap Agama sebagai candu masyarakat
adalah akibat marx tidak memahami islam. Pernyataan tersebut muncul akibat
pembacan sejarah intelektual barat yang mengalami penindasaan dari gereja dan
agama menjadi legimitasi atas perbuatan penindasan. Padahal islam sangat jauh
dari apa yang pernah diungkapkan oleh marx.
Dari hal diatas dapat kita cari benang merah
antara sosialisme dan islam. Bahwa kedua ideology ini tidak mungkin dapat
disatukan karena mempunya world view masing – masing yang saling bertentangan. Adapaun
kesamaan misi atas pembelaan terhadap kaum mustadh’afin bukanlah sebuah alasan
yang dapat dijadikan sebagai dasar adanya aliran baru sosialisme yaitu
sosialisme islam.
Surabaya, 24 Mei 2015
1:12 AM
0 comments:
Post a Comment