Prabu Bramangkoro kasmaran
Namanya
juga sudah cinta, apapaun kan dikerjakan jika sudah menjadi keinginan. Apalagi
masalah wanita. Semua akan dikerjakan, tidak peduli dengan segala rintangan.
Rawe – rawe rantas, malang – malang putung. Alkisah adalah Prabu Bromangkoro
sudah sangat rindu akan kekasih hati yang kan dijadikan istri untuk mendampingi
duduk bersama di Kerajaan Klajang Langit. Sang prabu sudah menambatkan hatinya
pada putri cantik jelita yang ternyata juga menjadi incaran banyak Ksatria.
Meskipun Prabu Bramangkoro adalah “Buto” yang sangat menyeramkan bagi sebagian
orang, tidak menyurutkan langkahnya agar bisa mendapatkan putri Dewi Rara
Ireng. Segala cara ditempuh. Akhirnya jalan yang dilalui adalah dengan menculik
sang Putri dari Negara Ndarawati.
Langsung
saja ke TKP...>>>> (loh.. mirip acara yang di teve)
“togog
!!”, Suara menggelegar memenuhi halaman kerajaan Kijang Langit.
“Sendika
dawuh probo bramangkoro”, pekik togog tergopoh – gopoh sambil lari membetulkan
kain sarungnya yang kedodoran.
“dan
kamu mbelo !!!”
“Siap
ada apa boss”, suara mbelong tidak begitu jelas karena berteriak dengan nafas
tersengal – sengal lari menuju gelegar suara Prabu bramangkoro.
“Gog.. togog, hari ini kamu akan aku ajak
bicara sesuatu yang telah lama ingin aku bicarakan” kata prabu bramangkoro
“Ada
apa Prabu” jawab togog
“
Negera klijang langit yang aku pimpin ini rasanya sepi sekali dan tidak ada
wibawanya. Kamu sudah tahu sendiri,
karena para senopati pemangku kekuasaan sudah mulai menghilang sama
sekali. Tanpa sisa. Tidak mempunyai wibawa. Karena tidak ada pengaruhnya
antara yang dipimpin dengan yang
memimpin. Oleh karena kegelisan itu, aku ingin melengkapi seluruh persyaratan
menjadi ratu dan menambah wibawa ku. Dan satu yang aku inginkan adalah Putri
daerah NDarawati, putrinya basudewa.
Kira – kira bagaimana pendapat mu,
gog ?
Togog
menjawab dengan gaya diplomatis, “ di dunia ini sudah ditentukan jodoh, musim “
“Maksudnya
?”, prabu kaget dengan jawaban togog yang menohok sekali, meremehkan.
“
Misalnya, jodoh itu seperti, si bambang dapat pasangan endang, satrio itu
jodohnya dengan putri. Raksasa dengan
raksasa. Hewan dengan hewan.” Tambah togog berargumentasi.
“
Dan saya lihat, anda itu sifatnya seperti raksasa. Apakah bisa mendapatkan
putri cantik jelita dari ndarawati. Putri dewi rara ireng”
“
tapi kitakan juga tetap wajib usaha tho gog ?”
“
Barang siapa yang akan berusaha sungguh – sungguh, pasti akan mendapat apa yang
telah menjadi harapannya itu “, Prabu Brama semakin menguatkan diri dengan
penuh optimis.
“
Maaf BOSS”, togog sedikit merendahkan suara.
“
saya ingin mengatakan sesuatu kepada anda. “, mbelong mencoba memberi harapan
pada prabunya.
“
ada apa long ?”
“Kalau
menurut saya, prabu akan melamar dewi rara iring itu tidak akan terwujud”,
mbelong mempertegas jawabannya.
“
Koq bisa – bisanya kamu ngomong seperti itu. Apa dasarnya ?”, Prabu Bramangkoro
masih kesal dengan jwaban mbelong.
“
sudah jelas, anda itu kayak monster. Dewi rara ireng iku putri cantik jelita.
Sudah pasti tidak akan bisa”.
“
Kamu itu meremehkaan kemampuan dari ku”
“coba
lihat. Aku ini kaya, aku mempunyai wibawa, aku mempunyai kekuasaan”, Prabu
Bramangkoro ingin menunjukan kehebatan dan kelebihannya.
“Wahhhh,
jangan disamakan wanita dahulu dengan wanita sekarang. Tidak semudah itu. Sulit
untuk ditebak. Ada seseorang yang pengen sama seorang direktur. Eh.. ternyata
akhirnya hanya dapat seorang tukang listrik bagian gulung kabel”. Tangkas
Mbelong segera sambil merasa menang dalam dirinya.
“
oleh karena itu, menurut hemat saya. Anda dapat memiliki dewi rara ireng. Tapi bukan
dengan cara melamarnya”. Gaya mbelong bak seorang penasehat raja.
“Bagaimana
caranya mbelong?”, Prabu penasaran setengah mati.
“
di Culik”
Diculik?”,
kaget dan tercengang dengan ide gila dari kroco
– kroconyaa.
“Ya,
diculik. Nanti akan saya tunjukan sebuah jalan langsung menuju daerah
Ndarawati”, mata mbelong berbinar memancarkan bintang – bintang seperti adegang
kartun – kartun.
“bagaimana
menurut analisa mu gog ?”
“
dari tadi kelihatan sangat serius sekali”, prabu mencermati raut wajah togog
penuh keseriusan dan menyimpan rahasia besar.
“
Begini Prabu, kalau anda memang berniat untuk menculik dewi rara ireng, maka
ingatlah. Bahwa Ndarawati mempunyai Ratu bernama kresna. Kehebatannya luar
biasa. Ilmu waskita, bisa tahu
sebelum kejadian. Kita punya krenteg
niat saja dia akan segera tahu niat kita. Perlu waspada”
“Bagaimana
menurut pendapat mu long ?”, seketika
wajah prabu menjadi galau tingkat angkut. Antara mimpi, harapan dan kenyataan
yang harus dihadapi.
“Kalau
memang ingin mewujudkan cita – cita dan harapan jangan disisipi oleh keraguan”, Tegas Mbelong dengan nada yang cukup tinggi. Harus
optimis, berangkat sekarang.
“
Tak terima saran mu long, aku tidak
akan bisa memiliki dewi rara ireng kalau dengan melamarnya. Maka tak ada cara
lain selain dengan menculiknya dan akan ku jadikan pasangan hidup ku “. Sekejap
saja sudah tidak ada sosok preabu dari hadapan mbelong dan togog. Terbang
seperti burng secepat jet.
“Mari
kita bertaruh gog. Apakah nanti
berhasil menculik dewi rara ireng atau tidak”, suara mbelong memecahkan suara
keheningan setelah kepergian prabu.
“
Kamu pandai sekali untuk membuat lubang kuburan untuk gusti mu sendiri”, mbelong sedikit marah dan heran dengan cara
berfikir togog.
“
Lagian sudah diberi tahu tidak tahu diri. sudah tahu di itu monster “Buto” kog masih pengen bersanding dengan
dewi rara ireng yang jadi incaran Ksatria sejagad “
“
tunjukan jalan ke Ndarawati”, gertak togog
“
gak usah ikut, biar aku yang ikut kesana. Kamu di sini saja gog” jawab mbelong mencoba menenagkan.
“
Okelah loung, cepet segera terbang
kejar prabu mu. Jangan sampai prabu salah jalan”, perintah togog khawatir
dengan keadaan prabu.
“Aku
tidak punya sayap untuk terbang gog”,
jawab mbelong.
“apa
kamu sudah lupa dengan ilmu yang dulu pernah tak ajarkan bagaimana cara terbang
kayak burung garuda“, tambah togog kesal minta ampun dengan kelakuan mbelong.
“Oh..
iya gog. Okelah. Aku berangkat dulu gog. Tunggu kabar dari ku saja”, jawab
mbelong sambil melambaikan tangan.
Wuss segera meloncat dan terbanglah mbelong mengejar
Prabu “buto” Bramangkoro
*****
Taman
Kerajan Ndarawati sangat nyaman untuk bercengkrama, penuh bunga mawar dan
anggrek. Udaranya masih bersih karena memang sang empunya kerajaan konon
pemrakarsa gerakan penghijauan untuk mengurangi emisi dari roket yang biasa
dibuat terbang ksatria karbitan. Tanpa
dinyana Prabu Baladewa bersama sengkuni dan durna datang mengujungi Prabu
kresna sang pemeimpin Kerajaan Ndarawati.
“Prabu
Batara Kresna, anda sudah mengetahui tentang apa yang telah manjadi niatan ku
bersama Pandito Durna dan Patih Sengkuni ke sini ? “, Prabu baladewa mengawali
pembicaraan.
“Kenapa
prabu datang kesini tanpa memberi tahu dahulu?”, Kresna mencoba basa – basi
memcairkan suasana.
“Gak
usah basi-basi kamu, memang kami datang tanpa memberi tahu, karena ini sangat
penting”, sergah Baladewa memotong pembicaraan.
“tenang
Prabu Baladewa, sebenarnya tadi aku ingin meneruskan pembicaraan. Eh, malah
dipotong sebelum selesai”.
“setidaknya
kalau memberi tahukan bisa tak siapkan sajian jamuan istimewa. Apalagi bersama
patih sengkuni dan Pandito Durna. Sebagai Raja Ndarawati kan bisa menurunkan
gengsi”, tambah kresna
“tidak
apa tidak ada suguhan dan apapun itu, aku hanya ingin berbicara masalah
penting. Menyangkut masa depan rara ireng dan orang yang bersama ku”, Prabu
Baladewa yang sudah tidak mempan dengan basa – basi memasang wajah serius.
“Bagaimana
Kabarmu Setyaki?”
“baik
kakang”, jawab setyaki singkat.
“secara
resmi aku ingin mengucapkan selamat datang di kerajaan ndarawati. Selamat
menikmati keindahan tamannya. Meskipun tanpa jamuan”, Prabu Kresna menunjukan
wibawa sebagai prabu yang disegari kerajaan tetangga.
“Tidak
masalah Kresna, adik ku”, kata Pandito durno sok kenal sok dekat.
“langsung
saja pada permasalah inti. Bahwa kedatangan kami kesini adalah ingin menanyakan
adikmu yang juga adik ku. Si Dewi Rara ireng.”
memang
antara prabu Kresna dan Prabu Baladewa masih punya hubungan keluarga.
Sebenarnya dulu Rara ireng pernah ikut kakanya Prabu baladewa, namun tidak
betah. Sikap Baladewa yang sok ngatur tidak disenangi anak muda macam Rara
ireng yang senagnya ingin bebas menikmati masa muda. Kemudian Rara ireng
memliih pregi dari kerajaan Maduro ke kerajaan Ndarawati dan ikut kakak yang
satunya yaitu Prabu Kresna. Memang sifat kresna dan baladewa bagai air dan api,
minyak dan air, kucing dan kucing dan lainlain.
“kakang
Cuma khawatir dengan keadaan dan nasib Rara Ireng, jangan sampai adik
satu-satunya kakang itu hidup sengsara penuh derita. Tidak bisa menikmati masa
muda”, Baladewa membuka dialog penting pagi ini.
“meskipun
kakang kresna adalah raja di kerajaan ndarawati dan aku adalah raja di kerajaan
maduro meskipun daerahnya kecil. Aku yang di katakan galak sehingga Rara ireng
tidak mau ikut dengan ku. Semuanya tidak akan ku masukan kedalam hati ku,
karena pada dasarnya aku sangat sayang pada adik ku”, kata Baladewa semakin
serius dan menjurus.
“begini
kakang, seperti yang telah kita
ketahui bersama. Bahwa umur adik kita sekarang, si rara ireng itu sudah menginjak
usia 20 tahun. Ibarat bunga sudah mulai menampakkan bunganya yang sangat sexy dan menggoda para kupu dan kumbang
untuk segera menghampiri”, Baladewa semakin menggiring pembicaraan pada titik
yang sangat jelas.
“Sudah
saatnya ada yang akan meming Rara ireng, menjadikannya pendamping hidup.
Melanjutkan keturan trah ningrat kita. Seumpama ada yang akan melamar adik mu
rara ireng itu. Kriterianya seperti apa ?. Pengennya nanti kakang punya adik
ipar yang seperti apa ?. to the point, jelas, terang apa maksud dari kedatangan
Prabu Baladewa bersama Sengkuni dan Durna.
“Kakang prabu, perjodohan jaman sekarang
dengan jaman dulu sudah berbeda. Ibarat barat dan timur. Jauh bedanya. Anak
muda jaman sekarang beda dengan anak muda jaman dulu. Kalau jaman dulu, kalau
dulu jodoh itu dicarikan orang tua mau tidak mau. Naka harus ikut apa kata
orang tua. Perjodohan anak itu tidak dapat dipaksa, jaman yang semakin maju
seperti sekarang itu jodoh menjadi pilihan sang anak. Orang tua hanya
memberikan restu pada anak”. Jalas Prabu kresna penuh kebijaksanaan melihat ada
gelagat yang tidak beres.
“okelah,
tak terima apa yang menjadi penjelasan mu tadi”.
“sebelum
tak jelaskan dengan gamblang apa yang menjadi tujuan ku kesini. Aku hanya ingin
bertanya satu hal”, baladewa meninggikan suaranya tanda emosinya sudah keluar.
“pertanyaan
apa itu Prabu Baladewa ?”, Kresna coba merendah.
“menerut
pengamatan mu yang setiap hari bertemu dan tahu tingkah laku si rara ireng.
Apakah adik ku, si rara ireng sudah punya kekasih yang singgah di hatinya ?”,
lanjut baladewa.
“kakang
prabu, untuk masalah pribadi sampai sedetail tentang rara ireng, aku tidak
tahu. Tapi, kalau dilihat dari gelagatnya beberapa minggu terakhir ini adik ku
si rara ireng sudah dekat dengan si Arjuna alias Permadi. Seharusnya prabu
sebagai kakak dari rara ireng bisa menagkap isyarat yang telah ada saat dikmu
masih kecil memang sudah dekat dengan si Arjuna itu. Jadi sedikit pengertianlah
kan hal itu”, kresna coba memberi sedikit pengertian kepada baladewa yang
mmulai tidak senang dengan jawaban yang tidak sesuai harapannya.
“
Ya, memang benar kakang. Tapi yang
namanya dekat itu belum tentu jodohnya. Meskipun ke mana – mana diantarkan. Di
facebook pasang status pacaran atau tunangan, foto berdua berangkulan,
ditotnton semua orang meskipun datang untuk melamar ke orang tua belum berani.
Memang anak muda sekarang itu sperti itu. Geer banget. Kalaupun minta
diantarkan keluar angkasa, planet merkurius juga pasti akan diantarkan. Jadi
jangan tergesa – gesa dalam mengambil kesimpulan bahwa nantinya si Arjuno itu
jodohnya si Rara ireng.”, baladewa mulai mengeluarkan analisanya terhadap
perkembangan jaman sekarang dan korelasinya terhadap perjodohan.
“Bahwa
jodoh itu ada beberapa hal yang mengikutinya, dengan semua. Termasuk kamu
setyaki, ingatkan prabu mu iku.”
“
Durna, ada berapa jodoh itu ?” lanjut Baladewa.
“Maaf
semuanya. Bukan maksud menggurui atau palah bahasanya. Bahwa jodoh itu ada
beberapa namanya. Pertama adalah jodoh Air. Maksudnya adalah nikah tahun ini,
tahun depan sudah cerai.itu seperti jodohnya orang yang sedang berwisata
kemudian menikah dan selanjutnya bercerai karena pulang kampung. Itulah jodoh
air, terbatas waktu. Kedua adalah jodoh Api, yang berarti perjodohan. Sifat
api, panas. Jadi, ada uang panas, gak ada uang tambah panas. Ada rezeki selalu
cek-cok, gak ada rezeki juga cek-cok. Ketiga adlah jodoh angin. Ukuran cintanya
ada yang panjang dan juga ada yang pendek. Melihat ada cewek cantik langsung
diajak hubungan terus dibayar. Setelah itu sudah selesai. Itulah jodoh angin”,
jelas Pandito Durno panjang lebar seolah merangkum teori cinta sternberg yang
telah menerangkan bahwa ada tiga yang menjadi awal cinta. Ikatan, hubungan,
komitmen.
“Seperti
yang telah dijelaskan panjang lebar oleh Durno tadi, kadatangan kami ke sini
adalah untuk menjodohkan adik ku, si rara ireng dengan putra Prabu salya. Prabu
Duryudono narendo dari Kerajaan Ngastina. Juga mertua ku, Prabu salya ingin si
Bruwi Sworo itu dijodohkan dengan rara ireng. Dia tidak bisa bisa tidur siang
malam karena kepikiran terus. Maka aku ingin meminta si rara ireng nanti
dijodohkan dengan si Bruwi Sworo”, Prabu Baladewa menutup pembicaraan menanti
tanggapan dari Kresna tentang masalah ini.
“masalah
urusan nanti bagaimana tanggapan rara ireng masalah nanti, tapi sekarang aku
minta serahkan rara ireng kepada ku. Meskipun selama ini kakang merasa punya
hak wali untuk menikahkan si rara ireng. Tapi ingatlah, bahwa aku juga punya
hak untuk menikahkan adik ku, si rara ireng”, lanjut Prabu Baladewa tidak
memberi kesempatan Kresna menjawab dan semakin tertekan.
“aku
pengen ada tanggapan dari mu. Tapi setuju gak setuju, rara ireng hari ini
haruslah ikut aku. Akan tak jodohkan dengan adik ipar ku, si Buri Swara”,
semakinkeras suara dari baladewa menggertak Kresna.
“Begini
kakang, bukankah perjodohan itu nanti
jika dipaksakan akan menimbulkan dampak di belakangnya?. Apapun kalau
dipaksakan hasilnya tidak akan menjadi lebih baik, tapi sebaliknya”, kresna
mencoba membuka jalan musyawarah jangan sampai ada pemaksaan perjodohan pada
adiknya.
“dulu
Rara Ireng pernah mengatakan kepada ku, bahwa perjodohan itu bukan hanya
masalah jodoh secara lahir. Tapi juga masalah batin, hati. Aku sangat berharap,
nantinya keturunan dari si Rara Ireng adalah anak yang hebat. Bahwa anak yang
hebat itu juga dipengaruhi oleh siapa yang akan melahirnak dan menanam benih.
Jadi tidak bisa sembarangan apa yang menjadi jodoh Rara ireng”.
“benih
yang ditanam itu sangat dipengaruhi dari manak dia mendapat makanaan, karena
makanan itu yang nantinya menjadi sperma. Kalau makanan yang dimakan iru dari
sesuatu yang haram maka hal itu sangat berbahaya. Generasi yang keluar sudah
tercampur dengan barang yang haram. Jangan hanya dilihat kayanya saja, tapi
coba lihat juga dari mana mendapat kekayaannya, bagaimana caranya. ”, imbuh
sang Prabu Kresna meninggikan suaranya.
“Apakah
kamu akan menjadikan sengsara adik mu ?”, bentak Prabu baladewa keras kepada
adiknya Prabu kresna.
“Bagi
ku, Rara Ireng itu paling tidak mendapat jodoh paling tidak calon raja. Ohhh..
sekarang aku tahu arah jalan pikiran mu. Kamu ingin menjodohkan si rara ireng
dengan arjuno kan ?”, Baladewa semakin menampakkan kemarahnnya.
“maaf
kakang, aku tidak ada niatan menjodohkan Rara ireng dengan Arjuno. Tapi aku
ingin tanya pada Paduka Prabu Baladewa, Apakah jaminannya si Buri Sworo itu ?”,
kresna masih mencoba meladeni dengan sabar dan tidak terpancing emosi.
“Aku
jaminanya”, tegas Prabu Baladewa.
“Buri
Sworo iku calon tunggal pengganti Raja Salya, jika Raja Salya sudah mangkat. Sekarang siapa Arjuno iku ?,
seumpama dia anak orang miskin, yatim, hidup lontang lantung gak jelas ikut kakeknya.
trus siapa yang akan bertanggung jawab ? apa kamu ingin menyengsarakan adik mu
?”, Prabu Baladewa menyombongkan diri dan meresa di atas angin.
“ha..ha..ha..ha..,
aku nguyu (tertawa. Red). Buri Sworo
iku sejak lahir sudah kaya, semua ada, hidup dalam kemanjaan. Kalau nanti jadi
pejabat, pasti tidak akan bisa cekatan, tidak mau kerja keras, tidak tahu kalau
itu uang rakyat. Seharusnya dibagikan keraknyatnya. Mungkin nanti kalau ada
uang dihadapannya pasti akan dihabiskan sendiri, kalau bisa di korupsi pasti
juga dikorupsi”, Kresna masih mencoba membalik argumen dari Baladewa.
“Beda
dengan Arjuna, dia disini merintis karier dari bawah. Mulai jadi babu pun dia
kerjakan, sehingga kalau nanti mendapat kekayaan seberapaun mesti ingat
sengsaranya jadi orang yang tidak punya.
Pasti orang yang sperti ini akan mudah membagi kesenangannya ke orang
lain dan mudah lepas dari jeratan harta dunia”, lanjut kresna
Ikuti kisah selanjutnya
0 comments:
Post a Comment